Sukses

Dana Pihak Ketiga BCA Tembus Rp 1.125 Triliun pada Kuartal III 2024

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, pertumbuhan CASA yang terjaga selaras dengan peningkatan total frekuensi transaksi BCA.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau disebut BCA mencatat total Dana Pihak Ketiga (DPK) pada kuartal III 2024 mencapai Rp1.125 triliun atau naik 3,4 persen secara tahunan.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja menuturkan, dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82 persen dari total DPK, tumbuh 5,2 persen mencapai Rp915 triliun.

"Terjaganya pertumbuhan CASA selaras dengan peningkatan total frekuensi transaksi BCA sebesar 21 persen YoY mencapai 26 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2024," kata Jahja dalam konferensi pers Kinerja BCA Kuartal III-2024, Rabu (23/10/2024).

Jahja mencatat, frekuensi transaksi mobile banking dan internet banking mencapai 23 miliar, naik 24 persen YoY. Jumlah nasabah yang menggunakan BCA Mobile mencapai lebih dari 31 juta. Sementara itu, pengguna myBCA tumbuh 8 kali dalam 2 tahun terakhir menjadi lebih dari 6 juta.

"Optimalisasi myBCA terus berjalan secara konsisten melalui perluasan kerja sama serta penambahan berbagai fitur yang sesuai dengan kebutuhan nasabah," ujar dia.

Adapun salah satu fitur baru myBCA adalah ‘Proteksi’ yang memungkinkan nasabah membeli asuransi secara mudah dan praktis. BCA juga memperluas kerja sama penjualan e-SIM dari mitra perusahaan jasa telekomunikasi, dan membuka akses bagi nasabah untuk memperbarui profil risiko investasi melalui fitur ‘Welma’ di aplikasi tersebut.

Inovasi lainnya dari Bank Central Asia, yakni diluncurkannya fitur Multi Settlement untuk transaksi QRIS, yang memungkinkan merchant mencairkan dana dari transaksi QRIS statis dan dinamis hingga 4 kali sehari.

Fitur ini berlaku bagi seluruh merchant perseorangan dengan kriteria Usaha Mikro (UMi). Sementara, dari sisi pendapatan bunga bersih (net interest income/NII), BCA mencatat pertumbuhan sebesar 9,5 persen YoY mencapai Rp61,1 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2024.

"Pendapatan selain bunga naik 13,5 persen YoY menjadi Rp19,0 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 7,0 persen YoY. Total pendapatan operasional mencapai Rp80,1 triliun, naik 10,4 persen YoY," pungkasnya.

2 dari 4 halaman

BCA Cetak Laba Rp 41,1 Triliun di Kuartal III 2024

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan entitas anak membukukan laba bersih Rp 41,1 triliun atau tumbuh 12,8% YoY hingga kuartal III-2024. Pertumbuhan laba BCA tersebut ditopang ekspansi pembiayaan berkualitas serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja, mengatakan pertumbuhan laba bersih sejalan dengan penyaluran kredit yang mencapai Rp 877 triliun atau tumbuh sebesar 14,5% secara tahunan (YoY).

“Peningkatan kredit hingga September 2024 merefleksikan komitmen BCA dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. Kami juga melihat permintaan kredit konsumer yang baik, tercermin dari pelaksanaan BCA Expoversary 2024 dan BCA Expo 2024 yang mampu mengumpulkan total aplikasi KPR dan KKB lebih dari Rp 78 triliun," kata Jahja dalam konferensi pers Kinerja kuartal III-2024 BCA, Rabu (23/10/2024).

Jahja menyampaikan untuk penyaluran pembiayaan per September 2024 ditopang kredit korporasi yang menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi, naik 15,9% YoY mencapai Rp 395,9 triliun. Kredit komersial naik 11,8% YoY menjadi Rp 135,3 triliun, dan kredit UKM tumbuh 14,2% YoY hingga Rp 120,1 triliun.

Maka BCA mencatat, total portofolio kredit konsumer naik 13,1% YoY menjadi Rp 216,5 triliun, didorong KPR yang tumbuh 10,7% YoY mencapai Rp 130,4 triliun serta KKB sebesar 17,9% YoY menjadi Rp 64,1 triliun.

Di sisi lain outstanding pinjaman konsumer lainnya (mayoritas kartu kredit) naik 15,0% YoY mencapai Rp 21,9 triliun. Sementara, penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 10,7% YoY menyentuh Rp 214 triliun per September 2024, berkontribusi hingga 24,3% dari total portofolio pembiayaan.

Menurutnya, pertumbuhan kredit yang solid diikuti dengan terjaganya kualitas pembiayaan perseroan. Rasio loan at risk (LAR) mencapai 6,1% per September 2024, membaik dari posisi setahun lalu di angka 7,9% dan rasio kredit bermasalah (NPL) berada di tingkat yang terjaga 2,1%. Pencadangan NPL dan LAR pada tingkat yang memadai, masing-masing 193,9% dan 73,5%.

 

3 dari 4 halaman

Kontribusi BCA Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Labuan Bajo

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Labuan Bajo, Manggarai Barat, dengan menggelar bakti sosialoperasi katarak dan program pandai menghitung dengan metode gampang, asyik, dan menyenangkan (Gasing).

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, melalui program bakti sosialoperasi katarak masyarakat yang menderita katarak bisa beraktivitas normal Dan bekerja, sehingga akan berdampak pada kesehateraan keluarga.

 "Yang operasi bisa normal, sehingga bisa kerja lagi dan mensejahterakan keluarga," kata Hera di Labuan Bajo, Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur, Kamis (17/10/2024).

Menurut Hera, melalui payung Bakti BCAmemperluas jejak #BuktiBakti ke kawasan Indonesia Timur dengan menggelar bakti sosialoperasi katarak, pemeriksaan kesehatan mata, pemberian kacamata baca serta edukasikesehatan mata bagi pelajar di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Aksi ini sejalan dengan perayaan World Sight Day pada 10 Oktober lalu, inisiatif ini dijalankan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mata sejak usia dini.

Hera mengungkapkan, kegiatan ini diikuti 50pasien penderita katarak, 500 pasien presbiopia serta 100 pelajar SD & SMP dan didukung oleh Seksi Buta Katarak Persatuan Dokter Mata Indonesia (SPBK PERDAMI).

4 dari 4 halaman

Kesehatan Mata

BCA juga memberikan dukungan sarana kesehatan mata dengan mendonasikan alat operasi berupa 1 Unit Phacoemulsification Machine dan 2 unit Microscope kepada SPBK PERDAMI Pusat, serta 1 Unit Phacoemulsification Machine kepada SPBK Perdami Jakarta dengan total nilaisebesar Rp1,5 miliar.

"Gangguan penglihatan masih menjadi permasalahan utama di Indonesia, dengan sebagian besar penyebabnya adalah katarak. Sejalan dengan upaya pemerintah menurunkan prevalensi gangguan penglihatan akibat katarak, Bakti BCA secara konsisten melaksanakan operasi katarakgratis di berbagai wilayah termasuk Nusa Tenggara Timur," jelas Hera.

Pada kesempatan yang sama, BCA juga menggelar graduation dayprogram pandai menghitung dengan metode GASING.

Â