Sukses

Indonesia Kebanjiran Investor PLTN, Ini Daftar Negaranya

Indonesia akan memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama pada tahun 2032.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia akan memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama pada tahun 2032. Hal ini disampaikan oleh anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Kementerian ESDM, Abadi Poernomo.

"Pengembangan nuklir sesuai Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Ketenagalistrikan Nasional (RPP KEN) 2032 diharapkan sudah ada pembangkit kecil sebagai motor penggerak. Sesuai rencana, pada 2032 sudah ada PLTN, saya kira itu," ujar Abadi kepada awak media di Hotel Le Meridien Jakarta, Rabu (9/10).

Dia menjelaskan, kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir pertama di Indonesia akan mencapai 250 megawatt.

"Kapasitasnya? Kalau tidak salah, sekitar 250 megawatt," terang Abadi.

Lokasinya di Mana?

Terkait lokasi, pemerintah telah mengidentifikasi beberapa wilayah yang berpotensi menjadi lokasi pembangunan PLTN, termasuk di Belitung dan Pulau Kalimantan.

"Lokasi yang sudah disurvei mencakup beberapa daerah yang sangat stabil, seperti di Belitung, Kalimantan, dan sebagainya. Saat ini kami masih memastikan lokasi yang benar-benar aman untuk pembangunan PLTN," jelasnya.

Lebih lanjut, Abadi menyebutkan bahwa beberapa investor asing menunjukkan minat untuk berinvestasi dalam proyek PLTN pertama di Indonesia, meskipun dia belum menyebutkan secara spesifik calon investor tersebut.

"(Investor) banyak, dari Rusia, Amerika, dan China, semua berminat," ujar Abadi.

 

2 dari 2 halaman

Statement PLN

Sebelumnya, PT PLN (Persero) menyatakan bahwa Indonesia belum akan memulai inisiatif pembangunan PLTN pada tahun ini atau dalam waktu dekat.

Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Adi Lumakso, mengatakan bahwa ide pembangunan PLTN bukanlah hal baru. Namun, PLN saat ini masih fokus pada pengembangan sumber pembangkit energi terbarukan yang ramah lingkungan.

"Kami masih mengembangkan potensi energi terbarukan lainnya, seperti air, angin, dan geotermal. Untuk saat ini, kami akan fokus ke sana dulu. Pembangkit nuklir akan menjadi opsi terakhir jika memang dianggap solusi yang dapat ditempuh, tapi itu akan menjadi keputusan pemerintah," ujarnya saat ditemui di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (19/6).

Adi menegaskan bahwa PLN siap terlibat dalam pengelolaan nuklir jika kebijakan dari pemerintah sudah ada. Namun, dia juga menekankan pentingnya mitigasi risiko dalam penggunaan nuklir sebagai sumber energi listrik.

"Nuklir perlu dimitigasi dengan baik untuk memastikan bahwa itu adalah salah satu pembangkit yang bisa menjadi solusi di masa depan," tambahnya.

 

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com