Sukses

Harga Minyak Loyo Akibat OPEC Pangkas Perkiraan Permintaan

Harga minyak Brent untuk kontrak Desember dipatok USD 77,46 per barel, turun USD 1,58 atau 2%. Sejak awal tahun hingga saat ini harga minyak patokan global ini telah naik hampir 1%.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah turun lebih dari 2% pada perdagangan hari Senin. Penurunan harga minyak ini terjadi setelah organisasi produsen minyak dunia (OPEC) memangkas perkiraan permintaan untuk2024. Ini adalah pemangkasan ketiga kalinya berturut-turut sehingga menekan harga minyak.

Dalam laporan yang dirilis pada hari Senin, OPEC sekarang melihat permintaan tumbuh hanya akan sebesar 1,9 juta barel per hari di 2024, turun dari 2 juta barel per hari dalam perkiraan sebelumnya.

Kelompok tersebut memperkirakan permintaan akan tumbuh sebesar 1,6 juta barel per hari pada 2025, dibandingkan dengan 1,7 juta barel per hari sebelumnya.

Mengutip CNBC, Selasa (15/10/2024), berikut ini daftar harga energi pada penutupan perdagangan hari Senin:

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak November ditutup USD 73,83 per barel, turun USD 1,73 atau 2,29%. Sejak awal tahun hingga saat ini harga minyak mentah AS telah naik sekitar 3%.

Harga minyak Brent untuk kontrak Desember dipatok USD 77,46 per barel, turun USD 1,58 atau 2%. Sejak awal tahun hingga saat ini harga minyak patokan global ini telah naik hampir 1%.

Harga bensin kontrak November ditutup USD 2,1086 per galon, turun 2%. Tahun ini harga bensin sedikit berubah.

Harga gas alam untuk kontrak November dipatok USD 2,494 per seribu kaki kubik, turun 5,24%. Tahun ini harga gas telah turun hampir 1%.

Menteri keuangan China juga mengecewakan pasar energi pada jumpa pers akhir pekan kemarin. Para pedagang telah mengandalkan stimulus yang lebih kuat di CHina untuk meningkatkan ekonomi terbesar kedua di dunia. Permintaan yang lemah di China yang merupakan importir minyak mentah terbesar di dunia, telah membebani pasar minyak dunia selama berbulan-bulan.

“Langkah-langkah stimulus moneter China gagal untuk menstimulasi dan janji akhir pekan dari kementerian keuangan untuk meminjam lebih banyak banyak berisi klise dan frasa tetapi kurang meyakinkan dan meyakinkan,” kata analis PVM Tamas Varga. 

Sementara itu,pelaku pasar masih terus memantau Timur Tengah untuk mengantisipasi serangan balasan oleh Israel terhadap Iran.

Para pejabat AS mengatakan kepada NBC News bahwa Israel telah mempersempit target yang akan diserangnya. Target-target tersebut termasuk target militer dan infrastruktur energi, kata para pejabat tersebut kepada NBC.

2 dari 3 halaman

Harga Minyak Pekan Lalu

Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) pada Jumat, 11 Oktober 2024 membukukan kenaikan dalam dua minggu berturut-turut. Kenaikan harga minyak ini seiring Israel bersiap untuk membalas Iran.

Mengutip CNBC, harga minyak acuan AS dan Brent naik lebih dari 1 persen pada pekan ini. Harga minyak naik lebih dari 10 persen hingga penutupan perdagangan Jumat, sejak Iran menyerang Israel dengan rudal balistik pekan lalu.

"Meski demikian, mempertahankan momentum harga minyak yang bullish telah terbukti menjadi tugas pemeliharaan yang tinggi, tanpa katalis tambahan, perang dan stimulus yang telah menunjukkan kerentanan yang mudah memudar,” ujar Head of Global Commodites JPMorgan, Natasha Kaneva.

Berikut adalah harga energi pada penutupan Jumat, 11 Oktober 2024:Harga minyak West Texas Intermediate (WTI)Harga minyak West Texas Intermediate untuk kontrak November sebesar USD 75,56 per barel, turun 29 sen atau 0,38 persen.Sejak awal tahun,  harga minyak AS naik lebih dari 5 persen.

Harga Minyak BrentHarga minyak Brent untuk kontrak Desember 2024 tercatat USD 79,04 per barel, turun 36 sen atau 0,45 persen. Sejak awal tahun, harga minyak acuan global ini melonjak lebih dari 2 persen.

Harga bensin RBOB untuk kontrak November 2024 tercatat USD 2,1516 per gallon, sedikit berubah. Sejak awal tahun, harga bensin naik lebih dari dua persen.

Harga gas alam untuk kontrak November tercatat USD 2,632 per gallon, turun 1,61 persen. Sejak awal tahun, harga gas alam melonjak lebih dari 4 persen.

Kabinet Israel bertemu pada Kamis, 10 Oktober 2024 untuk membahas tanggapan negara itu terhadap serangan Iran, menurut laporan media. Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berbicara melalui telepon pada Rabu pekan ini.

3 dari 3 halaman

Kekhawatiran Pelaku Pasar

Pelaku pasar khawatir Israel akan menyerang industri minyak Iran, yang berpotensi memicu siklus eskalasi yang menyebabkan gangguan pasokan yang signifikan di Timur Tengah.

Presiden AS Joe Biden telah mencegah Israel menargetkan ladang minyak Iran. Negara-negara Teluk Arab juga dilaporkan melobi Gedung Putih untuk menekan Israel agar tidak menyerang infrastruktur energi Iran.

"Kami memperkirakan Gedung Putih berpotensi mendorong Israel untuk menargetkan kilang minyak alih-alih fasilitas ekspor minyak, dengan alasan dampak ekonomi akan lebih langsung dirasakan oleh Iran,” ujar Head of Global Commodity Strategy RBC Capital Markets, Helima Croft.

Namun,Croft memperingatkan pengaruh AS mungkin telah berkurang sejak April, ketika tanggapan Israel terhadap serangan rudal dan pesawat tak berawak pertama Iran relatif tidak terdengar.

Video Terkini