Sukses

BI dan Bank Negara Malaysia Perbarui Perjanjian Swap Mata Uang Lokal hingga Rp 82 Triliun

Bank Indonesia (BI) dan Bank Negara Malaysia (BNM) sepakat memperbarui perjanjian swap bilateral dalam mata uang lokal (Local Currency Bilateral Swap Arrangement - LCBSA).

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) dan Bank Negara Malaysia (BNM) sepakat memperbarui perjanjian swap bilateral dalam mata uang lokal (Local Currency Bilateral Swap Arrangement - LCBSA). Perjanjian ditandatangani oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dan Gubernur BNM Dato' Seri Abdul Rasheed Ghaffour dalam pertemuan bilateral tingkat tinggi yang diselenggarakan di Jakarta pada hari ini (27/9/2024).

Pembaruan LCBSA memungkinkan pertukaran mata uang lokal antara kedua bank sentral hingga senilai RM24 miliar atau Rp82 triliun untuk jangka waktu lima tahun ke depan. Dalam pertemuan bilateral tersebut, Pemimpin kedua bank sentral membahas arah kebijakan yang mencakup makroekonomi, moneter, dan keuangan, sistem pembayaran dan digitalisasi, serta strategi untuk memajukan keuangan Islam.

“Bank Indonesia memandang peningkatan kerja sama perjanjian swap bilateral dalam mata uang lokal (LCBSA) dengan BNM merepresentasikan peran penting kerja sama internasional sebagai bagian dari bauran kebijakan Bank Indonesia yang mendukung kebijakan utama di bidang moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran, serta pada saat yang sama berkontribusi terhadap pengembangan transaksi berbasis mata uang lokal kedua negara," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam keterangan tertulis, Jumat (27/9/2024).

Merespons hal ini, Gubernur BNM, Dato Seri' Abdul Rasheed Ghaffour menyampaikan, seiring meningkatnya perdagangan dan interkoneksi keuangan antara Malaysia dan Indonesia, kami menyambut baik kesepakatan untuk melanjutkan kerja sama dengan BI melalui pembaruan perjanjian LCBSA ini. 

"Kerja sama LCBSA melengkapi kerja sama transaksi berbasis mata uang lokal (Local Currency Transaction - LCT) yang sudah berjalan dan saat ini menjadi skema utama dalam penyelesaian transaksi perdagangan dan investasi dalam mata uang masing-masing negara," tutur dia.

Pembaruan kerja sama LBCSA BI dan BNM merupakan aspirasi bersama kedua pihak setelah kerja sama LCBSA pertama kali diimplementasikan pada tahun 2019 dan diperpanjang pada tahun 2022, serta menjadi bagian dari upaya kontinu memperkuat kerja sama kedua bank sentral yang terjalin sejak lama.

Kesepakatan ini mencerminkan upaya kolaboratif dalam memperkuat ketahanan eksternal sekaligus mendukung penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan dan investasi kedua negara.

2 dari 3 halaman

Ramalan Ekonom: BI Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi di Oktober 2024

Ekonom Bank Mandiri memproyeksikan Bank Indonesia (BI) akan kembali memangkas suku bunga acuan BI Rate pada bulan Oktober mendatang.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan, Bank Indonesia akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) pada Oktober 2024.

“Kami melihat ada opportunity (peluang) BI memangkas lagi suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin,” ungkap Andry dalam kegiatan Media Gathering Kementerian Keuangan di Anyer, Rabu (25/9/2024).

"Paling tidak kalau untuk ahead the curve di Oktober itu ada ruang kemudian memangkas suku bunga acuannya lagi sebesar 25 bps,” bebernya.

Seperti diketahui, BI dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) September 2024 telah memangkas BI-rate sebesar 25 bps menjadi 6%.

 

3 dari 3 halaman

Mengiikuti The Fed

Disebutnya, pemangkasan suku bunga BI akan mengikuti arah penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang juga diperkirakan kembali turun.

“Ini kalau berdasarkan konsensus (pasar). Artinya akan ada paling tidak total 100 basis pemangkasan dari Fed Fund Rate di tahun ini. Total ya termasuk dengan yang kemarin (pemangkasan 50 basis poin),” jelas Andry.

Andry juga memperkirakan, BI akan memangkas suku bunganya setidaknya minimal 50 bps atau 75 bps pada tahun depan, dengan mempertimbangkan The Fed yang juga diproyeksi akan memangkas suku bunga 100 bps tahun 2024.

Video Terkini