Sukses

Muhammadiyah Bakal Garap Lahan Tambang Bekas Adaro atau Arutmin, Kapan Dimulai?

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membocorkan lahan bekas tambang yang akan dikelola organisasi keagamaan Muhammadiyah.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membocorkan lahan bekas tambang yang akan dikelola organisasi keagamaan Muhammadiyah.

Bahlil menyebut, Muhamadiyah kemungkinan besar akan mendapatkan lahan tambang dari Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) milik PT Adaro Energy Tbk ataupun PT Arutmin Indonesia.

"Kemarin saya sudah ngomong, (Muhammadiyah) eks Adaro Adaro atau eks Arutmin," kata Bahlil kepada awak media di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (20/9).

Meski demikian, Bahlil tidak mengungkapkan kapan waktu penyerahan kelola bekas lahan tambang tersebut kepada Muhammadiyah.

Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir meminta semua pihak tak meremehkan atau underestimate organisasinya terkait pengelolaan izin tambang. Dia mengatakan Muhammadiyah telah memiliki pengalaman dalam membangun sekolah, rumah sakit, maupun hotel.

"Selama ini (tambang) dikuasai oleh mereka yang disebut dengan konglomerat, bergeser ke formal. Tapi jangan underestimate begitu kan, kami Muhammadiyah itu kan juga bisa bangun sekolah, lembaga pendidikan tinggi, rumah sakit dan usaha bisa bikin hotel, bisa," kata Haedar kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (17/9).

Dia pun meyakini Muhammadiyah mampu menjalankan program besar salah satunya, tambang. Haedar memastikan Muhammadiyah akan mengelola izin tambang dengan profesional dan pro kepada masyarakat.

Haedar menuturkan Muhammadiyah selalu konsen pada kesejahteraan masyarakat. Dia pun mencotohkan Muhammadiyah membangun sekolah, perguruan tinggi, dan rumah sakit dengan keringat sendiri.

Tak hanya itu, kata dia, Muhammadiyah juga memiliki konsen terhadap perubahan iklim atau climate change. Bahkan, Muhammadiyah merupakan satu-satunya ormas yang memiliki lembaga untuk antisipasi perubahan iklim.

 

2 dari 3 halaman

Pimpinan PP Muhammadiyah Temui Jokowi di Istana

Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (17/9/2024). Dia menyampaikan terima kasih dan penghormatan kepada Jokowi yang memberikan dukungan terhadap berbagai program Muhammadiyah selama sepuluh tahun menjabat presiden.

"Menyampaikan penghargaan, penghormatan dan terima kasih PP Muhammadiyah kepada Presiden Joko Widodo yang bersama kabinet dan jajaran pemerintahan dalam dua periode ini bekerjasama, saling mendukung untuk program-program Muhammadiyah di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi dan berbagai program lain yang alhamdulillah berjalan dengan baik," jelas Haedar usai pertemuan kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (17/9/2024).

Menurut dia, program-program kerjasama Muhammadiyah dengan pemerintah berjalan baik hingga ke kawasan-kawasan terjauh, terdepan, dan tertinggal seperti, Papua dan NTT. Haedar menuturkan tradisi ini harus terus dikembangkan untuk persatuan.

"Jadi itu tradisi yang memang harus kita kembangkan dalam kehidupan kebangsaan kita di mana keragaman latar belakang, keragaman pilihan politik, keragaman dalam menghadapi dinamika kehidupan kebangsaan yang memang selalu muncul dalam setiap perkembangan kehidupan bernegara, itu tidak mengurangi kita untuk terus menjalin persatuan, komunikasi, dan saling menghargai," katanya.

"Dan tradisi ini, tradisi yang tentu punya fondasi pada agama setiap agama yang hidup di Indonesia, pada Pancasila, yang menjaga persatuan dan juga pada budaya luhur bangsa kita," sambungnya.

3 dari 3 halaman

Muhammadiyah Soal Kelola Tambang: Kita Bisa Eksplorasi tapi Tidak Eksploitasi

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan pengelolaan tambang yang akan diberikan kepada mereka akan tetap memperhatikan aspek lingkungan serta sosial masyarakat sekitar.

"Satu hal yang diajarkan oleh Islam itu adalah keseimbangan. Keseimbangan dalam pengertian, ya, kita bisa mengeksplorasi tapi tidak mengeksploitasi. Itu saya kira prinsip yang diajarkan oleh Islam," ujar Mu'ti di Jakarta, Selasa (27/8/2024).

Mu'ti mengatakan Allah menciptakan kekayaan alam untuk kesejahteraan dan sumber penghidupan bagi makhluk hidup. Ia juga mengutip Surat Al Hadid yang menjelaskan perihal besi.

Maka dari itu, kata dia, Muhammadiyah ikut ambil bagian dalam pengelolaan tambang yang diberikan pemerintah. Apalagi keberlangsungan ekonomi di Indonesia sebagian besarnya masih bergantung pada sumber daya alam.

"Karena itu kalau kita tidak boleh menambang sama sekali, ya, Indonesia ini saya kira tidak akan bisa survive. Karena keberlangsungan ekonomi kita ini masih sebagian besarnya tergantung dari sumber daya alam yang kita miliki," kata dia yang dikutip dari Antara.

Kendati demikian, menurut Mu'ti, aspek keseimbangan harus menjadi faktor kunci dalam pengelolaan tambang. Muhammadiyah ingin eksplorasi dan konservasi dapat berjalan beriringan.

"Dan sebagian dari sumber daya alam itu memang sumber daya alam yang ada di minerba (mineral dan batu bara) itu. Karena itu maka yang penting adalah bagaimana keseimbangan antara eksplorasi dengan konservasi," kata dia.

Â