Sukses

Kisah Elliott Hill dari Pekerja Magang Bisa Duduki Posisi CEO Nike, Apa Rahasianya?

Elliott Hill, yang baru diangkat sebagai CEO Nike pada 19 September 2024, memulai kariernya sebagai pekerja magang di perusahaan tersebut pada tahun 1988. Hill yang kini telah berusia 60 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Elliott Hill, yang baru diangkat sebagai CEO Nike pada 19 September 2024. Ia memulai karier sebagai pekerja magang di perusahaan tersebut pada 1988. Hill yang kini telah berusia 60 tahun dan mampu menduduki posisi tertinggi di perusahan super besar itu.

Karier Elliott Hill dimulai sejak dia magang  sebagai perwakilan penjualan pakaian dan berhasil naik pangkat setiap dua tahun sekali, hingga menduduki posisi salahsatu top manajemen sebelum pensiun singkat di 2020.

Setelah empat tahun pensiun, Hill  Kembali dengan jabatan baru yakni sebagai CEO Nike.

Konsultan karier yang berbasis di San Francisco, Rohan Verma mengatakan bahwa karier Hill yang luar biasa ini dapat dicapai dengan sikap yang tepat. Verma menjelaskan bahwa ada banyak contoh orang yang berhasil naik jabatan dari posisi tingkat pemula ke eksekutif, seperti CEO General Motors Mary Barra, CEO Walmart Doug McMillon, dan CEO Costco Ron Vachris.

"Ada sesuatu di dalam air di sini yang dapat diminum oleh semua orang," kata Verma dikutip dari CNBC, Selasa (78/10/2024). 

Ia menggambarkan bahwa di beberapa perusahaan, orang-orang dengan dedikasi dan sikap yang benar dapat mencapai puncak kariernya.

Menurut Verma, untuk mencapai kesuksesan seperti Hill, seseorang harus "bersedia dan mampu." Artinya, seseorang harus siap untuk melakukan lebih banyak hal, mengasah keterampilan, serta membangun hubungan penting di tempat kerja.

Penting juga untuk memiliki kombinasi kemampuan dan kemauan untuk terus belajar dan menghadapi tantangan baru. 

2 dari 2 halaman

Elliot Punya Pola Pikir yang Siap untuk Melakukan Banyak Hal

Hill tampaknya memiliki pola pikir ini, menurut, Ketua eksekutif Nike, Mike Parker, berkata bahwa "Keahlian global Elliott, gaya kepemimpinannya, dan pemahamannya yang mendalam tentang industri, serta hasratnya terhadap olahraga dan merek, menjadikannya orang yang tepat untuk memimpin pertumbuhan Nike selanjutnya."

Hubungan baik Hill dengan tokoh-tokoh seperti Michael Jordan dan banyak karyawan di Nike juga menjadi aset penting bagi kariernya. Namun, Verma menambahkan bahwa untuk berhasil naik jabatan, seseorang juga membutuhkan dukungan dari manajer yang baik. Hal ini sangat penting bagi kelompok yang sering kurang terwakili, seperti perempuan dan orang kulit berwarna, yang seringkali terjebak dalam peran garis depan dengan sedikit peluang untuk maju.

Keberhasilan Hill, kata Verma, adalah kombinasi dari kerja keras dan sedikit keberuntungan, terutama dalam menemukan perusahaan yang mendukung mobilitas ke atas selama 30 tahun lebih.

"Ini hanyalah tren lain dari lingkungan di mana kesempatan bebas untuk semua," kata Verma, menggarisbawahi bahwa perusahaan yang inovatif akan memberikan penghargaan bagi mereka yang bersedia bekerja keras.