Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan sosok penting di balik kesuksesan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh). Salah satu tokoh kunci tersebut adalah Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.
Luhut menilai bahwa Budi Karya memiliki berbagai prestasi yang patut diakui. Salah satunya adalah penyelesaian proyek Kereta Cepat Whoosh, yang menjadi salah satu mega proyek yang rampung di masa kepemimpinannya. Proyek ini turut dikawal oleh Menko Luhut.
Baca Juga
“Prosesnya sangat panjang, tapi akhirnya berhasil. Bagaimana kita bisa menyelesaikan kereta cepat ini meskipun banyak yang pesimis. Dengan kerja tim yang solid bersama Pak BKS (Budi Karya Sumadi), kita bisa selesaikan,” ujar Luhut dalam acara Peluncuran Buku Biografi Budi Karya Sumadi: Dari Underdog Jadi Menteri, dikutip dari pernyataan resmi, Rabu (9/10/2024).
Advertisement
Rebut FIR dari Singapura
Tak hanya itu, Luhut juga menyoroti keberhasilan dalam merebut kembali Flight Information Region (FIR) di atas Laut Natuna. Sebelumnya, wilayah udara ini dikelola oleh Singapura, meskipun secara geografis masuk ke wilayah Indonesia.
Menurut Menko Luhut, Budi Karya menunjukkan kemampuan dalam membuat keputusan yang berani terkait hal tersebut.
"Kita juga berhasil menyelesaikan masalah FIR Indonesia-Singapura dalam satu setengah tahun. Itu adalah keputusan berani yang diambil dengan cermat," tambah Luhut.
Buku Biografi Budi Karya Sumadi
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, baru saja merilis buku biografi yang mengisahkan perjalanan hidupnya. Menhub Budi mengaku sempat menolak penulisan buku ini karena merasa dirinya belum pantas untuk memiliki biografi.
Buku berjudul BKS: Dari Underdog Jadi Menteri tersebut menceritakan kisah hidup Budi Karya sejak masa kecilnya di Palembang, pendidikan di Universitas Gadjah Mada (UGM), hingga perjalanannya menjadi Menteri Perhubungan.
Budi Karya mengatakan, banyak pihak yang menawarkan untuk menulis buku tentang dirinya, namun dia sempat ragu dan merasa belum waktunya.
"Saya belum merasa nyaman. Bukan karena apa-apa, saya merasa perjalanan hidup saya belum cukup menarik untuk ditulis. Begitu juga dengan apa yang sudah saya kerjakan sebagai Menteri Perhubungan," ujarnya, dikutip dari keterangan resmi, Rabu (9/10/2024).
Advertisement
Dorongan dari Keluarga
Budi akhirnya menyetujui penulisan buku biografi ini berkat dorongan dari keluarganya, terutama sang istri.
“Istri saya, Endang Sri Hariatie, yang akrab dipanggil Tutut, menjadi motivasi utama. Beliau yang mendorong agar saya menuliskan kisah perjalanan hidup saya, terutama untuk menjadi pembelajaran bagi anak kami, Bambina Ayudia,” jelas Budi.
Budi berharap, buku biografi ini dapat membuka wawasan dan menginspirasi pembaca terkait berbagai tantangan dalam membangun transportasi dan konektivitas di Indonesia.
"Saya berharap pengalaman yang tertuang dalam buku ini bisa memberikan manfaat bagi generasi penerus untuk terus membangun dunia transportasi Indonesia,” tutupnya.