Sukses

Sempat Perkasa, Bagaimana Potensi Harga Emas Pekan Ini?

Berikut prediksi harga emas dunia pada perdagangan pekan ini, berikut ulasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia perkasa setelah The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) memangkas suku bunga sebesar 50 basis point (bps).

Harga emas spot memulai pekan terakhir September 2024 diperdagangkan pada USD 2.620,93 sebelum menetapkan triple top jangka pendek pada USD 2.630 per ounce.Lantas bagaimana potensi pergerakan emas pekan ini dan sepanjang pekan pertama Oktober 2024?

Survei Emas Mingguan Kitco News terbaru memperlihatkan para pakar industri sama-sama berimbang antara kenaikan lebih lanjut dan penurunan harga emas dalam waktu dekat. Sementara itu investor ritel tetap positif tetapi lebih menahan diri terhadap potensi kenaikan emas minggu depan.

Analis pasar senior di Barchart.com, Darin Newsom mengatakan emas berpotensi mengalami kenaikan pekan depan. Menurutnya, pasar yang sedang tren akan tetap berada dalam tren tersebut hingga ditindaklanjuti oleh kekuatan luar.

“Kekuatan luar tersebut biasanya adalah aktivitas investor, dan mengingat potensi kekacauan global hanya akan meningkat selama bulan depan, investor tidak mungkin mengubah pikiran mereka terhadap emas sebagai pasar safe haven,” kata Newsom, dikutip dari Kitco, Senin (30/9/2024). 

Kemudian kepala strategi komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen mengatakan emas akan diperdagangkan lebih rendah karena reli yang terjadi pekan ini hanya dampak dari Fear of Missing Out (FOMO). 

"Saya melihatnya lebih rendah karena saya yakin reli berjalan karena asap dari FOMO dan pedagang yang mengejar momentum menggunakan derivatif," jelasnya. 

Hansen menambahkan, dalam jangka pendek, permintaan fisik kemungkinan akan mengering hingga investor beradaptasi dengan tingkat harga yang baru dan lebih tinggi ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Hasil Survei Kitco

Pekan ini, 14 analis berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News, dengan Wall Street mencapai keseimbangan antara optimisme dan pesimisme pada aksi harga. Enam pakar, atau 43 persen, memperkirakan harga emas akan naik selama minggu depan. 

Adapun enam lainnya memperkirakan penurunan harga untuk logam mulia tersebut. Dua analis yang tersisa, atau 14 persen, percaya emas akan diperdagangkan secara sideways minggu depan.

Sementara itu, 192 suara diberikan dalam jajak pendapat daring Kitco, dengan mayoritas investor Main Street mempertahankan pandangan optimistis mereka, meskipun mayoritas lebih sedikit dari minggu sebelumnya. 

Sekitar 120 pedagang ritel, atau 62 persen, memperkirakan harga emas akan naik minggu depan, sementara 38, atau 20 persen, memperkirakan logam kuning akan diperdagangkan lebih rendah. Kemudian 3 responden yang tersisa, mewakili 17 persen, melihat harga berkonsolidasi selama minggu depan.

Data Ekonomi Sepekan ke Depan

Adapun para investor atau pedagang dapat mencermati acara berita ekonomi utama minggu depan seperti rilis laporan penggajian nonpertanian untuk September pada Jumat pagi. 

Data penting lainnya termasuk CPI Eropa pada Selasa, PMI Manufaktur ISM AS, dan laporan Lowongan Kerja JOLTS, laporan Ketenagakerjaan ADP pada Rabu, dan publikasi klaim pengangguran mingguan pada Kamis pagi diikuti oleh PMI Layanan ISM.

Pasar juga akan mendengarkan dengan saksama apa yang dikatakan Ketua Fed Jerome Powell ketika ia berpidato pada pertemuan tahunan National Association for Business Economics (NABE) pada Senin. Ini akan menjadi acara langsung pertama Powell sejak pertemuan kebijakan moneter bank sentral minggu lalu.

3 dari 5 halaman

Siap-Siap, Harga Emas Dunia Bisa Tembus USD 2.700

Sebelumnya, harga emas cetak rekor tertinggi sepanjang sejarah pada perdagangan Kamis. Kenaikan harga emas dunia hingga menyentuh USD 2.685 per ons ini dipicu oleh beberapa faktor global.

Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, kombinasi dari suku bunga global yang menurun, meningkatnya ketegangan geopolitik, dan ekspektasi pelonggaran lebih lanjut dari Federal Reserve (The Fed) AS telah memberikan dorongan signifikan bagi pergerakan harga emas.

Namun, kemudian, harga emas dunia pada Jumat ini terkoreksi turun ke USD 2.672. Meskipun turun, tren bullish emas masih cukup kuat, dengan beberapa indikator teknis, termasuk Moving Average, yang menunjukkan bahwa emas memiliki potensi untuk terus naik.

"Emas berpotensi untuk menembus level USD 2.700, yang merupakan proyeksi tertinggi untuk hari ini," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (27/9/2024).

Menurutnya, salah satu faktor utama yang mendorong reli emas adalah kebijakan moneter global yang semakin melonggar. Beberapa bank sentral, termasuk People's Bank of China (PBoC), Riksbank Swedia, dan Bank Sentral Republik Ceko, telah menurunkan suku bunga mereka dalam beberapa hari terakhir.

Keputusan ini memberikan keuntungan bagi emas, mengingat aset ini tidak memberikan bunga, sehingga penurunan suku bunga global menurunkan biaya peluang (opportunity cost) dari memegang emas dan membuatnya semakin menarik bagi investor sebagai safe haven.

Selain itu, pelemahan Dolar AS (USD) juga menjadi faktor utama yang mendukung kenaikan harga emas. Ekspektasi bahwa The Fed akan melanjutkan kebijakan pelonggaran moneternya telah memberikan tekanan pada USD, dan hal ini mendorong minat investor terhadap emas, yang sebagian besar dihargai dan diperdagangkan dalam mata uang tersebut.

4 dari 5 halaman

Konflik Geopolitik

Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga ini, yang saat ini berada di atas 60% menurut CME FedWatch Tool, menambah tekanan pada Dolar AS, yang secara tidak langsung mendukung penguatan emas. Data pasar tenaga kerja yang akan dirilis dalam beberapa hari ke depan juga menjadi faktor penting yang dapat memengaruhi keputusan The Fed dan pergerakan harga emas.

Konflik geopolitik yang semakin meningkat di Timur Tengah juga berperan dalam mendorong harga emas ke level tertingginya. Konflik antara Israel dan Hizbullah yang terus memanas, dengan saling serang rudal antara kedua belah pihak, menimbulkan ketidakpastian global yang tinggi.

Pada hari Rabu, Kepala Pasukan Pertahanan Israel, Herzi Halevi, menginstruksikan pasukannya di Israel utara untuk bersiap menghadapi kemungkinan serangan darat ke Lebanon. Jika eskalasi ini terus berlanjut, ketidakpastian global akan meningkat, mendorong lebih banyak aliran dana ke aset safe haven seperti emas.

5 dari 5 halaman

Potensi Kenaikan

Faktor risiko geopolitik ini sangat krusial, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global yang terus meningkat. Emas secara tradisional dianggap sebagai pelindung nilai (hedge) terhadap risiko politik dan ekonomi, sehingga investor cenderung beralih ke emas ketika situasi dunia semakin tidak stabil.

Secara keseluruhan, prediksi harga emas hari ini masih bullish, dengan proyeksi potensi kenaikan hingga USD 2.700. Meskipun emas mengalami koreksi dalam jangka pendek, tren bullish masih cukup kuat untuk mendukung kenaikan harga lebih lanjut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.