Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencari peluang tambahan pemasukan ke negara dengan jumlah besar dari pembangunan smelter di Indonesia. Menyusul setoran dari PT Freeport Indonesia yang dihitung bisa tembus Rp 80 triliun.
Angka itu tentunya bukan hanya berasal dari smelter, tapi dari berbagai pos pungutan negara dari perusahaan. Jokowi ingin tak hanya PT Freeport Indonesia yang menyumbangkan angka jumbo ke negara.
Baca Juga
Sebelumnya, dia juga meresmikan smelter tembaga bilik PT Amman Mineral International Tbk di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Dia berharap ada lebih banyak perusahaan tambang yang membangun smelter.
Advertisement
"Angka yang sangat besar sekali ini kalau hanya 1 perusahaan (Rp 80 triliun dari PTFI), tadi pagi saya juga buka smelter di Sumbawa, 2 perusahaan, 3 perusahaan, 5 perusahaan, 6 perusahaan, penerimaan negara kita akan semakin besar dan semakin meningkat," ujar Jokowi dalam peresmian Smelter PTFI di Gresik, Senin (23/9/2024).
Angka itu dinilai akan jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai setoran ke negara dari ekspor bahan mentah saja.
"Dibanding apabila kita hanya mengekspor raw material atau mengekspor bahan mentah saja," katanya.
PTFI Setor Rp 80 Triliun ke Negara
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencoba menghitung jumlah pemasukan negara dari PT Freeport Indonesia (PTFI). Secara akumulasi, PTFI mampu menyumbang Rp 80 triliun ke kas negara.
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam momen peresmian smelter pengolahan konsentrat tembaga di Gresik, Jawa Timur. Mulanya, dia mengaku telah berkeliling kawasan smelter tersebut yang memakan investasi Rp 56 triliun.
"Saya tadi muter, lahan yang dipakai lebih dari 100 hektare, 104 hektare, sangat besar sekali, investasi tadi Rp 56 triliun," ucap Jokowi dalam momen peresmian Smelter PTFI, di Gresik, Senin (23/9/2024).
Iseng Hitung
Namun, dia juga menghitung pendapatan dari PT Freeport Indonesia. Termasuk menghitung sejumlah sumbangan ke kas negara dari perusahaan tambang tersebut.
"Tetapi dengan pembangunan ini, iseng-iseng saya berhitung berapa sih revenue-nya, berapa dan paling penting buat kita, buat presiden adalah penerimaan negara baik pusat dan daerah seperti apa," kata dia.
Kepala Negara menghitung, sumbangan dari PTFI ke negara tembus hingga Rp 80 triliun. Angka itu merupakan akumulasi dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), dividen, hingga bea keluar atas ekspor.
"Hitung-hitungan saya penerimaan negara masuk kira-kira Rp 80 triliun dari PT Freeport Indonesia, baik berupa dividen, royalti, PPh Badan, PPh Karyawan, pajak untuk daerah, bea keluar pajak ekspor, semuanya kira-kira angkanya seperti itu," bebernya.
Advertisement