Sukses

Harga Minyak Dunia Anjlok, Imbas Gonjang-ganjing di Timur Tengah

Harga minyak dunia anjlok, karena ketidakpastian seputar konflik di Timur Tengah membuat para pedagang gelisah terutama menjelang pemilihan presiden AS.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah dunia anjlok hampir 1% dipicu kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi yang lambat di Eropa dapat mengurangi permintaan energi.

Pemicu lain harga minyak dunia anjlok, karena ketidakpastian seputar konflik di Timur Tengah membuat para pedagang gelisah terutama menjelang pemilihan presiden AS.

Melansir laman CNBC, Jumat (2/10/2024), Harga minyak mentah berjangka Brent turun 58 sen, atau 0,77%, ditutup ke level USD74,38 per barel.

Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS juga turun 58 sen, atau 0,82%, ditutup ke posisi USD 70,19. Pada awal sesi, kedua patokan minyak mentah diperdagangkan naik lebih dari USD 1 per barel.

"Sektor energi terus bergerak naik turun karena premi risiko Timur Tengah meningkat dan menyusut hampir setiap hari," kata analis di firma penasihat energi Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan.

Sejak Iran menembakkan rudal ke Israel pada 1 Oktober, minyak mentah Brent melonjak 8% selama minggu hingga 4 Oktober. Hatga anjlok karena kekhawatiran Israel akan menyerang infrastruktur minyak Iran.

Harga minyak anjlok 8% selama pekan yang berakhir pada 18 Oktober. Itu karena laporan bahwa Israel tidak akan menyerang infrastruktur energi, sehingga meredakan kekhawatiran akan gangguan pasokan.

Iran adalah anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan memproduksi sekitar 4,0 juta barel minyak per hari (bpd) pada tahun 2023, menurut data Badan Informasi Energi AS (EIA).

Iran dinilai berada di jalur yang tepat untuk mengekspor sekitar 1,5 juta bpd pada tahun 2024, naik dari perkiraan 1,4 juta bpd pada tahun 2023, menurut analis dan laporan pemerintah AS.

Iran mendukung beberapa kelompok yang memerangi Israel, termasuk Hizbullah di Lebanon, Hamas di Gaza, dan Houthi di Yaman.

 

2 dari 2 halaman

Kondisi Eropa

Dengan pemilihan presiden AS, yang dapat mengubah kebijakan Timur Tengah dan minyak AS, yang akan segera dilaksanakan pada tanggal 5 November, pemerintahan Presiden Joe Biden terus mendorong terciptanya perdamaian antara Israel, Hizbullah, dan Hamas.

″(Mantan Presiden Donald) Trump unggul atas (Wakil Presiden Kamala) Harris berdasarkan data terkini dari pasar taruhan dan Trump telah mengusulkan menjadikan AS sebagai pemasok minyak utama,” kata analis pasar senior OANDA, Kelvin Wong, seraya menambahkan bahwa langkah tersebut dapat menekan harga.

Di Eropa, aktivitas bisnis zona Euro kembali mandek bulan ini, tetap berada dalam wilayah kontraksi karena permintaan dari dalam dan luar negeri turun meskipun perusahaan hampir tidak menaikkan harga. Ini merupakan sebuah survei.

Di Inggris, optimisme di antara perusahaan-perusahaan Inggris telah merosot, enam hari sebelum menteri keuangan Rachel Reeves mencoba memetakan cara antara menaikkan pajak dan meningkatkan pertumbuhan dalam anggaran pertama pemerintah baru.

Di AS, aplikasi baru untuk bantuan pengangguran AS secara tak terduga turun pada minggu lalu. Namun, jumlah orang yang menerima tunjangan pada pertengahan Oktober adalah yang tertinggi dalam hampir tiga tahun, yang menunjukkan semakin sulit bagi mereka yang kehilangan pekerjaan untuk mendapatkan posisi baru.