Liputan6.com, Jakarta - Sepekan jelang pelantikan presiden terpilih Prabowo Subianto, beredar kabar jumlah kementerian di kabinet selanjutnya akan semakin gemuk. Beberapa kementerian diisukan bakal dipecah menjadi menjadi dua instansi terpisah.
Salah satunya yakni Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM). Menurut kabar beredar, satu instansi ini akan terpisah menjadi Kementerian Koperasi dan Kementerian UMKM.
Baca Juga
Menanggapi hal tersebut, Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM Siti Azizah turut memberikan pendapat pribadinya. Menurut pandangannya, Kemenkop UKM seharusnya tidak perlu dipisah.
Advertisement
"Mengenai kementerian saya melihatnya agak berbeda, bahwa semua itu adalah wirausaha. Nantinya bentuk dari usahanya itu apa, apakah mereka akan membentuk koperasi atau mereka akan membentuk usaha PT, CV, dan sebagainya," ujarnya di Kantor Kemenkop UKM, Jakarta, Senin (14/10/2024).
"Tapi saya melihat bahwa itu tidak perlu kok kalau misalnya dipecah dan sebagainya. Kalau itu pendapat saya pribadi ya. Saya belum tahu arahan presiden berikutnya bagaimana. Tapi saya melihat wirausaha ada di mana-mana. Jadi artinya bisa disatukan juga," ia menambahkan.
Lantaran, Azizah melihat beberapa negara maju tetap menyatukan urusan terkait dengan kewirausahaan dan UMKM tetap berdiri di bawah satu payung kementerian.
"Kalau kita ambil contoh beberapa negara, contohnya paling dekat Korea Selatan. Memang satu menteri itu adalah start up dengan SME. Jadi isinya adalah wirausaha dan usaha kecil dan menengah. Artinya, bisa aja," kata Azizah.
Adapun menurut tim Prabowo, putusan untuk memperbanyak jumlah kementerian/lembaga dimaksudkan agar pemerintahan selanjutnya bisa lebih fokus ke satu bidang tertentu.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, Prabowo ingin setiap kementerian fokus ke satu bidang sehingga tidak lagi ada kementerian yang mengurusi banyak bidang.
"Jumlah banyak itu kan karena ada bidang-bidang yang dirangkap dalam satu kementerian. Oleh Pak Prabowo, karena ingin ada pemfokusan pada program pada bidang itu maka kementerian itu dipecah," kata Muzani.
Agar Pelayanan ke Masyarakat Optimal
Namun, Muzani belum menyebutkan secara pasti kementerian mana yang akan dipecah menjadi kementerian baru. Hal ini dimaksudkan agar pelayanan ke masyarakat bisa semakin optimal jika masing-masing kementerian fokus ke satu bidang.
"Iya fokus pada satu program, satu bidang sehingga pelayanan kepada masyarakat bisa lebih maksimal," ujarnya.
Lebih lanjut, Muzani menyebut menteri-menteri yang akan dipilih Prabowo tentu memiliki keahlian dan profesi di bidangnya masing-masing.
Akan tetapi, dia enggan membeberkan jumlah kementerian serta siapa saja menteri yang akan ditunjuk Prabowo. Dia hanya mengatakan proses penyusunan kabinet Prabowo sudah di tahap finalisasi.
"Saya bukan yang akan umumin, jadi saya gak paham cuma ya saya kira finalisasi sudah mulai mengerucut, (ke) portofolio, mungkin jumlah dan nama-nama," imbuh Muzani.
Advertisement
Teten Masduki Gandeng Malaysia Garap Pembiayaan hingga Perluas Ekspor UMKM
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menggandeng pemerintah Malaysia untuk memperluas pasar ekspor UMKM Indonesia. Targetnya memperkuat UMKM kedua negara di kancah Asia Tenggara.
Ada beberapa aspek yang jadi fokus kerja sama. Pertama, perluasan kerja sama untuk mendorong penguatan inovasi pembiayaan mikro. Kedua, peningkatan ekspor UKM. Ketiga, kerja sama koperasi yang diyakini saling menguntungkan bagi kedua negara maupun ekonomi di kawasan ASEAN.
"Indonesia dan Malaysia memiliki konsentrasi yang sama dalam pengembangan inovasi pembiayaan Mikro," kata Menteri Teten dalam keterangannya, Kamis (26/9/2024).
Menurutnya, kolaborasi ini, Indonesia dan Malaysia dapat saling bertukar pengetahuan, pengalaman, dan inovasi dalam mendukung pertumbuhan UMKM di kedua negara dan kawasan ASEAN.
"Selain itu, kedua negara berkepentingan untuk memperluas akses pasar UKM di pasar global,” ujarnya.
Indonesia, Malaysia, dan negara-negara anggota ASEAN lainnya juga memiliki keunggulan dalam bidang agriculture dan aquaculture dimana sebagian besar pelakunya adalah UMKM. Teten menyampaikan ada peluang besar melalui kerja sama koperasi sektor produktif di kedua negara. Inisiatif ini dapat memperkuat rantai pasok di kawasan maupun mendorong lebih banyak lagi UMKM yang go global.
Dia turut menyoroti pentingnya kolaborasi untuk mengembangkan model bisnis Rumah Produksi Bersama untuk mendekatkan pelaku UMKM dengan inovasi teknologi. Misalnya melalui pembangunan pabrik pengolahan skala menengah yang dikelola oleh koperasi.
Kemudian, menghimpun para pelaku usaha mikro dalam koperasi, serta meningkatkan pendapatan usaha mikro, petani, dan nelayan. Saat ini, KemenkopUKM sedang mengembangkan RPB untuk hilirisasi sejumlah komoditas antara lain cabai, kulit, rotan, bambu, kelapa, dan garam.
Tunggu Tindak Lanjut
Menteri Pembangunan Usahawan dan Koperasi Malaysia Datuk Ewon Benedick menyambut baik perluasan kerja sama UMKM dan koperasi Indonesia-Malaysia dan berharap dapat segera ditindaklanjuti dalam MoU antardua kementerian.
“Selanjutnya keketuaan ASEAN adalah Malaysia. Kami senang sekali agar inisiatif ini segera kita tindak lanjuti dengan MoU. Dan, kolaborasi ini diharapkan terus berlanjut dan dapat diperluas di kawasan ASEAN," ucap dia.
Hadir dalam pertemuan itu, SME Corp sebagai sebuah lembaga yang memonitor dan memfasilitasi implementasi program pengembangan UKM yang mencakup lebih dari 900.000 UKM di seluruh Malaysia.
Lalu, SME Bank yang merupakan perusahaan perbankan UKM pemberi pendampingan bantuan keuangan dan keahlian untuk UKM, serta Bank Rakyat sebuah lembaga pembiayaan di Malaysia yang khusus memberikan pendanaan syariah bagi koperasi dan usaha mikro.
Advertisement