Sukses

Dari Apartemen, 4 Mahasiswa Bangun Bisnis Kacamata Warby Parker hingga Bernilai Rp 27 Triliun

4 mahasiswa mendirikan perusahaan Warby Parker, sebuah perusahaan yang menjual kacamata langsung ke konsumen, baik secara daring maupun 269 toko di AS dan Kanada.

Liputan6.com, Jakarta Jika Dave Gilboa lebih hati-hati menjaga kacamatanya, mungkin Warby Parker tidak akan pernah ada. Pada 2008, Gilboa kehilangan kacamata Prada seharga USD 700 atau kurang lebih Rp 10,69 juta (estimasi kurs Rp 15.277 per USD) ketika sedang jalan-jalan sebelum memulai program MBA di Wharton School, University of Pennsylvania, Amerika Serikat (AS).

Di sana, dia bertemu dengan teman-teman sekelasnya yaitu Neil Blumenthal, Andy Hunt, dan Jeff Raider, yang turut merasakan frustrasinya. Dalam beberapa bulan, mereka mulai mengerjakan solusi yang akan mengubah industri kacamata global yang nilainya hampir mencapai USD 150 miliar atau lebih dari Rp 2.000 triliun. 

Mereka mendirikan Warby Parker, sebuah perusahaan yang menjual kacamata langsung ke konsumen, baik secara daring maupun 269 toko di AS dan Kanada.

Dikutip dari CNBC, Rabu (2/9/2024), tahun lalu, Warby Parker menghasilkan hampir USD 670 juta atau sekitar Rp 10 triliun lebih. saat ini, nilai perusahaan mencapai USD 1,79 miliar atau sekitar Rp 27 trilliun.

Tantangan bagi merek yang menjual langsung ke konsumen yaitu mencapai profitabilitas. Warby Parker kini sudah dekat dengan tujuan tersebut, terutama karena mereka menghasilkan lebih banyak uang dari toko fisik daripada penjualan daring.

Pemeriksaan mata di toko-toko mereka juga memberikan pendapatan tambahan. Oleh karena itu,  perusahaan berencana membuka lebih banyak toko.

Analis industri memperkirakan bahwa strategi sederhana ini akan membawa Warby Parker ke profitabilitas, mungkin secepat tahun depan.

Blumenthal berkata, "Kebutuhan akan kacamata dan lensa kontak terus tumbuh, dan kami menempatkan Warby Parker pada posisi untuk memenuhi kebutuhan yang sangat besar dan terus tumbuh itu."

2 dari 4 halaman

Merintis Usaha

Warby Parker diluncurkan pada Februari 2010 ketika keempat pendirinya masih mahasiswa penuh waktu. Mereka menginvestasikan tabungan pribadi masing-masing sebesar USD 30 ribu sehingga totalnya USD 120 ribu.

Blumenthal menggunakan koneksinya dari pekerjaan sebelumnya di VisionSpring untuk menciptakan stok awal produk.

“Kami benar-benar menggunakan seluruh tabungan kami untuk memulai bisnis ini,” kata Gilboa.

Karena keterbatasan dana, mereka mengelola bisnis dari apartemen Blumenthal dan tidak mengambil gaji.

Mereka bahkan menyewa humas mode untuk membantu meningkatkan kesadaran merek. Tak lama kemudian, Vogue dan GQ menulis tentang Warby Parker, bahkan GQ menyebutnya sebagai "Netflix untuk kacamata."

Tepat setelah artikel itu keluar, situs web Warby Parker langsung dibanjiri pesanan, dan dalam tiga minggu mereka sudah mencapai target penjualan setahun.

Karena banyak pelanggan yang ingin mencoba kacamata langsung, setelah lulus, para pendiri memutuskan untuk mengubah sebagian ruang kantor mereka di New York menjadi showroom.

"Tiba-tiba, kami berada di jalur untuk menghasilkan 3 juta dollar dalam setahun hanya dari kantor kami," kata Blumenthal.

3 dari 4 halaman

Buka 40 Toko

Pada 2013 akhirnya mereka membuka toko fisik pertama di kawasan SoHo, Manhattan. Tahun lalu, toko ritel Warby Parker menyumbang lebih dari dua pertiga dari total pendapatan.

Para CEO berharap untuk akhirnya memiliki lebih dari 900 toko. "Tahun ini kami akan membuka 40 toko, dan kami berencana untuk melanjutkan ritme ini selama bertahun-tahun ke depan," kata Blumenthal.

Pendapatan Warby Parker terus meningkat, namun perusahaan ini belum mencapai keuntungan. Namun, Blumenthal dan Gilboa menunjuk pada angka EBITDA yang disesuaikan sebesar USD 52,4 juta tahun lalu sebagai bukti bahwa mereka berada di jalur yang benar.

EBITDA yang disesuaikan ini tidak termasuk biaya satu kali, sumbangan amal, dan biaya terkait pajak.

Analis Anthony Chukumba dari Loop Capital, sebuah firma penasihat keuangan, mengatakan bahwa penilaian ini adil.

"Perusahaan tidak memiliki utang, dan menghasilkan arus kas bebas sehingga mereka dapat mendanai pertumbuhan yang berkelanjutan. Warby Parker akan sangat menguntungkan dari perspektif laba bersih tahun depan," katanya.

4 dari 4 halaman

Warby Parker Menjadi Merek yang Dicintai di Dunia

Blumenthal dan Gilboa berencana untuk menjadikan Warby Parker sebagai "perusahaan perawatan mata holistik" dengan mengubah toko-toko mereka menjadi pusat layanan terpadu untuk memenuhi kebutuhan perawatan mata pelanggan.

Menambahkan layanan pemeriksaan mata di toko mereka telah meningkatkan pendapatan rata-rata per pelanggan sebesar lebih dari 9% tahun lalu.

Jumlah pelanggan aktif juga meningkat. Pada tahun 2023, Warby Parker memiliki lebih dari 2,3 juta pelanggan, naik 30% sejak 2019.

Blumenthal yakin masih ada banyak peluang untuk tumbuh dalam pasar kacamata global yang besar ini. "Kami ingin Warby Parker menjadi salah satu merek yang paling dicintai di dunia," katanya.