Liputan6.com, Jakarta Harga emas mencapai puncak tertinggi sepanjang masa pada hari Selasa karena beberapa faktor, termasuk permintaan aset safe-haven yang dipicu oleh ketidakpastian pemilu AS dan perang di Timur Tengah. Selain itu, yang mempengaruhi harga emas lainnya juga ekspektasi pelonggaran moneter lebih lanjut yang memperkuat lonjakan harga emas.
Dikutip dari CNBC, Rabu (23/10/2024), harga emas spot naik 0,7% menjadi USD 2.739,81 per ounce setelah mencapai rekor USD 2.744,08 sebelumnya dalam sesi perdagangan. Kontrak berjangka emas AS naik 0,6% menjadi $2.754,30.
Baca Juga
Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, telah naik lebih dari 32% tahun ini, mencapai beberapa rekor tertinggi. Suku bunga yang lebih rendah juga meningkatkan daya tarik emas sebagai aset investasi.
Advertisement
"Tensi geopolitik tetap menjadi penggerak utama... Dua minggu sebelum pemilu AS, persaingan tampaknya masih sangat ketat, sehingga ketidakpastian politik yang cukup besar juga mendorong minat terhadap emas sebagai aset safe haven," kata Peter A. Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals.
“Jika situasi di Timur Tengah semakin memanas, kita bisa melihat harga emas mencapai USD 3.000 sebelum akhir tahun, tetapi saya lebih condong ke kuartal pertama,” kata Grant, menambahkan bahwa jalur pelonggaran yang diambil oleh banyak bank sentral besar juga menjadi faktor pendorong reli ini.
Survey Pilpres AS
Wakil Presiden AS dari Partai Demokrat, Kamala Harris, memimpin tipis dengan perolehan suara 46% dibandingkan 43% dari mantan Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, menurut survei Reuters/Ipsos.
“Peluang kemenangan yang semakin menyempit antara kandidat presiden dari Demokrat dan Republik sejak Kamala Harris menjadi calon dari Demokrat telah menciptakan ketidakpastian hasil, yang mendukung kenaikan harga emas,” kata analis di BNP Paribas dalam sebuah catatan.
Analisa Teknis Harga Emas
Dari sudut pandang teknikal, Indeks Kekuatan Relatif (RSI) untuk emas, yang saat ini berada di angka 74, menunjukkan bahwa harga emas telah memasuki wilayah “overbought”.
Harga perak spot naik 2,8% menjadi USD 34,72 per ounce setelah mencapai level tertinggi sejak akhir 2012 sebelumnya dalam sesi perdagangan.
"Kita seharusnya melihat perak melampaui $35 sebelum hari pemungutan suara pada 5 November, asalkan faktor pendukung logam mulia tetap ada," kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity Group.
Platina naik sekitar 2,6% menjadi USD 1.029,10 per ounce. Sementara paladium bertambah 2,2% menjadi USD 1.074,38.
Advertisement