Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan rencana pemindahan pelabuhan barang impor masih dibahas. Namun, keputusannya akan tergantung pada pemerintahan baru, di bawah Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Meski diketahui, bahasan itu sudah dilakukan lintas kementerian. Termasuk Kemendag, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Koperasi dan UKM.
"Belum (diputuskan), masih diskusi," kata Mendag Zulkifli di Cikarang Utara, Bekasi, Kamis (26/9/2024).
Advertisement
Rencana pemindahan pelabuhan barang impor sendiri melihat Pulau Jawa yang dinilai sudah melebihi kapasitas (over capacity). Di sisi lain, diharapkan ada kesetaraan harga antara barang impor dan produksi lokal di pasaran nantinya.
Mendag mengatakan, keputusan rencana pemindahan pelabuhan barang impor itu akan ditentukan oleh pemerintahan baru. Menurut dia, pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tersisa kurang dari satu bulan ini tak boleh memutuskan hal yang strategis.
"Kita tidak boleh lagi memutuskan yang strategis apalagi usulan baru begitu. Nanti pemerintahan baru," tutur dia.
Kendati demikian, dia mengaku belum ada bahasan bersama tim transisi pemerintahan soal rencana tersebut.Â
"Di bilang baru didiskusikan, ya nanti terserah pemerintahan baru," pungkasnya.
Diputuskan Presiden
Diberitakan sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkapkan rencana memindahkan pelabuhan pintu masuk barang impor. Namun, keputusannya masih menunggu rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dia mengatakan, ada beberapa opsi pemindahan pelabuhan tersebut. Mulai dari pelabuhan di Sumatera, Sulawesi, hingga di Papua.Â
"Tentu nanti pada saatnya kalau hal seperti itu harus ratas," kata Mendag Zulkifli, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (4/9/2024).
Dia menerangkan, sejumlah menteri telah sepakat untuk menata kembali jalur masuk barang impor. Pemindahan pelabuhan ini juga telah dibahas bersama Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
"Ya saya, kita sudah rapat di antar kementerian sudah hampir sepakat pak Menteri Koperasi, pak Menteri Perindustrian agar tidak numpuk di Priok dan di Tanjung Perak Surabaya," terangnya.
Advertisement
Melebihi Kapasitas
Mendag Zulkifli Hasan mengatakan, pemindahan itu dilakukan karena beberapa pelabuhan utama yang jadi andalan sudah kelebihan kapasitas. Atas kondisi itu, pengawasan barang yang masuk menjadi terkendala.
"Kalau itu memang susah mengendalikannya karena over capacity maka bisa ditata," kata dia.
Ada beberapa lokasi yang menjadi opsi pemindahan pelabuhan impor. Mulai dari Sumatera, baik di Pelabuhan Belawan maupun Batam. Kemudian, di Bitung, hingga Makassar dan Sorong.
"Ada Semarang, ada Jawa Tengah, ada Sumatera nanti mungkin di Belawan atau di Batam, kemudian ada lagi Bitung pelabuhan juga pelabuhan internasional ada juga Makassar ada juga Sorong," urainya.
Â