Sukses

Investor Rusia hingga China Mulai Groundbreaking Proyek di IKN Pekan Ini

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyampaikan groundbreaking investor asing akan disaksikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perusahaaan asing mulai melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking di Ibu Kota Nusantara (IKN) pekan ini. Ada perusahaan Rusia hingga China di sektor properti yang disebut akan masuk.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyampaikan groundbreaking investor asing akan disaksikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

"Nanti Pak Presiden tanggal 24 mulai kesana, 24, 25, 26, 27 (September 2024)," ujar Basuki di Kementerian PUPR, Jakarta, dikutip Senin (23/9/2024).

Dia mencatat ada 5 perusahaan yang akan melakukan groundbreaking proyek di IKN. Ada 3 yang berasal dari asing dan 2 dari pengusaha lokal. 

"Kita ada lima perusahaan yang akan membuat groundbreaking," ucapnya.

Plt Kepala Otorita IKN itu merinci investasi asing yang masuk ke IKN. Pertama, pihak Australia akan membangun Australian Independent School. Kedua, perusahaan properti asal China, Delonix Group juga ikut menanamkan modal. Ketiga, perusahaan ril estat asa Rusia, Magnum Estate juga akan memulai pembangunannya.

Sementara itu dua lainnya merupakan perusahaan dalam negeri. Yakni, Plataran yang terkenal dengan restoran yang dibuatnya Hutan Kota. Serta, perusahaan sektor hotel D'prima.

"Jadi ada Australian Independent School, kemudian Plataran, Anda tahu semua, ada Hutan Kota, kemudian Hotel D'prima, itu (hotel) bintang tiga, dan Magnum properti dari Rusia yang sudah banyak usaha di Indonesia, terutama di Bali, dan Delonix (asal China)," bebernya.

Kendati begitu, dia belum merinci jumlah investasi yang tercipta itu. Namun, perkiraannya Delonix akan membangun proyek senilai Rp 500 miliar. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tawarkan Bandara IKN ke Investor

Sebelumnya,  Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan Bandara IKN nantinya bisa melayani penerbangan komersial. Untuk itu, dirinya telah menawarkan bandara tersebut untuk dikerjasamakan dengan investor dalam dan luar negeri melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Menhub memaparkan dua skema operasi Bandara IKN. Untuk tahap awal, lapangan udara tersebut masih bersifat VVIP sebagai tempat pendaratan pesawat presiden dan untuk kepentingan IKN.

Sementara untuk penerbangan komersial kini masih dalam tahap pembahasan. Selain untuk masyarakat umum, pengembangan Bandara IKN juga disiapkan untuk dikolaborasikan dengan investor.

"Kita ada pemikiran dan pak presiden sudah setuju, ini untuk umum yang bisa digunakan untuk umrah, untuk penerbangan yang jarak jauh. Dari IKN sampai ke Eropa, ke Amerika," ujar Menhub saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (20/9/2024) malam.

"Dan kami sedang bicara dengan investor dalam dan luar negeri, sebenarnya ini jadi satu kesempatan juga untuk melakukan KPBU," dia menambahkan.

Menhub juga telah melakukan penjajakan dengan sejumlah perusahaan untuk menarik investasi. Namun, ia belum mau menyampaikan lebih lanjut terkait hal tersebut.

Dia juga berharap pengembangan Bandara IKN untuk penerbangan komersial ini bakal dilanjutkan oleh pemerintahan selanjutnya di bawah presiden terpilih, Prabowo Subianto.

"Insya Allah kalau diterima. Kan dasar pemikiran bisa lain-lain, tapi common apabila kalau kita bisa kita lakukan dengan KPBU akan lebih bagus," ungkap dia.

 

3 dari 3 halaman

Sudah Bisa Didarati

Menhub menyampaikan progres pengerjaan Bandara IKN yang telah bisa didarati oleh sejumlah pesawat. Menurut perhitungannya, landasan pacu di sana sudah mulus dan tidak menemui kendala.

"Lalu dalam kurun beberapa saat ini kita kerjasama dengan TNI AU, karena yang penting adalah menggunakan bandara itu dengan besaran pesawat yang sama dengan yang akan digunakan presiden," kata Menhub.

"Tadi pagi sudah didarati Hercules. Besok akan didarati pesawat sejenis yang akan dilakukan presiden. Setelah itu bisa digunakan. Jadi enggak ada issue aman dan tidak aman. Memang prosedur suatu bandara memang demikian," tuturnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini