Sukses

Menteri Trenggono Rayu Rusia Buat Investasi Hilirisasi Rumput Laut Indonesia

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menjajaki investasi dengan Rusia dalam Global Fishery Forum dan Seafood Expo.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengajak Rusia untuk berinvestasi ke hilirisasi rumput laut Indonesia. Ini akan dilakukan pada momen pameran dan forum besar di Rusia.

Penjajakan investasi itu dilakukan Menteri Trenggono dalam Global Fishery Forum dan Seafood Expo yang digelar Federal Agency for Fisheries Rusia pada pertengahan September lalu.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Peoduk Kelautan dan Perikanan KKP, Budi Sulistiyo mengungkap ajakan Menteri Trenggo ke pihak Rusia tersebut. Obrolannya ternyata tak sebatas soal perdagangan, tapi mengenai ajakan investasi.

"Pak Menteri membuka suatu pembicaraan, tidak hanya berbicara soal perdagangan, namun juga investasi. Salah satu informasi yang tawarkan dari Pak Menteri kepada Wakil Perdana Menteri (Rusia) dan itu beliau menyambut baik," ujar Budi dalam Konferensi Pers di Kantor KKP, Jakarta, Selasa (24/9/2024).

Gayung bersambut, kata Budi, pemerintah Rusia akan turut mengajak perusahaan di negara tersebut untuk menanamkan modal ke hilirisasi rumput laut di Indonesia.

"Ini adalah suatu yang harus dilakukan adalah konsolidasi masing-masing. Mereka (pemerintah Rusia) akan mendorong ke para pelaku usaha yang berminat berinvestasi ke Indonesia," ucapnya.

Soal investasi ke hilirisasi, ada produk turunan yang disebut keragenan yang merupakan ekstraksi dari rumput laut. Keragenan ini disebut bisa jadi bahan baku kaviar.

"Salah satu kebutuhannya adalah karagenan, pengolahan karagenan. Mereka kebutuhan kaviar banyak besar. Ada Kaviar yang dibuat dari rumput laut, ini peluang," papar Budi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Masih Berlangsung

Sebagai tindak lanjut, Budi mengatakan diskusi antata Indonesia dan Rusia masih terus berlangsung. Utamanya melalui pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Rusia.

Pendekatan dilakukan KBRI kepada para pelaku usaha di Rusia. Terutama untuk mempromosikan potensi rumput laut RI.

"Kita juga kerjasama dengan KBRI untuk melakukan pendekatan kepada para pelaku usaha di sana, menawarkan dan menginformasikan bahwa potensi rumput laut dan karagenan di Indonesia," kata Budi.

"Kami minggu ini tim akan mengirimkan sample ke sana, sekiranya produk karagenan dihasilkan di Indonesia bisa diolah lebih lanjut untuk industri mereka," ia menambahkan.

 

3 dari 4 halaman

KKP Gagalkan Penyelundupan Ikan dari Malaysia ke Indonesia

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali menggagalkan upaya penyelundupan ikan dari Malaysia ke Indonesia. Kali ini, dilakukan melalui perbatasan di sekitar Kalimantan.

Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pung Nugroho Saksono menyampaikan penyelundupan itu dilakukan dari Malaysia melalui Pulau Sebatik, di Kalimantan.

"Tim kita yang di Tarakan juga melakukan penangkapan kapal yang melakukan pemasukan ikan dari Malaysia ke Pulau Sebatik tanpa izin," ujar Pung Nugroho dalam konferensi, di Kantor KKP, Jakarta, Senin (23/9/2024).

Penangkapan satu unit kapal asing dilakukan pada 22 September 2024 di perairan Nunukan. Dikumpulkan bukti sebanyak 2 ton ikan layang yang dikemas dalam 30 boks.

Tak hanya itu, Pung Nugroho menyampaikan, kapal nelayan berukuran 6 GT itu menggunakan dua bendera. Yakni bendera Indonesia dan bendera Malaysia. Keduanya digunakan saat memasuki wilayah perairan masing-masing negara.

"Ketika masuk ke Indonesia mereka menggunakan bendera Indonesia, ketika masuk ke Malaysia menggunakan bendera Malaysia, ini jelas pelanggaran tidak ada dokumen sama sekali juga dalam hal ini," tuturnya.

"Ikannya mungkin nanti akan kami salurkan kepada yayasan yatim piatu seperti yang sudah terjadi," sambungnya.

4 dari 4 halaman

Dorongan Ekonomi

Pung Nugroho lantas mengungkap dorongan tindakan ilegal tersebut masih terus terjadi, padahal tim KKP sudah melakukan penindakan secara masif. Salah satu faktornya adalah soal tekanan ekonomi.

"Mereka berusaha bagaimana mencari peluang bisnis itu dengan yang tidak bisa legal mereka ilegal," kata dia.

Dia bersikukuh bakal menindak secara tegas para pelanggar. "Tapi intinya mereka berusaha memperdaya pemerintah kita dan kami bertugas dengan yakin kita bisa melakukan tindakan," tegasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini