Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkap rencananya usai tak lagi menjabat. Pilihannya adalah menjadi pengajar salah satu bidang studi.
Diketahui, masa jabatan Basuki Hadimuljono akan berakhir pada Oktober 2024 mendatang, berbarengan dengan lengsernya kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi). Aktivitas mengajar akan jadi pilhan Basuki usai tak lagi jabat Menteri PUPR.
Baca Juga
"Saya mau ngajar, satu pelajaran aja," kata Basuki di Kamenterian PUPR, Sabtu (21/9/2024).
Advertisement
Ketika ditanya lebih lanjut mengenai jenis pelajaran yang akan diampu olehnya, pria yang kebih akrab dipanggil Pak Bas ini menyebut hidrogeologi.Â
"Hidrogeologi," katanya, singkat.
untuk diketahui, hidrogeologi adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari distribusi, pergerakan, dan kualitas air tanah (groundwater) dalam lapisan batuan dan tanah di bawah permukaan bumi.
Hidrogeologi berfokus pada bagaimana air tanah terbentuk, bergerak melalui tanah dan batuan, serta bagaimana ia berinteraksi dengan lingkungan, termasuk sungai, danau, dan ekosistem.
Kendati begitu, dia mengatakan belum menentukan tempat dia mengajar bidang studi tersebut.
"Di mana aja," ucapnya.
Basuki Hadimuljono memulai kariernya di Kementerian Pekerjaan Umum setelah lulus dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan gelar insinyur pada 1979. Ia langsung diterima sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan mulai terlibat dalam berbagai proyek infrastruktur di berbagai daerah.Â
Setelah 31 tahun berkarier di Kementerian PU, Presiden Joko Widodo mempercayakan Basuki untuk menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam Kabinet Kerja 2014-2019. Ia menjadi orang pertama yang memimpin kementerian hasil penggabungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perumahan Rakyat.
Atas keberhasilannya di periode pertama, Basuki kembali dipercaya Jokowi untuk menjabat sebagai Menteri PUPR dalam Kabinet Indonesia Maju 2019-2024.
Menteri PUPR Basuki Pamit di DPR, Berikut Perjalanan Kariernya
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, resmi berpamitan dari jabatannya di hadapan Komisi V DPR RI menjelang berakhirnya masa tugasnya pada 20 Oktober mendatang. Selama dua periode masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, Menteri PUPR Basuki tak hanya memimpin Kementerian PUPR, tetapi juga menjadi figur sentral dalam berbagai proyek besar, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Dalam pidato perpisahannya, Menteri PUPR Basuki menyampaikan rasa terima kasihnya mewakili seluruh keluarga besar Kementerian PUPR atas kerja sama dan pengawasan Komisi V. Ia mengakui bahwa meskipun ada perbedaan pendapat di sepanjang perjalanan, semua kritik dan masukan yang diterima justru berperan dalam memperkuat pembangunan bangsa.Â
Perjalanan karir Basuki sebagai Menteri PUPR penuh dengan berbagai pencapaian monumental, dari percepatan pembangunan infrastruktur hingga perannya dalam mewujudkan visi besar pembangunan ibu kota baru. Kini, di penghujung masa jabatannya, Basuki berharap silaturahmi dan hubungan baik dengan para mitra kerja tetap terjaga. Berikut perjalanan karir Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (20/9/2024).
Advertisement
Latar Belakang Basuki Hadimuljono
Basuki Hadimuljono, lahir di Surakarta pada 5 November 1954, merupakan sosok yang dikenal luas sebagai "anak kolong," sebuah istilah yang merujuk pada anak seorang tentara. Ayahnya adalah seorang prajurit Angkatan Darat, yang menyebabkan Basuki kecil kerap berpindah-pindah tempat tinggal mengikuti penugasan sang ayah. Basuki adalah anak keempat dari delapan bersaudara, tumbuh dalam lingkungan yang disiplin namun penuh tantangan.
Pada 1963 hingga 1968, Basuki tinggal di Palembang, Sumatera Selatan, di mana ia menempuh pendidikan di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Namun, sebelum menyelesaikan pendidikan di Palembang, tugas ayahnya membawanya ke Papua (dahulu Irian Jaya). Di sana, Basuki melanjutkan sekolah dan harus beradaptasi dengan lingkungan baru di ujung timur Indonesia, sebuah pengalaman yang memperkaya cara pandangnya terhadap keragaman budaya di tanah air.
Perjalanan pendidikan Basuki kembali berlanjut ketika ia pindah ke Surabaya sebelum lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Di SMA Negeri 5 Surabaya, sekolah favorit di Kota Pahlawan, kemampuan intelektual Basuki semakin terasah. Ia lulus pada tahun 1975 dan bercita-cita melanjutkan studi ke Institut Teknologi Bandung (ITB), namun harapan tersebut tidak terwujud karena ia tidak diterima di kampus impiannya.
Â
Teknik Geologi
Tak putus asa, Basuki kemudian beralih ke Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta dan diterima di jurusan Teknik Geologi. Di sinilah ia meraih gelar insinyur pada tahun 1979. Dengan bekal pendidikan tersebut, Basuki memulai kariernya sebagai pegawai negeri sipil di Kementerian Pekerjaan Umum, tempat ia berkontribusi dalam berbagai proyek infrastruktur selama bertahun-tahun.
Keinginannya untuk terus belajar membawanya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Basuki meraih gelar Master dan Doktor di bidang Teknik Sipil dari Colorado State University, Amerika Serikat. Ia lulus dengan gelar Master pada 1989 dan menyelesaikan program doktoral pada 1992, menjadikannya pegawai negeri pertama di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum yang menyandang gelar doktor.Â
Advertisement