Sukses

Mantan Gubernur BI Soedrajat Dwiwandono Dapat Penghargaan Wirakarya Adhitama

Soedradjad Djiwandono atau lebih dikenal dengan nama Soedradjad Djiwandono, adalah seorang ekonom Indonesia yang menjabat Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 1993-1998.

Liputan6.com, Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menganugerahkan penghargaan Wirakarya Adhitama kepada mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) J. Soedradjad Djiwandono. Penghargaan diberikan berkat jasa dan kontribusi nyata yang besar atas pengabdian untuk kemajuan dunia pendidikan dan perekonomian bangsa serta negara.

Ketua Dewan Guru Besar FEB UI Bambang Brodjonegoro menjelaskan, penghargaan Wirakarya Adhitama digagas sewaktu dirinya menjabat sebagai Dekan FEB UI pada periode 2005-2009.

Bambang Brodjonegoro yang merupakan Menteri Keuangan RI periode 2014-2016, menegaskan FEB UI yang kala itu masih bernama FE (Fakultas Ekonomi) UI perlu memberi apresiasi lebih besar, kepada tokoh-tokoh yang telah berjasa dan berdedikasi mengabdi bukan hanya kepada fakultas dan universitas. Tapi juga mempunyai peran lebih, yaitu memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara dalam kapasitas yang tertinggi.

“Kami memberi penghargaan yang tertinggi kepada para tokoh yang terus terang telah membawa juniornya, muridnya, menjadi terinspirasi untuk terus memberikan yang terbaik bagi universitas, bangsa, dan negara,” ujarnya di Depok, Jawa Barat, Sabtu (12/10/2024).

Seperti diketahui, Joseph Soedradjad Djiwandono atau lebih dikenal dengan nama Soedradjad Djiwandono, adalah seorang ekonom Indonesia yang menjabat Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 1993-1998.

Dia pun pernah menjabat sebagai Kepala Biro di Bappenas; Staf Khusus untuk Menteri Perdagangan; Staf Menteri Koordinator Ekonomi, Perdagangan, dan Industri; juga Menteri Muda Perdagangan.

Di dunia pendidikan Soedradjad adalah dosen, dan kemudian Profesor Emeritus di FEB UI. Dia pun masih aktif sebagai Profesor di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam, salah satu sekolah pascasarjana di Universitas Teknologi Nanyang, Singapura.

Pria asal Yogyakarta yang kini berusia 86 tahun tersebut pun pernah menjadi periset di Institut Riset Ekonomi dan Sosial, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).Bambang lanjut menjelaskan, kriteria dalam mendapatkan penghargaan Wirakarya Adhitama tidaklah mudah.

Syarat pertama adalah Guru Besar dari FEB UI. Kedua, sudah purna tugas alias pensiun sebagai Guru Besar. Syarat ketiga adalah pernah menjabat suatu posisi tertinggi di institusi negara.Dalam kesempatan yang sama, Dekan FEB UI Teguh Dartanto melengkapi Bambang.

Teguh sebagai dekan berikutnya meneruskan tradisi memberikan penghargaan tertinggi Wirakarya Adhitama kepada civitas akademika yang berdedikasi, konsistensi, dan juga berkontribusi besar dalam pengembangan keilmuan dan juga pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara.

“Penghargaan Wirakarya Adhitama ini memiliki makna yang mendalam, diberikan kepada profesor tadi, purna tugas dan memiliki kontribusi besar dan berperan kepada pengembangan keilmuan dan kontribusinya terhadap aplikasi keilmuannya di dalam masyarakat. Artinya dalam konteks pendidikan tinggi sekarang ini yang kita kenal adalah societal impacts,” tegasnya.

2 dari 3 halaman

Perluasan Makna

Teguh mengatakan, FEB UI akan pula melakukan perluasan makna dari Wirakarya Adhitama. Selama ini, yang mendapat penghargaan adalah professor ekonomi.

Ke depan penghargaan akan diberikan dengan kesempatan yang setara dan sama bagi yang berjasa di ilmu manajemen dan akuntansi. Harapannya, makna dari societal impacts tersebut menjadi lebih luas.

Wirakarya Adhitama sendiri memiliki arti penghargaan yang diberikan untuk tokoh FEB UI yang sudah sangat besar jasanya dan pengabdiannya untuk almamater serta bagi bangsa dan negara tanpa putus. Hasil karya penerima penghargaan tersebut, mengharumkan nama bangsa dan negara serta mendapatkan prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Saya pribadi berharap kita semua, khususnya generasi dosen yang lebih muda, untuk menjadi dosen peneliti yang terbang tinggi, tetapi tetap harus menjejak bumi. Sehingga kampus bukan lagi ‘menara gading’, tetapi bagian dari solusi negeri ini dengan membangun reputasi, dan tetap menjaga relevansi,” tuturnya.

Sementara itu dalam acara tersebut Soedradjad mengatakan, penghargaan Wirakarya Adhitama merupakan penghargaan tertinggi dalam dunia akademi.

3 dari 3 halaman

Pengabdian 30 Tahun

Terlebih, Soedradjad tahun ini genap mengabdikan diri menjadi Guru Besar Ekonomi di FEB UI selama tiga puluh tahun.

“Sebagai akademisi dalam menjalankan tugas menjadi guru dan pendidik, maupun sebagai warga negara seperti yang lain, menjalankan tugas sebagai patriot, bekerja untuk mempertahankan kemerdekaan dan meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Demikianlah saya memaknai penganugerahan piagam Wirakarya Adhitama ini,” kata Soedradjad.

Dia pun menegaskan, dirinya masih ingin aktif dalam membagikan ilmu. Seperti diketahui, saat ini dia masih mengajar Economics for International Political Economy, Indonesian Economy dan Regional and Global Financial Crises di RSIS, salah satu Graduate School di NTU. Sebab, ekonomi dan geopolitik dinilai sangat relevan dengan kondisi ekonomi global saat ini.

“Maaf jika saat ini saya berubah haluan. Di politik ternyata lebih menyenangkan,” ujarnya berkelakar yang disambut tawa audiens yang hadir dalam acara penghargaan tersebut.

Video Terkini