Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di awal pekan ini. Dalam Munaslub ini terpilih kepengurusan baru periode 2024-2029. Adalah Hidayatullah Suralaga didapuk sebagai Ketua Umum, Rayfarrell Dwia sebagai Sekretaris Jenderal, dan Rossy Wanandi sebagai Bendahara.
Kegiatan ini dihadiri para anggota yang mewakili berbagai pelaku usaha kedelai mulai dari importir sampai dengan distributor kedelai di seluruh Indonesia. Munaslub Akindo dilaksanakan dalam rangka revitalisasi dan konsolidasi organisasi untuk menghadapi tantangan perdagangan kedelai nasional.
Baca Juga
Hidayatullah mengajak seluruh anggota untuk aktif berkolaborasi dan meningkatkan komunikasi antar anggota. “Melalui Munaslub ini, kami berharap Akindo dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan anggotanya dan masyarakat luas,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (3/10/2024).
Advertisement
Sementara Rayfarrell Dwia menekankan pentingnya kolaborasi serta mengajak para pelaku usaha kedelai lainnya untuk bergabung dengan Akindo.
“Mari kita bergandengan tangan untuk memperluas jaringan dan jangkauan, sehingga kemanfataan asosiasi ini bisa dinikmati semakin banyak kalangan,” ujar Rayfarrell.
Rayfarrel mengajak seluruh anggota untuk secara kolaboratif menjadikan Akindo sebagai wadah penyampaian aspirasi kepada pemerintah, sehingga kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan lebih tepat guna dan sesuai sasaran.
Akindo juga berkomitmen untuk turut mendukung program pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan kedelai dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Harapan Dirut Bulog
Direktur Utama Perum Bulog, Wahyu Suparyono berharap pengurus Akindo yang baru terpilih bisa bersinergi lebih baik dengan Bulog, terutama dalam pengadaan kedelai. Menurut Wahyu, kedelai merupakan salah satu dari 10 bahan makanan yang diawasi oleh Bulog.
“Dari total kebutuhan sekitar 247.455 ton per bulan, tidak ada sama sekali cadangan yang dimiliki pemerintah baik di Bulog maupun BUMN pangan. Kebutuhan kedelai masih tergantung pada impor mengingat produksi kedelai dari petani lokal masih rendah, “ ujar Wahyu.
Wahyu menambahkan, selain kedelai bahan makanan yang menjadi prioritas Bulog atau pemerintah antara lain beras, daging sapi, daging ayam, jagung, minyak goreng, bawang putih, cabai dan telur ayam.
Advertisement