Sukses

Tinggal Sepekan Bertugas, Menteri ESDM Bahlil Tetap Fokus Perbaiki Regulasi

Menteri Bahlil terus bekerja dengan melakukan perbaikan regulasi serta memberikan kepastian seputar harga minyak.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang akhir masa jabatannya di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia membocorkan tugas dan aktivitas yang akan dijalankannya untuk sepekan ke depan.

Bahlil mengatakan, dia terus bekerja dengan melakukan perbaikan regulasi serta memberikan kepastian seputar harga minyak.

"Saya kerja terus. Kita lakukan perbaikan regulasi, melayani perizinan, kemudian melihat tentang kepastian daripada harga minyak, ketersediaan gas dan BBM, itu yang kita lakukan," kata Bahlil kepada wartawan di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (14/10/2024). 

Selain itu, Bahlil juga menegaskan bahwa ia menyerahkan ke Presiden terpilih Prabowo Subianto terkait nama-nama calon menteri di kabinet baru Presiden Terpilih. 

Ia menegaskan, keputusan tersebut merupakan hak prerogatif presiden terpilih.

"Kita serahkan ke Pak Prabowo. (Keputusan calon menteri) hak prerogatif Presiden terpilih," tuturnya.

Seperti diketahui, masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Kabinet Indonesia Maju akan berakhir dalam sepekan. Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dijadwalkan untuk dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029 pada Minggu, 20 Oktober mendatang.

2 dari 3 halaman

Menteri Bahlil: Impor Minyak Indonesia Tembus 1 Juta Barel per Hari

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa impor minyak di Indonesia saat ini telah mencapai 1 juta barel per hari (bph).

“Produksi kita tinggal 600 ribu barrels per day dan konsumsi kita 1,6 juta barel per day dan impor 900 ribu sampai 1 juta barrels per day," ungkap Bahlil dalam kegiatan Rakornas REPNAS 2024 di Jakarta, Senin (14/10/2024).

Bahlil menyoroti perbedaan kondisi industri minyak di Indonesia saat ini dengan tahun 1996-1997 silam. Saat itu, Indonesia mampu memproduksi minyak hingga 1,6 juta barel per hari (bph), dengan konsumsi di kisaran 600-700 ribu bph.

Capaian itu memungkinkan Indonesia mengekspor minyak hingga 1 juta bph, yang memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan negara antara 40-50%

"Pasca reformasi terdapat decline dan tidak diatasi dengan baik. Kemudian 2008 ada perbaikan 800-900 barrels per day tambahan di Banyu Urip namun decline terus,” bebernya.

3 dari 3 halaman

Lifting Minyak

Apabila permasalahan lifting minyak di Indonesia tidak segera diatasi, menurut Bahlil, sulit bagi Indonesia mencapai kedaulatan energinya.

"Yang terjadi di tahun '96-'97 kita ekspor, sekarang berbalik kita impor jumlah yang sama ini kira-kira masalah negara kita," imbuhnya.

“Jadi kalau gak bisa atasi lifting, maka jangan mimpi kita menuju kedaulatan energi," kata dia.

Bahlil mencatat, terdapat 16.990 sumur minyak dan gas yang tidak aktif atau iidle, dengan 4.495 sumur idle yang dapat direaktivasi kembali.