Sukses

Ini 4 Isu Ekonomi dalam Pidato Perdana Prabowo di Pelantikan Presiden

Presiden Prabowo Subianto dalam pidato perdananya menyoroti 4 isu ekonomi yang ingin ditanganinya. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia masa bakti 2024-2029. Prabowo usai mengucapkan sumpah jabatan dalam Sidang Paripurna MPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Minggu.

Pada kesempatan itu, Prabowo menyampaikan pidato perdananya sebagai Presiden RI ke-8.

Dalam pidato tersebut, Prabowo menyoroti 4 isu ekonomi yang ingin ditanganinya.

Targetkan Swasembada Pangan

Dalam pidato perdananya, Prabowo membahas bahwa ia bertujuan mendorong swasembada pangan di kepemimpinannya.

Prabowo menekankan, Indonesia perlu memiliki ketahanan pangan yang kuat untuk mengantispasi krisis tak terduga.

Saudara-saudara, saya telah mencanangkan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kita tidak boleh tergantung sumber makanan dari luar. Dalam krisis, dalam keadaan genting, tidak ada yang akan mengizinkan barang-barang mereka untuk kita beli. Karena itu, tidak ada jalan lain dalam waktu yang sesingkat-singkatnya kita harus mencapai ketahanan pangan.

Kita harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia. Saya sudah mempelajari bersama pakar-pakar yang membantu saya. Saya yakin, paling lambat 4-5 tahun kita akan swasembada pangan. Bahkan kita siap menjadi lumbung pangan dunia.

Swasembada Energi

Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menegaskan bahwa swasembada energi perlu didorong.

“Kita juga harus swasembada energi. Dalam keadaan ketegangan, dalam keadaan kemungkinan terjadi perang di mana-mana, kita harus siap dengan kemungkinan yang paling jelek. Negara-negara lain harus memikirkan kepentingan mereka sendiri, kalau terjadi hal yang tidak diinginkan sulit kita mendapat sumber energi dari negara lain.”

“Oleh karena itu, kita harus swasembada energi dan kita mampu untuk swasembada energi”

Selain itu, Prabowo juga membahas peluang yang dimiliki oleh sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan energi

“Kita diberi karunia oleh Tuhan. Tanaman-tanaman yang membuat kita bisa tidak tergantung dengan bangsa lain. Tanaman-tanaman seperti kelapa sawit bisa menghasilkan solar dan bensin. Kita juga punya singkong, tebu, sagu, jagung, dan lain-lain”.

“Kita juga punya energi bawah tanah, geothermal yang cukup. Kita punya batu bara yang sangat banyak. Kita punya energi dari air yang sangat besar. Pemerintah yang saya pimpin nanti akan fokus untuk mencapai swasembada energi”.

Adapun pembahasan terkait pengelolaan sumber air di dalam negeri.

“Kita juga harus mengelola air dengan baik. Alhamdulillah kita punya sumber air yang cukup dan kita sudah punya teknologi menghasilkan air yang murah dan yang bisa memenuhi kebutuhan kita," tambah Presiden Prabowo.

 

2 dari 3 halaman

Pembenahan Subsidi

“Juga, semua subsidi bantuan kepada rakyat kita yang masih dalam keadaan susah harus kita yakin subsidi-subsidi itu sampai kepada mereka yang membutuhkan,” jelas Prabowo.

“Kita harus berani meneliti dan kalau perlu kita ubah subsidi itu harus kepada langsung keluarga-keluarga yang membutuhkan. Dengan teknologi digital kita akan mampu sampai subsidi itu sampai ke setiap keluarga yang membutuhkan. Tidak boleh aliran-aliran bantuan itu tidak sampai ke mereka yang butuh itu,” katanya.

Adapun isu lainnya yang kembali disorot Prabowo, yaitu penyaluran makan bergizi gratis bagi anak-anak dan ibu hamil.

“Anak-anak kita semua harus bisa makan bergizi minimal 1 kali sehari. Dan itu akan kita lakukan, dan itu bisa kita lakukan,” terangnya.

Selain itu, menjamin melindungi mereka yang paling lemah untuk mencapai kesejahteraan sejati, kemakmuran yang sebenarnya,” bebernya.

 

3 dari 3 halaman

Hilirisasi

Terakhir, Prabowo mendorong berlanjutnya upaya hilirisasi industri pada komoditas penting Indonesia, untuk mencapai nilai tambah ke ekonomi.

“Kita harus melakukan hilirisasi kepada semua komoditas yang kita miliki. Nilai tambah dari semua komoditas itu harus menambah kekuatan ekonomi kita sehingga rakyat kita bisa mencapai tingkat hidup yang sejahtera. Seluruh komoditas kita harus bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia,” ucapnya.