Sukses

Harga Minyak Dunia Melesat, China jadi Pemicu

Harga minyak Brent naik 92 sen atau 1,24%, menjadi USD 74,82 per barel. Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 89 sen, atau 1,26% menjadi USD 71,26.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta). Harga minyak melesat di tengah berita mengenai stimulus moneter dari importir utama China dan kekhawatiran bahwa konflik di Timur Tengah dapat mempengaruhi pasokan regional sementara badai lain mengancam pasokan di Amerika Serikat, produsen minyak mentah terbesar di dunia.

Dikutip dari CNBC, Rabu (25/9/2024), harga minyak Brent naik 92 sen atau 1,24%, menjadi USD 74,82 per barel. Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 89 sen, atau 1,26% menjadi USD 71,26.

 “Pasar minyak mentah telah menanti dengan penuh harap kepada otoritas Tiongkok untuk mengambil langkah pelonggaran lebih lanjut guna melawan perlambatan ekonomi,” kata Analis Pasar IG, Tony Sycamore.

Sebelumnya pada hari itu, bank sentral Tiongkok mengumumkan stimulus terbesarnya  sejak pandemi COVID-19 untuk menarik perekonomian keluar dari kemerosotan deflasi dan kembali menuju target pertumbuhan pemerintah.

Paket yang lebih luas dari perkiraan, yang menawarkan lebih banyak pendanaan dan pemotongan suku bunga, merupakan upaya terbaru Beijing untuk memulihkan kepercayaan setelah serangkaian data mengecewakan yang menimbulkan kekhawatiran akan perlambatan struktural yang berkepanjangan.

“Pengumuman hari ini akan membantu menghilangkan risiko penurunan harga minyak mentah,” kata Sycamore.

Analis Pasar Senior OANDA Kelvin Wong mengatakan, agar kenaikan harga minyak bertahan lama, kebijakan moneter akomodatif Tiongkok perlu diimbangi dengan kebijakan fiskal ekspansif untuk meningkatkan permintaan internal.

 

2 dari 4 halaman

Serangan Udara Terhadap Hizbullah

Di Timur Tengah, wilayah penghasil minyak utama, militer Israel mengatakan pihaknya melancarkan serangan udara terhadap lokasi Hizbullah di Lebanon pada hari Senin, yang menurut otoritas Lebanon menewaskan 492 orang dan membuat puluhan ribu orang melarikan diri mencari tempat aman.

Serangan tersebut berisiko menarik produsen OPEC Iran, yang mendukung Hizbullah, lebih dekat ke konflik dengan Israel dan dapat memicu perang yang lebih luas di seluruh kawasan.

Sementara itu, produsen minyak AS tengah berupaya mengevakuasi staf dari anjungan produksi minyak di Teluk Meksiko karena  badai kedua  dalam dua minggu diperkirakan akan menghantam ladang minyak lepas pantai. Beberapa perusahaan minyak menghentikan sebagian produksi mereka. 

3 dari 4 halaman

Ekonomi Eropa hingga China Kompak Bikin Harga Minyak Dunia Anjlok Parah

Sebelumnya, harga minyak dunia ditutup melemah pada perdagangan hari Senin. Penyebab penurunan harga minyak dunia ini karena kekhawatiran tentang permintaan yang melemah dan diperparah oleh aktivitas bisnis zona euro yang mengecewakan.

Selain itu, ekonomi China yang masih lemah juga belum bisa menahan penurunan harga minyak dunia.

Mengutip CNBC, Selasa (24/9/2024), harga minyak mentah Brent berjangka untuk kontrak November ditutup melemah 59 sen atau 0,8% menjadi USD 73,90 per barel. Tak berbeda jauh, harga minyak mentah AS berjangka untuk bulan November turun 63 sen atau 0,9% menjadi USD 70,37 per barel.

Aktivitas bisnis zona euro berkontraksi tajam dengan angka yang tak terduga pada bulan ini karena industri jasa yang dominan di blok tersebut stagnan sementara industri manufaktur terus menurun.

Aktivitas bisnis AS stabil pada bulan September, tetapi harga rata-rata yang dibebankan untuk barang dan jasa naik pada laju tercepat dalam enam bulan. Kenaikan harga ini berpotensi mengisyaratkan kenaikan inflasi dalam beberapa bulan mendatang.

China, importir minyak terbesar dunia, sementara itu berjuang melawan tekanan deflasi dan berjuang untuk meningkatkan pertumbuhan meskipun ada serangkaian langkah kebijakan yang ditujukan untuk memacu belanja domestik.

"Angka-angka ekonomi yang mengecewakan dari China bersamaan dengan perlambatan yang mengejutkan dalam manufaktur Eropa menempatkan permintaan minyak mentah pada level terendah sepanjang tahun ini," kata Wakil Presiden Senior Perdagangan BOK Financial Dennis Kissler.

 

4 dari 4 halaman

Pasokan

Kekhawatiran pasokan yang berasal dari serangan udara Israel terhadap target-target Hizbullah pada hari Senin turut mendukung harga minyak. Setelah hampir setahun berperang di Gaza, Israel mengalihkan fokusnya ke perbatasan utaranya, tempat Hizbullah telah menembakkan roket untuk mendukung sekutunya, Hamas.

"Serangan lebih lanjut dari Israel terhadap Lebanon menimbulkan kekhawatiran bahwa Iran akan semakin terlibat, yang meningkatkan kemungkinan ekspor minyak menjadi berisiko," tambah Kissler.

Badai

Gangguan tropis di dekat Teluk Meksiko juga mengancam pasokan minyak. Shell mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka akan menghentikan produksi di fasilitas Stones dan Appomattox di wilayah tersebut sebagai tindakan pencegahan.

Produsen minyak Norwegia Equinor pada hari Senin mengatakan pihaknya mengevakuasi sejumlah staf sebagai tindakan pencegahan dari anjungan produksi minyak Titan di Teluk Meksiko AS, sementara Chevron mengatakan pihaknya mengevakuasi personel yang tidak penting dari anjungan Teluk Meksiko.

 

Video Terkini