Liputan6.com, Jakarta Sejumlah tokoh telah memenuhi panggilan Presiden terpilih Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara di Jakarta, pada Senin (14/10/2024). Tokoh elit politik ini digadang-gadang menjadi menteri dan wakil menteri di era Prabowo-Gibran untuk periode 2024-2029.
Salah satu yang hadir adalah Dody Hanggodo merupakan pengusaha asal Surabaya, Ia datang memenuhi panggilan dari Prabowo.
Baca Juga
Dody mengungkapkan beberapa tokoh bertemu dengan Prabowo Subianto memiliki waktu yang bervariasi, ada yang sebentar dan lama.
Advertisement
"Pertemuan empat mata Prabowo dengan para calon menteri itu durasinya bervariasi. Ada yang hanya tiga menit dan lima menit, bahkan lebih dari itu," jelasnya Selasa, (15/10.2024).
Mengenai perbincangan empat mata dengan Prabowo, Dody menjelaskan Ia lebih membahas tentang masa depan Indonesia Emas 2045.
"Secara feneral tentang Asah Cita Mencapai Indonesia Emas 2045," papar Bapak dari Aushaf Fajr Herdiansyah ini yang juga Calon Wakil Bupati Kabupaten Nganjuk.
Selanjutnya, Prabowo menanyakan mengenai kesiapan Dody Hanggodo untuk memajukan Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran.
"100 persen saya bersedia, kemudian obrolan mengenai Asah Cita, hanya General saja belum mengerucut, lebih kediskusi dan pertemuan secara formalitas," pungkas Dody Hanggodo.
16 Menterinya Dipanggil ke Kertanegara, Jokowi: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan bahwa keputusan Presiden terpilih Prabowo Subianto mengundang 49 tokoh politik, termasuk 16 menteri dari Kabinet Indonesia Maju, ke kediamannya di Kertanegara adalah hak prerogatifnya.
Dalam pertemuan tersebut, sebagian besar menteri yang hadir merupakan pejabat di sektor ekonomi.
"Yang pertama itu adalah hak prerogatif Presiden terpilih, Bapak Presiden Jenderal TNI Purnawirawan Prabowo Subianto," ungkap Presiden Jokowi saat melakukan kunjungan kerja di Provinsi Aceh.
"Itu hak prerogatif. Siapapun yang dipilih kita semuanya menghargai," tambahnya.
Jokowi juga meyakini, pemilihan menteri-menteri tersebut didasari oleh pertimbangan matang.
"Mengenai kurang lebih 15 atau 16 menteri di kabinet sekarang yang juga dipilih oleh Bapak Prabowo Subianto, itu melalui seleksi, melalui pengalaman beliau bergaul dan berinteraksi selama lima tahun," jelas Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi mengungkapkan bahwa kehadiran sejumlah menteri dari tim ekonomi menunjukkan pentingnya aspek keberlanjutan dalam kabinet yang baru nanti. Ia melihat bahwa Prabowo ingin mempertahankan tim ekonomi untuk memastikan kelangsungan program-program ekonomi yang sudah berjalan.
"Memang hampir seluruh tim ekonomi yang ada diundang, karena ini berkaitan dengan keberlanjutan," ujarnya.
Â
Advertisement
Pemanggilan Calon-calon Wakil Menteri
Presiden Terpilih Prabowo Subianto memulai memanggil sejumlah tokoh calon menteri di kabinetnya mendatang. Termasuk sejumlah proyeksi calon kepala badan lembaga negara.
Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan rencana Prabowo dalam pemanggilan calon wakil menteri dan calon kepala badan hari ini.
"Hari ini kita ada mengundang calon-calon wamen dan calon-calon kepala badan," kata Dasco, di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024).
Dia membuka kemungkinan tokoh yang datang akan lebih banyak dari jumlah calon menteri yang dipanggil pada Senin, 14 Oktober 2024. Dia menyebut, Prabowo akan menimbang kecocokan para kandidat calon wakil menteri nantinya.
"Kalau dilihat nanti agak banyak itu dari calon-calon wamen dan calon kepala badan yang kemudian dinominasikan untuk nanti kemudian diambil pertimbangan oleh pak Prabowo," ujar dia.
"Saya belum hitung berapa banyaknya, tapi nanti, karena ada di satu kementerian yang nominasinya dua, ada yang satu, ada yang lebih dari satu banyak," ia menambahkan.
Lebih lanjut, dia mengatakan, porsi menteri, wakil menteri, hingga kepala badan nantinya akan lebih banyak diisi oleh kalangan profesional.Â
Hal tersebut diakuinya sesuai dengan permintaan para partai politik (parpol) dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
"Banyak dari profesional, jadi memang usulan dari parpol baik menteri maupun kepala badan maupun wamen itu lebih banyak dari profesional," pungkasnya.