Sukses

Ekonomi Global Tak Pasti, Indonesia Diuntungkan?

Ketidakpastian pasar keuangan global meningkatkan aliran modal masuk asing (capital inflow) ke negara berkembang termasuk Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juli Budi Winantya, mengatakan ketidakpastian pasar keuangan global meningkatkan aliran modal masuk asing (capital inflow) ke negara berkembang termasuk Indonesia.

Hal itu salah satunya disebabkan oleh perekonomian di negara maju semakin melambat, utamanya di Amerika Serikat (AS).

kata Juli, Bank Indonesia melihat inflasi di AS diperkirakan akan semakin mendekati sasaran inflasi jangka menengah sebesar 2% di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya angka pengangguran.

Kemudian dengan perkembangan tersebut mendorong prospek penurunan Fed Funds Rate (FFR) yang lebih cepat dan lebih besar dari perkiraan semula. Sejalan dengan itu, yield US Treasury tenor 2 tahun menurun lebih besar sehingga menjadi lebih rendah dari yield US Treasury 10 tahun.

“Tentunya penurunan Yield ini mengakibtkan investasi di pasar keuangan negara berkembang utamanya kita lihat disini aliran modal meningkat ke emerging market, termasuk Indonesia. Kalau kita lihat komposisinya, aliran investasi asing lebih ke aset-aset yang jangka panjang,” kata Juli dalam Taklimat Media di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (24/9/2024).

Ekonomi Indonesia

Disamping itu, Juli mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kini masih terbilang sangat baik di tengah ketidakpastian global. Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih perlu terus didorong.

Oleh karena itu, berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,75%.

Keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi pada tahun 2024 dan 2025 yang terkendali dalam sasaran 2,5±1%, penguatan dan stabilitas nilai tukar Rupiah, dan perlunya upaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.

“Inilah alasan low basis diturunkannya BI rate sebagai upaya-upaya pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih lanjut,” pungkasnya.

   

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Industri Keuangan Ingin Fed Pangkas Bunga hingga 100 Basis Poin di 2024

 Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juli Budi Winantya, mengatakan pasar keuangan global berharap Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga 100 bps hingga akhir tahun 2024.

"Meskipun perkiraan kita kalau kita bandingkan dengan ekspektasi market. Market pada waktu itu memperkirakan bahwa penurunan FFR ini bisa sampai 100 bps sampai akhir 2024," kata Juli dalam Taklimat Media di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (24/9/2024).

Diketahui, Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk memangkas suku bunga 50 bps di kisaran 4,75%-5,00% pada September 2024. Melihat hal tersebut, Bank Indonesia semakin yakin bahwa The Fed akan terus memangkas suku bunga lebih cepat dan lebih besar hingga akhir 2024.

"FFR ini akan turun lebih cepat dan lebih besar dibandingkan perkiraan kita sebelumnya," ujarnya.

Bahkan, kata Juli, Gubernur Bank Indonesia telah menyampaikan dalam Rapat Dewan Gubernur 17-18 September 2024 lalu, bahwa The Fed diproyeksikan akan menurunkan suku bunga sebanyak 3 kali pada tahun 2024 ini,,yakni September, November, dan Desember.

 

3 dari 3 halaman

Proyeksi Sebelumnya

Perry Warjiyo mengatakan, padahal sebelumnya Bank Indonesia memproyeksikan Fed Funds Rate akan menurunkan suku bunganya sebanyak 2 kali di tahun 2024. Namun, proyeksi tersebut berubah seiring dengan melambatnya tekanan inflasi dan angka pengangguran di Amerika Serikat.

Proyeksi penurunan suku bunga yang akan dilakukan Fed Fund Rate sebanyak 3 kali  tahun ini berdasarkan hasil analisis dengan sejumlah pelaku pasar keuangan.

Menariknya, Bank Indonesia juga memproyeksikan Fed Fund Rate akan melakukan penurunan suku bunga lebih masif lagi pada tahun 2025, yakni sebanyak 4 kali.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini