Liputan6.com, Jakarta Empat negara Asia Tenggara, Malaysia, Indonesia, Vietnam, dan Thailand telah menjadi negara mitra BRICS, kelompok ekonomi negara berkembang yang menyumbang 35% dari output ekonomi global.
Melansir Channel News Asia, Jumat (25/10/2024) dalam sebuah unggahan di platform X, akun BRICS yakni @BRICSInfo mengatakan 13 negara telah ditambahkan ke aliansi tersebut sebagai negara mitra.
Baca Juga
Sembilan negara lainnya yang juga menjadi mitra baru BRICS adalah Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Nigeria, Turki, Uganda, dan Uzbekistan.
Advertisement
Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan bahwa bergabung Indonesia dalam kemitraan dengan BRICS diharapkan dapat mendorong perdamaian dan solidaritas di antara negara-negara berkembang di KTT tersebut.
"Dalam BRICS Plus, Indonesia akan menyampaikan pesan penting tentang perdamaian dan pentingnya negara-negara berkembang untuk bersatu, meningkatkan solidaritas, dan memainkan peran penting mereka dalam menciptakan tatanan dunia yang lebih inklusif, adil, dan setara," kata Sugiono dalam pernyataannya.
Adapun Malaysia yang juga menyampaikan komitmen untuk melanjutkan agenda negara-negara berkembang dalam meningkatkan kolaborasi, terutama selama masa kepemimpinan Malaysia dalam forum Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun depan.
"Keinginan Malaysia untuk bergabung dengan BRICS merupakan upayanya untuk menegakkan kebijakan dan identitas sebagai negara yang independen dan netral, mencapai keseimbangan dengan negara-negara besar, dan membuka peluang bisnis dan investasi baru,” kata Menlu Malaysia Mohamad Hasan, dikutip oleh outlet media Malay Mail.
“Melalui keterlibatan aktif dalam KTT tersebut, Malaysia dapat memperkuat komitmennya untuk memperdalam hubungan dengan negara-negara BRICS dan menghadapi lanskap ekonomi global yang kompleks dengan ketahanan penuh," tuturnya.
Indonesia Bakal Gabung BRICS, Sugiono: Sudah Mulai Proses
Indonesia telah menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan kelompok negara ekonomi BRICS.
"Bergabungnya Indonesia dengan BRICS merupakan perwujudan dari kebijakan luar negerinya yang independen-aktif," kata Sugiono, dikutip dari Channel News Asia.
Sugiono pun memastikan, bergabungnya Indonesia ke kelompok BRICS buka berarti akan bergabung dengan blok negara tertentu secara politik, melainkan untuk memperluas kehadiran Indonesia dalam forum-forum ekonomi besar.
"Itu tidak berarti kita bergabung dengan blok tertentu, tetapi kita berpartisipasi aktif dalam setiap forum," jelas dia.
Sugiono menambahkan, program BRICS juga sesuai dengan program utama pemerintah Prabowo.
"Terutama yang berkaitan dengan ketahanan pangan dan energi, pengentasan kemiskinan, dan pengembangan sumber daya manusia," imbuhnya, seraya menambahkan bahwa Indonesia melihat kelompok tersebut sebagai "kendaraan" untuk memajukan kepentingan negara-negara di belahan bumi selatan.
Advertisement