Sukses

Sri Mulyani: The Fed Pangkas Suku Bunga Bawa Sentimen Positif

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penurunan suku bunga The Fed tersebut membawa sentimen positif terhadap pasar keuangan global.

Liputan6.com, Jakarta - Komite Pasar Terbuka Federal Federal Reserve (FOMC) memangkas suku bunga pinjaman utamanya sebesar setengah poin persentase, atau 50 basis poin. Keputusan tersebut menurunkan suku bunga dana federal The Fed ke kisaran antara 4,75%-5%.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penurunan suku bunga The Fed tersebut membawa sentimen positif terhadap pasar keuangan global.

"Ini menimbulkan dampak positif sentimen, karena sudah ditunggu," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa Afustus 2024, Senin (23/9/2024).

Menurut Sri Mulyani, meskipun pemangkasan suku bunga The Fed memberikan sentimen positif, tetapi di sisi lain ekonomi global masih diliputi dengan ketidakpastian. Lantaran risiko geopolitik masih tinggi, seperti eskalasi perang antara Rusia dan Ukraina yang masih berlanjut. Kemudian melonjaknya tensi perang Israel dengan Hizbullah di Beirut dan di Sudan.

"Kalau dari sisi keputusan Fed Fund Rate memberikan positif sentimen, namun suasana geopolitik tidak. Dalam artian, perkembangan masih cukup menciptakan negatif sentimen," ujarnya.

Sebelumnya dalam RAPBN 2025, Sri Mulyani mengatakan, pemerintah tetap waspada terhadap berbagai risiko seperti tensi global, geopolitik, dan bahkan terjadinya perang. Itu ditandai dengan perlambatan ekonomi China selaku mitra dagang terbesar Indonesia, kelesuan ekonomi Eropa serta dinamika, dan arah kebijakan ekonomi politik di Amerika Serikat pasca pemilu. 

2 dari 4 halaman

Akhirnya The Fed Pangkas Suku Bunga 50 Basis Poin, Jadi Segini

Sebelumnya, Komite Pasar Terbuka Federal Federal Reserve (FOMC) memangkas suku bunga pinjaman utamanya sebesar setengah poin persentase, atau 50 basis poin. Keputusan tersebut menurunkan suku bunga dana federal The Fed ke kisaran antara 4,75%-5%.

Sementara suku bunga tersebut menetapkan biaya pinjaman jangka pendek untuk bank, suku bunga tersebut meluas ke berbagai produk konsumen seperti hipotek, pinjaman mobil, dan kartu kredit.

Matriks ekspektasi masing-masing pejabat The Fed menunjukkan, mereka memperkirakan akan ada penurunan satu poin persentase penuh suku bunga lagi pada akhir tahun 2025 dan setengah poin pada 2026.

“Komite telah memperoleh keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2 persen, dan menilai bahwa risiko untuk mencapai sasaran ketenagakerjaan dan inflasi secara kasar seimbang,” kata FOMC usai pertemuan suku bunga, dikutip dari CNBC International, Kamis (19/9/2024).

"Kami berusaha mencapai situasi di mana kami memulihkan stabilitas harga tanpa peningkatan pengangguran yang menyakitkan yang terkadang terjadi bersamaan dengan inflasi ini. Itulah yang kami coba lakukan, dan saya pikir Anda dapat menganggap tindakan hari ini sebagai tanda komitmen kuat kami untuk mencapai tujuan itu," ungkap Ketua The Fed Jerome Powell, dalam konferensi pers setelah keputusan suku bunga.

3 dari 4 halaman

Ekonomi Solid

FOMC juga mencatat bahwa penambahan lapangan kerja telah melambat dan tingkat pengangguran telah meningkat tetapi tetap rendah.

"Pejabat FOMC menaikkan tingkat pengangguran yang diperkirakan tahun ini menjadi 4,4%, dari proyeksi 4% pada pembaruan terakhir pada bulan Juni, dan menurunkan prospek inflasi menjadi 2,3% dari 2,6% sebelumnya. Mengenai inflasi inti, komite menurunkan proyeksinya menjadi 2,6%, penurunan 0,2 poin persentase dari bulan Juni,” papar komite tersebut.

Keputusan penurunan suku bunga datang meskipun sebagian besar indikator ekonomi tampak cukup solid.

“Ini bukan awal dari serangkaian pemangkasan 50 basis poin. Pasar berpikir sendiri, jika Anda memangkas 50 basis poin, pemangkasan 50 basis poin lainnya memiliki kemungkinan besar. Namun saya pikir (Powell) benar-benar menggagalkan gagasan itu sampai batas tertentu,” kata Tom Porcelli, kepala ekonom AS di PGIM Fixed Income.

 

 

4 dari 4 halaman

Menkeu AS Yellen: The Fed Pangkas Suku Bunga jadi Tanda Baik bagi Ekonomi AS

Sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen menyambut keputusan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada Kamis (19/9).

Mengutip Channel News Asia, Jumat (20/9/2024), Janet Yellen menilai bahwa keputusan bank sentral AS untuk memangkas suku bunga merupakan tanda yang sangat positif bagi kondisi ekonomi terbesar di dunia tersebut.

Pernyataan Yellen disampaikan sehari setelah The Fed memutuskan pemangkasan suku bunga agresif pertama sejak tahun 2020 saat inflasi mereda.

Komite Pasar Terbuka Federal Federal Reserve (FOMC) memangkas suku bunga pinjaman utamanya sebesar setengah poin persentase, atau 50 basis poin. Keputusan tersebut menurunkan suku bunga dana federal The Fed ke kisaran antara 4,75%-5%.

"Hal ini mencerminkan keyakinan The Fed bahwa inflasi telah turun drastis dan berada di jalur kembali ke target dua persen, dan bahwa risiko terkait inflasi telah benar-benar berkurang secara signifikan," ujar Yellen dalam sebuah acara di Washington.

"Pada saat yang sama, kita memiliki pasar kerja yang tetap kuat," sambungya.

Yellen menambahkan bahwa menurunkan inflasi secara sukses dalam konteks pasar kerja yang kuat, yang dikenal sebagai soft landing, adalah "persis seperti yang kita lihat dalam perekonomian".

Pejabat The Fed kini memperkirakan akan ada penurunan satu poin persentase penuh suku bunga lagi pada akhir tahun 2025 dan setengah poin pada tahun 2026. FOMC juga mencatat bahwa penambahan lapangan kerja telah melambat dan tingkat pengangguran telah meningkat tetapi tetap rendah.