Sukses

Hadapi Banyak Tantangan, Kondisi Industri Asuransi Dikupas di Sini

Industri asuransi saat ini menghadapi banyak tantangan, baik dari faktor eksternal maupun internal

Liputan6.com, Jakarta Indonesia Rendezvous ke-28 yang diinisiasi oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) kembali menjadi ajang penting bagi para pelaku industri perasuransian internasional. Mengusung tema Securing Stability & Unravelling Risk Impacting the Insurance Landscape, perhelatan tahunan ini diharapkan dapat menjadi wadah bertemunya ide-ide dan praktik terbaik guna mendorong pengembangan industri perasuransian di masa depan.

Sejalan dengan visi PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) untuk mendukung terciptanya bisnis yang berkelanjutan, Tugure kembali menjadi sponsor utama dalam Indonesia Rendezvous 2024. Dukungan ini merupakan bagian dari komitmen Tugure dalam memperkuat industri asuransi Indonesia melalui keterlibatan aktif dalam berbagai inisiatif penting.

“Tugure selalu berupaya untuk berkontribusi dalam kemajuan industri asuransi, itulah sebabnya kami memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan seperti Indonesia Rendezvous,” ujar Presiden Direktur Tugure Teguh Budiman, Kamis (24/10/2024).

Teguh Budiman menekankan bahwa inisiatif Tugure ini adalah langkah strategis untuk menjaring ide-ide inovatif serta menciptakan peluang yang dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan industri.

“Industri asuransi saat ini menghadapi banyak tantangan, baik dari faktor eksternal maupun internal. Perhelatan seperti Indonesia Rendezvous memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai peluang kerja sama yang bermanfaat bagi industri,” tambahnya.

Direktur Operasional Tugure, Erwin Basri dalam kegiatan tersebut memaparkan bahwa MTPL saat ini menjadi topik yang sedang hangat-hangatnya di Indonesia. Adapun portfolio reasuransi untuk jenis pertanggungan ini masih relatif rendah, dengan porsi hanya sekitar 0,36% rata-rata dalam tujuh tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar risiko MTPL masih ditanggung sendiri oleh perusahaan asuransi.

 

 

2 dari 4 halaman

Pembayaran Klaim

Menanggapi rencana OJK yang akan mewajibkan asuransi tanggung jawab pihak ketiga (MTPL), Erwin menyoroti potensi akumulasi risiko yang bisa terjadi ketika beberapa klaim muncul dalam periode yang singkat.

“Agregasi risiko ini dapat memicu volatilitas pada neraca perusahaan asuransi, di mana pembayaran klaim bisa melebihi ekspektasi rasio kerugian yang diharapkan untuk periode tersebut,” jelas Erwin.

Lebih lanjut, Erwin menambahkan bahwa dalam situasi seperti ini, peran reasuransi menjadi krusial dalam menstabilkan pasar dengan menyerap agregasi risiko tersebut. Hal ini memastikan perusahaan asuransi tetap dapat memenuhi kewajiban keuangan serta persyaratan modal, bahkan selama periode klaim yang tinggi.

Harapannya, kolaborasi yang kuat antara perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dapat mendorong terciptanya bisnis yang lebih stabil dan berkelanjutan, serta menghadirkan solusi yang lebih baik bagi perlindungan masyarakat.

3 dari 4 halaman

Kebiasaan Keuangan 76 Persen Orang Indonesia Perlu Dibenahi

Sebelumnya, Survei Financial Fitness Index 2022 yang dilakukan oleh Bank OCBC NISP menunjukkan bahwa 76 persen masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan keuangan yang perlu dibenahi. Padahal kesehatan finansial yang fit menjadi impian mayoritas masyarakat Indonesia. 

Untuk sehat finansial perlu melalui banyak proses yang tidak mudah misalnya dengan membuat perencanaan keuangan, membuang kebiasaan buruk dalam pengelolaan keuangan, serta persiapan untuk menghadapi kondisi-kondisi eksternal yang kerap tidak terprediksi.

Oleh karena itu, Great Eastern Life Indonesia memberikan dukungan penuh kepada Bank OCBC NISP dalam menyelenggarakan Financial Fitness Classes. Gelaran ini merupakan rangkaian dari Financial Fitness GYM (FFG).

Kelas pertama dari rangkaian Financial Fitness Classes mengangkat tema “How to Master Your Financial Health: Reach for Great Legacy Planning for Your Loved Ones” diadakan pada Kamis, 20 Oktober 2022, pukul 16.00—17.30 WIB, di The Cove, PIK (Main Stage Cuan Town Festival).

Selain sebagai bentuk dukungan kepada mitra strategis, kelas tersebut menjadi salah satu kontribusi Great Eastern Life Indonesia dalam membantu pemerintah meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia dengan membahas tips perencanaan keuangan, baik untuk diri sendiri maupun untuk keluarga.

Kelas yang terbuka untuk umum ini menghadirkan narasumber yaitu Financial Planner dan Nyala Coach Jonathan End, Entrepreneur Nicky Tirta, KomikaYudha Keling, dan Head of Bancassurance Great Eastern Life Indonesia Sisca Then.

 

 

4 dari 4 halaman

Poin Bahasan

Secara spesifik, keempat narasumber ini memiliki poin bahasan yang saling melengkapi sesuai konteks, latar belakang, serta keahliannya.

Sebelum ke inti kelas, Yudha Keling mengawali sesi dengan stand up comedy tentang keuangan. Dengan gayanya yang humoris, persoalan keuangan yang disampaikan menjadi mudah dicerna.

Lalu, Jonathan End membahas tentang dosa-dosa finansial yang kerap dilakukan serta cara-cara untuk mengatasinya agar dapat membuat perencanaan finansial yang fit.

Nicky Tirta, dengan profesinya sebagai aktor, penyanyi, dan entrepreneur juga membagikan tipsnya untuk tetap dapat mengelola keuangan yang baik bagi keluarga dan bisnis ditengah aktivitas yang padat, serta pentingnya mempersiapkan warisan untuk orang-orang tersayang.

Terakhir, Sisca Then, Head of Bancassurance Great Eastern Life Indonesia memberikan rekomendasi produk-produk asuransi yang tepat untuk menjawab berbagai isu yang diangkat agar kondisi kesehatan keuangan tetap fit dan tentunya agar kehidupan keluarga tercinta dapat tetap terjamin karena persiapan rencana warisan yang telah direncanakan dengan baik.