Sukses

Survei BI: Kinerja Kegiatan Dunia Usaha Terjaga di Kuartal III 2024

kinerja seluruh Lapangan Usaha terindikasi tumbuh positif dengan peningkatan terutama bersumber dari Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian.

Liputan6.com, Jakarta - Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia mengindikasikan kinerja kegiatan dunia usaha tetap terjaga pada triwulan III 2024. Hal ini tecermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 14,40%.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan, kinerja seluruh Lapangan Usaha (LU) terindikasi tumbuh positif dengan peningkatan terutama bersumber dari LU Pertambangan dan Penggalian, LU Konstruksi, serta LU Informasi dan Komunikasi sejalan dengan berlanjutnya aktivitas proyek bangunan dan permintaan yang terjaga.

"Kapasitas produksi terpakai pada triwulan III 2024 tetap terjaga pada level 73,13%," kata Ramdan dalam keterangan BI, Kamis (17/10/2024).

Hal ini terutama ditopang oleh beberapa LU yang terindikasi meningkat, yaitu LU Pertambangan dan Penggalian serta LU Pengadaan Listrik sejalan dengan peningkatan kegiatan usahanya.

Sementara itu, kondisi keuangan dunia usaha secara umum juga tetap dalam kondisi baik, khususnya pada aspek Likuiditas dan Rentabilitas, dengan akses kredit yang lebih mudah.

Responden memperkirakan kegiatan usaha pada triwulan IV 2024 tetap tumbuh positif dengan SBT sebesar 13,42%.

Kegiatan usaha pada sebagian besar LU diprakirakan tetap tumbuh, antara lain LU Transportasi dan Pergudangan serta LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sejalan dengan peningkatan aktivitas saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan tahun baru.

 

2 dari 3 halaman

Bank Dunia Proyeksikan Ekonomi Indonesia Masih Tumbuh 5,1%

Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo mengungkapkan, Indonesia jadi salah satu negara yang masih diproyeksikan mengalami pertumbuhan ekonomi. 

“Indonesia salah satu negara besar yang kita upgrade perkiraan pertumbuhan dari 4,9 persen pada 2024 dan akan menjadi 5 persen di ramalan awal kami, sekarang dari 5 sampai 5,1 persen,” kata Mattoo dalam webinar Media Update-East Asia Pacific Economic Update-October 2024, Selasa (8/10/2024). 

Mattoo menjelaskan, pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi sektor swasta tetap stabil. Menurutnya, ini bisa dilihat dari sisi elemen permintaan konsumsi investasi dan ekspor serta belanja pemerintah stabil.

Selain itu, Mattoo menambahkan, investasi di Indonesia sudah memuncak khususnya dengan adanya pelonggaran kebijakan moneter. 

“Kita harapkan suku bunga lebih rendah dan ada UU ciptaker atau omnibus yang terus diciptakan dan investasi di infrastruktur,” jelasnya. 

 

3 dari 3 halaman

Perdagangan Komoditas

Meskipun begitu, Mattoo menyebut akan ada pelemahan dari sisi perdagangan komoditas barang ekspor. Namun ini diimbangi dengan belanja pemerintah yang meningkat pada 2024 terutama untuk belanja bantuan beras dan pupuk, serta ada peningkatan belanja program jaminan sosial.

“Kombinasi konsumsi yang stabil, meningkatnya investasi dan meningkatnya belanja pemerintah dan harga ekspor yang sedikit melemah akan berdampak pada pertumbuhannya akan terus membaik,” ujarnya.. 

Adapun menurut Mattoo, Indonesia diuntungkan dengan pertumbuhan platform digital Ini membuat pekerja sektor informal di sektor teknologi bisa mengejar pendapatan pekerja di sektor formal yang bekerja bukan di sektor digital atau teknologi.