Liputan6.com, Jakarta Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Dradjad Wibowo merekomendasikan Thomas Djiwandono alias Tommy sebagai Menteri Keuangan. Diketahui, saat ini keponakan Prabowo tersebut menjabat Wakil Menteri Keuangan II.
"Terobosannya mudah-mudahan Mas Tommy (Thomas Djiwandono) jadi Menkeu," kata Dradjad dalam acara Katadata Forum Future Policy di Hotel Le Meridien Jakarta, Rabu (9/10).
Baca Juga
Bahkan, dia juga mengklaim sebagai sosok yang ikut merekomendasikan Tommy menjadi Wakil Menteri Keuangan II kepada presiden terpilih Prabowo Subianto.
Advertisement
"Itu saya dari dulu posisi saya, saya termasuk salah satu yang merekomendasikan supaya beliau jadi Wamenkeu," beber dia
Dia menilai, Tommy merupakan sosok yang bijaksana. Sehingga, keponakan Prabowo ini diyakini betul dapat mengawal pengeluaran negara untuk mendorong target pertumbuhan ekonomi tinggi.
"Kenapa saya sampaikan, karena Mas Tommy orangnya prudent. Dan kita butuh Menkeu yang prudent yang bisa mengawal pengeluaran negara. Karena nanti belanja negara itu akan sangat krusial sekali," tegas dia.
Dia berharap presiden terpilih Prabowo kembali menerima rekomendasi untuk mengangkat Tommy sebagai Menteri Keuangan. Namun, dia menghormati apapun keputusan Prabowo untuk memilih calon menterinya.
"Ya mudah-mudahan nanti beliau yang akan ditugaskan, tapi enggak tahu itu dikantong Pak Prabowo ya," tandasnya.
Sebelumnya, presiden terpilih Prabowo Subianto mulai menata strategi untuk bisa lari kencang di awal masa pemerintahannya yang akan resmi mulai Oktober 2024. Maklum, sejak masa kampanye, Prabowo memiliki target pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen.
Optimisme Prabowo ini memang bukan asal ngomong. Baginya, apa yang sudah dilakukan Presiden Jokowi saat ini menjadi modal utamanya. "Sumbangan terbesar pemimpin politik adalah bisa menciptakan ketenangan, karena dengan itu tercipta iklim yang positif. Minimum target pertumbuhan ekonomi 8 persen" tegasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Gibran Ungkap Penyusunan Kabinet Hampir Rampung 100 Persen
Wakil Presiden (Wapres) Terpilih Gibran Rakabuming Raka, mengatakan susunan kabinet pemerintahan bersama Presiden Terpilih Prabowo Subianto hampir rampung 100 persen. Susunan Kabinet bakal diumumkan 20 Oktober 2024.
"Sudah hampir 100 persen (penyusunan kabinet)," kata Gibran kepada wartawan di SMAN 70 Jakarta Selatan, Rabu (9/10/2024).
Lebih lanjut, Putra Sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini menyampaikan, turut andil dalam proses penyusunan kabinet di pemerintahan mendatang tersebut.
"Oh iya pasti (ikut penyusunan kabinet)," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyatakan jumlah kementerian di pemerintahan Prabowo Subianto akan bertambah lebih dari 33 kementerian/lembaga.
“Jumlah pastinya berapa belum, tapi penambahan (kementerian) iya,” kata Zulhas di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (11/9/2024).
Zulhas mengakui jumlah penambahan kementerian akan menjadi 44. “Ya mungkin sekitar itu (44),” kata dia.
Terkait jatah kursi dari PAN yang disebut berjumlah 5, Zulhas mengaku hal itu sepenuhnya hak presiden. “Wah itu terserah presiden lah. itu hak prerogratif bapak presiden ya,” kata dia.
Meski demikian, Zulhas mengakui sudah sering berkomunikasi dengan Prabowo, termasuk terkait susunan kabinet ke depan. “Ya kalau komunikasi kan hari-hari ya,“ pungkasnya.
Advertisement
Beredar Isu Jokowi Tolak PDIP Gabung Kabinet Prabowo-Gibran, Ini Kata Gerindra
Beredar isu bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) menolak PDIP masuk ke kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengaku belum pernah mendengar kabar tersebut. "Saya belum dengar Pak Jokowi meminta (penolakan) itu," kata Dasco di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa, (8/10/2024).
Dasco menegaskan, tidak ada pembahasan susunan kabinet antara Presiden Jokowi dengan Prabowo. Sebab, Presiden Jokowi menghormati hak prerogatif presiden terpilih.
"Karena pada prinsipnya Pak Jokowi memberikan hak prerogatif itu kepada Pak Prabowo sebagai presiden terpilih," tegas Dasco.
Lebih lanjut, Dasco menekankan agar isu tersebut tak dianggap serius. Bagi Dasco, isu Jokowi tolak PDIP gabung kabinet hanya dinamika.
"Jadi kalau ada isu-isu di media sosial ya saya anggap itu hanya dinamika saja," imbuh Dasco.