Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus berupaya meningkatkan produksi minyak serta melakukan efisiensi proses di Blok Rokan.
Sekumpulan anak muda PHR baru-baru ini berhasil mengembangkan teknologi berkode i-WISE (Integrated-Waterflood & Infill Simplified Evaluator). Sebuah platform digital yang dirancang untuk mengevaluasi secara cepat dan akurat dalam menentukan kandidat lapangan primer untuk diterapkan metode waterflood.
Proyek pertama hasil analisa i-WISE adalah penerapan proyek waterflood baru di lapangan eksisting Pager di Rokan Hilir, yang dimulai pada akhir 2023.
Advertisement
Hasilnya, terdapat peningkatan 1.180 barel minyak per hari (BOPD) atau 42 persen lebih tinggi dari total produksi sebelumnya, dengan nilai tambah Rp 29 miliar.
"Angka produksi ini setara dengan hasil produksi lapangan Pager belasan tahun lalu," ujar EVP Upstream Business PHR Andre Wijanarko, Sabtu (26/10/2024).
Tidak hanya itu, tambah Andre, hasil evaluasi i-WISE juga dapat menjadi solusi dalam memangkas jumlah air terproduksi dari fasilitas produksi, optimalisasi pemanfaatan idle well sebagai sumur injektor, serta memangkas waktu evaluasi lapangan kandidat waterflood hingga 9 bulan lebih cepat dibanding cara konvensional.
Secara sederhana, waterflood adalah teknik injeksi air ke dalam reservoir minyak untuk memberikan tambahan energi pendorong minyak keluar.
Metode ini dinilai sangat efektif untuk meningkatkan produksi dan faktor perolehan di lapangan minyak primer yang secara alamiah akan terus menurun tekanannya. Namun, memilih lapangan yang tepat untuk menerapkan waterflood memerlukan analisa yang sangat kompleks. Andre mengatakan, PHR berencana untuk terus mengembangkan dan memperluas penggunaan i-WISE di seluruh Blok Rokan.
"Inovasi-inovasi ini adalah refleksi upaya tak kenal lelah para perwira PHR untuk terus meningkatkan produksi dan berkontribusi pada ketahanan energi nasional," pungkas dia.
Pemerintah Punya Skema Gross Split Baru untuk Investasi Hulu Migas, Ini Syaratnya
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyiapkan model kontrak bagi hasil (gross split) baru untuk investasi hulu minyak dan gas bumi (migas). Investor memiliki opsi untuk beralih ke skema baru ini dengan beberapa syarat tertentu.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM, Ariana Soemanto, menyatakan bahwa skema gross split baru dirancang untuk menarik minat investor. Untuk investor baru, mereka dapat memilih antara skema gross split baru atau cost recovery.
"Untuk investasi baru, silakan memilih skema yang diinginkan," kata Ariana dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin (23/8/2024).
Ariana menambahkan bahwa skema bagi hasil baru ini menawarkan keuntungan yang lebih besar. Investor berpotensi mendapatkan bagi hasil hingga 75-95 persen. Selain itu, investor hulu migas juga dapat mengalihkan kontraknya dari skema gross split lama ke skema gross split baru.
Syarat yang DipenuhiNamun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah jika proyek tersebut merupakan proyek migas non-konvensional, dan proyek tersebut belum memasuki Plan of Development (POD) atau masih dalam tahap eksplorasi.
"Kontrak gross split lama bisa dialihkan ke gross split baru, tapi ada syaratnya. Jika proyek migas tersebut non-konvensional, atau belum masuk tahap POD, masih di tahap eksplorasi, maka bisa beralih ke skema baru," jelasnya.
Namun, Ariana menegaskan bahwa proyek yang sudah memasuki tahap produksi dengan skema gross split lama belum bisa dialihkan ke skema baru.
Â
Advertisement
Kementerian ESDM Tarik Minat Investor Hulu Migas
Sebelumnya, Kementerian ESDM menyiapkan model kontrak bagi hasil baru, atau New GS, untuk meningkatkan daya tarik investasi hulu migas.
Menurut Ariana Soemanto, kontrak New GS menyederhanakan komponen bagi hasil kontraktor, yang sebelumnya terdiri dari 13 komponen menjadi hanya 5 komponen, sehingga lebih mudah diimplementasikan dan menawarkan pembagian hasil yang lebih menarik bagi kontraktor.
"Dengan New GS, kontraktor bisa mendapatkan bagi hasil hingga 75-95 persen. Sementara pada kontrak gross split lama, untuk mencapai keekonomian yang layak, banyak kontraktor harus mengajukan tambahan split ke pemerintah, yang sering kali menciptakan ketidakpastian," jelas Ariana dalam pernyataan tertulis, Jumat (23/8/2024).
Ariana juga menyebutkan bahwa skema New GS sangat menarik untuk Migas Non-Konvensional (MNK), di mana kontraktor bisa mendapatkan split langsung hingga 93-95 persen, yang akan bermanfaat bagi proyek Pertamina Hulu Rokan terkait kegiatan MNK Rokan.
Â