Sukses

Pacu Produksi Minyak, Bahlil Minta KKKS Intervensi Teknologi

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melihat, KKKS memiliki produksi minyak bumi yang bagus, salah satunya ExxonMobil.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mendorong Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk mengoptimalkan produksi minyak melalui optimalisasi teknologi. Guna menyikapi penurunan realisasi produksi siap jual atau lifting minyak bumi. 

Salah satu KKKS yang menjadi sorotan Bahlil dan pemerintah adalah ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). 

"KKKS yang punya produksi minyak bumi bagus, saya lihat itu ExxonMobil. ExxonMobil itu 25 persen dari total lifting nasional. Kita minta untuk bisa ada intervensi teknologi untuk bisa menaikkan liftingnya," kata Bahlil dalam keterangan resmi Kementerian ESDM, Selasa (1/10/2024).

Enchanced Oil Recovery (EOR) merupakan satu dari sekian teknologi yang dianggap penting sebagai ransangan awal dalam menggenjot produksi minyak bumi. Bahkan, Kementerian ESDM bersama Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah menjajaki kemungkinan lahirnya kebijakan intensif dalam implementasi EOR.

Sebelumnya, Bahlil mengungkapkan tantangan berat dihadapi Indonesia adalah ketidakseimbangan antara produksi (supply) dan konsumsi (demand). "Sekarang lifting (minyak) kita itu 600 ribu barrel oil per day (bopd). Sementara konsumsi kita 1,5 sampai 1,6 juta ribu bopd," ungkapnya.

Bahlil meminta ExxonMobil Cepu Ltd untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 150.000 barel minyak per hari (BOPD) pada 2026. 

"Exxon menargetkan 125 ribu barel untuk 2026. Tapi saya punya keyakinan, dengan sistem manajemen, etos kerja, dan kreativitas tim Exxon di lapangan, ExxonMobil harus bisa mencapai di atas 150 ribu barel per hari pada tahun 2026 untuk mengurangi defisit lifting kita," desaknya.

Hingga September 2024, produksi Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris telah menghasilkan minyak bumi sebesar 136.701 BOPD dan 36,49 MMSCFD. Pada bulan Maret 2024 lalu, SKK Migas bersama EMCL berhasil melakukan tajak sumur produksi infill dan clastic di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Jawa Timur.

 

2 dari 4 halaman

Dorong Kegiatan Eksplorasi

Selain pemanfaatan teknologi, Bahlil menekankan pentingnya KKKS untuk lebih gencar melakukan kegiatan eksplorasi sebagai program jangka panjang. Ini dibutuhkan demi mengembangkan lapangan migas baru, selain Lapangan Cepu dan Lapangan Banyu Urip. 

"Di daerah Cepu, di sekitar itu ada beberapa sumur-sumur yang memang belum dieksplorasi. Tadi saya sudah minta ke mereka. Sudah di-drilling dua sumur, itu adalah sumur baru eksplorasi," pintanya.

Wilayah Kerja Cepu mempunyai jangka waktu kontrak 17 September 2005 sampai 17 September 2035 (Cost Recovery). Lapangan pada Wilayah Kerja Cepu antara lain Banyu Urip, Kedung Keris dan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru, dengan cadangan untuk minyak bumi sebesar 344,63 MSTB sedangkan cadangan Gas sebesar 1.201,26 BSCF.

Pada Wilayah Kerja Cepu ini rencana akan dikembangkan beberapa lapangan, antara lain:

- Lapangan West Kedung Keris (Minyak) pada tahun 2025-2027, dengan investasi USD 48 juta

- Lapangan Cendana (Gas) dengan investasi sebesar USD 170,3 juta

- Lapangan Alas Tua West (Gas) dengan investasi sebesar USD 253,9 juta

3 dari 4 halaman

Bahlil Minta ExxonMobil Cepu Genjot Produksi Minyak Jadi 150 Ribu BOPD pada 2026

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta ExxonMobil Cepu Ltd untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 150.000 barel minyak per hari (BOPD) pada 2026.

Permintaan itu selaras dengan angka produksi minyak Indonesia terus mengalami penurunan. Sehingga upaya peningkatan produksi minyak nasional menjadi sangat penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor. 

"Saat ini, tingkat produksi minyak nasional sekitar 577 ribu BOPD. Dari jumlah tersebut, Blok Cepu masih memberikan kontribusi sekitar 144 ribu BOPD, menjadikannya salah satu yang terbesar secara nasional," ujar Bahlil saat berbincang dengan jajaran manajemen, insinyur, dan operator Blok Cepu di Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (30/9/2024).

Bahlil menekankan pentingnya upaya peningkatan produksi untuk menekan defisit minyak yang saat ini terjadi. Ia meminta Presiden Direktur ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Carole Gall, untuk menaikkan target produksi dari 125.000 BOPD pada 2026 menjadi 150 ribu BOPD.

"Exxon menargetkan 125 ribu barel untuk 2026. Tapi saya punya keyakinan, dengan sistem manajemen, etos kerja, dan kreativitas tim Exxon di lapangan, ExxonMobil harus bisa mencapai di atas 150 ribu barel per hari pada 2026 untuk mengurangi defisit lifting kita," pinta Bahlil.

Bahlil menuturkan, pemerintah saat ini maupun di bawah presiden terpilih Prabowo Subianto, mendukung penuh peningkatan produksi minyak ini karena berdampak besar bagi penerimaan negara dan cadangan devisa.

"Negara kita membutuhkan dukungan dari perusahaan-perusahaan berpengalaman untuk meningkatkan produksinya. Presiden terpilih, Pak Prabowo, memerintahkan saya untuk menyelesaikan masalah lifting minyak ini, karena peningkatan lifting pasti akan meningkatkan pendapatan negara dan mengurangi impor," tuturnya.

 

4 dari 4 halaman

Tingkatkan Produksi

Menanggapi permintaan tersebut, Presiden Direktur EMCL Carole Gall menyatakan, pihaknya berkomitmen untuk bekerja keras meningkatkan produksi Blok Cepu. Salah satu langkah yang sudah dilakukan adalah produksi minyak pertama dari pemboran Banyu Urip infill clastic pada 2024, yang menghasilkan 13.300 BOPD.

"Ini adalah langkah penting dalam upaya kami untuk terus meningkatkan produksi dari Blok Cepu. Kami benar-benar membuat sejarah dengan Banyu Urip infill clastic drilling," ujar Carole.

Keberhasilan EMCL dalam menghasilkan minyak perdana dari pemboran sumur infill clastic ini menjadi program strategis bagi ExxonMobil, mitra, dan Indonesia. "Program ini sangat penting bagi ExxonMobil, para mitra, dan Indonesia. Program ini akan berkontribusi untuk mencapai target produksi nasional dan memperkuat ketahanan energi Indonesia," pungkasnya.

 

Video Terkini