Sukses

4 Tahun Berjalan, Program Hilirisasi Jokowi Kantongi Investasi Rp 1.245,8 Triliun

Investasi di sektor mineral melalui fasilitas pengolahan dan pemurnian hasil tambang (smelter) mengantongi pemasukan terbesar, Rp 759,83 triliun. Didominasi oleh nikel sebesar Rp 514,8 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sukses membukukan realisasi investasi senilai Rp 9.117,4 triliun dalam 10 tahun masa kabinetnya. Program hilirisasi turut mendompleng pemasukan dengan total nilai Rp 1.245,8 triliun.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, program hilirisasi memainkan peranan penting dalam mendongkrak investasi. Dengan hilirisasi, investasi yang masuk dapat memberikan nilai tambah sekaligus mendorong penciptaan lapangan kerja.

"Nilai realisasi investasi hilirisasi itu konsisten di atas 20 persen. Artinya, kebijakan yang dilakukan Pak Presiden Jokowi hasilnya sangat konkret. Sehingga kebijakan hilirisasi akan kita lanjutkan di bidang lain agar memberikan lebih banyak nilai tambah," ujar Rosan dalam sesi konferensi pers di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Selasa (15/10/2024).

Sejak dimulai lewat pelarangan ekspor bijih nikel pada 2020, realisasi investasi di bidang hilirisasi tembus Rp 1.245,8 triliun hingga September 2024.

Investasi di sektor mineral melalui fasilitas pengolahan dan pemurnian hasil tambang (smelter) mengantongi pemasukan terbesar, Rp 759,83 triliun. Didominasi oleh nikel sebesar Rp 514,8 triliun.

Diikuti realisasi investasi di smelter bauksit senilai Rp 194,24 triliun, tembaga Rp 46,77 triliun, dan timah Rp 4,02 triliun.

Sementara investasi di bidang kehutanan, yakni di sektor pulp and paper menyumbang pemasukan Rp 196,99 triliun. Diikuti oleh hilirisasi di sektor minyak dan gas (migas) yang memberikan pendapatan Rp 139,61 triliun.

Sektor pertanian melalui hilirisasi minyak sawit mentah (CPO) dan oleochemical juga memberikan kontribusi sebesar Rp 130,23 triliun. Sedangkan inisiasi di ekosistem kendaraan listrik turut memberikan sumbangan, untuk investasi baterai kendaraan listrik senilai Rp 19,14 triliun.

Lebih lanjut, Rosan menilai, peningkatan realisasi investasi jafi gambaran bahwa Indonesia sukses menciptakan iklim investasi lebih kondusif. Menurut dia, ini krusial dalam menarik lebih banyak investor masuk ke Indonesia.

"Data-data telah menunjukan tren investasi yang terus meningkat. Hal ini karena kita berhasil bangun kepercayaan dari investor dalam dan luar negeru karena iklim investasi kita semakin baik ke depan," pungkas Rosan.

 

2 dari 3 halaman

Bahlil Sebut Hilirisasi Bakal Genjot Investasi UD 618 Miliar pada 2040

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia optimistis hilirisasi menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 2040. 

Ia memperkirakan, hilirisasi dapat mendorong investasi senilai USD 618 miliar atau Rp 9,6 kuadriliun dari 28 komoditas pada 2040 mendatang.Bahlil menyebut, perkiraan ini dibuat ketika ia masih menjabat Menteri Investasi/Kepala BKPM.

"Ini bukan omong-omong kita buat hilirisasi (datangkan investasi) USD 618 miliar, ini pikiran (Presiden Terpilih) Pak Prabowo dan bisa dieksekusi sebagai mesin pertumbuhan," kata Bahlil dalam kegiatan Rakornas REPNAS 2024 di Jakarta, Senin (14/10/2024).

Saat ini, PDB per kapita Indonesia sekitar USD 5.300, dengan target bisa di atas USD 10.000 untuk menjadi negara maju dan menjadi pondasi Indonesia emas 2045.

"Kalau masih andalkan UMR itu lebih identik pada padat karya, kita harus shifting," Bahlil menambahkan.

Bahlil pun menyoroti kekayaan alam Indonesia yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Hal itu bisa dimanfaatkan jika kekayaan ini bisa menjadi bagian dari industri.

"Bukan hanya sektor kelautan dan perikanan, sektor energi dan batu bara juga bisa. Kalau mampu dieksekusi, maka kita bisa minimal pertumbuhan ekonomi tambah 2%" imbuhnya.

3 dari 3 halaman

Jokowi Sebut Berkat Hilirisasi Banyak Manfaat yang Dirasakan, Apa Saja?

Sebelumnya, menjelang berakhirnya kepemimpinan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan banyak manfaat yang dirasakan dari hasil hilirisasi sektor pertambangan, yang tidak hanya dinikmati oleh pelaku industri saja.

Dari hilirisasi sektor pertambangan penerimaan negara mengalami peningkatan yang diperoleh dari pajak, royalti, hingga dividen. Sehingga bisa manfaatkan untuk pembangunan infrastruktur, subsidi, hingga bantuan sosial (bansos). 

"Kalau semua masuk ke industri, masuk ke industri-industri turunan, akan melompat penerimaan negara dan itu semuanya bisa kita pakai untuk membangun jalan tol, membangun pelabuhan baru, membangun bandara baru untuk subsidi, untuk bansos rakyat kita,"  kata Jokowi saat menghadiri malam puncak hari ulang tahun ke-79 Pertambangan dan Energi, di Jakarta, ditulis Jumat, 11 Oktober 2024.Â