Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti sejumlah negara maju yang memberlakukan pembatasan perdagangan, salah satunya China dan Amerika Serikat.
Jokowi menyebut, saat ini ada 19 negara yang melakukan restriksi perdagangan.
Baca Juga
“Semua itu membuat volume perdagangan menjadi lesu,” ungkap Jokowi dalam kegiatan Trade Expo Kementerian Perdagangan di ICE BSD, Tangerang, Rabu (9/10/2024).
Advertisement
Di sisi lain, juga terjadi fenomena over-produksi di China.
“Banyak negara sudah mulai khawatir dan berusaha melindungi pasar domestiknya dari masuknya produk dari China dengan harga yang jauh lebih murah,” kata Jokowi.
Tuntut Inovasi Pemasaran
Presiden lebih lanjut mengatakan, Indonesia sebagai negara dengan pasar terbesar, dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia-280 juta jiwa harus mampu melindungi pasar domestiknya, memasarkan produk-produk lokalnya agar dapat lmenguasai pasar di dalam negeri dan lanjut merambah ke pasar negeri.
“Pemasaran juga jangan selalu dengan cara-cara konvensional, sekarang sudah eranya digital. Kita harus masuk secara masif ke sana untuk memasarkan produk-produk negara dari Indonesia,” tuturnya.
Peringatkan Kondisi Ekonomi Global
Jokowi kembali mengingatkan, ekonomi global saat ini masih tumbuh lambat di kisaran 2-6%-2,7%.
Adapun inflasi global yang diperkirakan mencapai kisaran 5,9%. Hal itu diperburuk dengan perang dagang yang masih terus berlangsung yang membuat negara-negara melakukan kebijakan retrisksi perdagangan.
Namun, menurut Jokowi, Indonesia bisa mengambil peluang dari krisis tersebut.
“Saat banyak negara melakukan restriksi akibat perang dagang, menurut saya disitu ada peluang. Saat banyak negara mengalami inflasi tinggi, menurut saya disitu juga ada peluang,” ucapnya, tanpa merinci lebih lanjut.
Advertisement