Sukses

Bangun Tol Trans Sumatera, Hutama Karya Pakai Bantuan AI 

Penerapan teknologi AI dalam penentuan trase Tol Trans Sumatera secara otomatis ini menggunakan data masukan berupa desain geometrik jalan, topografi, tata guna lahan, dan biaya.

Liputan6.com, Jakarta - PT Hutama Karya (Persero) melakukan inovasi pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam perencanaan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), dan mengoptimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mengimplementasikan AI tersebut.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim mengatakan, pemanfaatan AI dalam perencanaan JTTS sudah diterapkan perusahaan sejak 2018 melalui Teknologi Penentuan Trase Jalan Tol. Itu dilakukan secara otomatis pada rencana pembangunan Jalan Tol Ruas Pekanbaru-Padang Seksi Pangkalan-Payakumbuh, dan Seksi Payakumbuh-Sicincin.

Selain itu, Hutama Karya juga melakukan penerapan AI dalam pemetaan topografi jalan tol yang diambil secara digital. Menggunakan teknologi Light Detection and Ranging (LiDAR) sejak awal 2020 pada rencana Jalan Tol Muara Enim-Lahat-Lubuk Linggau dan Ruas Bengkulu-Lubuk Linggau Seksi Taba Penanjung-Lubuk Linggau.

"Penggunaan AI dalam perencanaan Jalan Tol Trans Sumatera terus dilakukan hingga kini ke ruas-ruas baru yang akan digarap oleh Hutama Karya. Seperti ruas Dumai-Sp Sigambal-Rantau Prapat, Rantau Prapat-Kisaran, dan Pelabuhan Panjang-Lematang," ujar Adjib, Senin (28/10/2024).

Lebih lanjut, Adjib menyampaikan, penerapan teknologi AI dalam penentuan trase jalan tol secara otomatis ini menggunakan data masukan berupa desain geometrik jalan, topografi, tata guna lahan, dan biaya.

Dari data tersebut kemudian AI melakukan analisis kemungkinan ratusan hingga ribuan kombinasi trase jalan tol dan kemudian menampilkan alternatif trase jalan tol yang terbaik. Implementasi AI ini dilakukan pada tahapan awal sebelum dilakukan kajian kelayakan dimana trase jalan tol belum terdefinisi.

 

2 dari 3 halaman

Meningkatkan Safety

"Sementara pemanfaatan AI teknologi UAV LiDAR, saat ini baru dimiliki dan diimplementasikan oleh Hutama Karya. Teknologi ini dapat memberikan efisiensi yang cukup besar baik dari segi waktu hingga 88 persen, maupun biaya hingga 48 persen. dalam pemetaan JTTS dibanding metode konvensional menggunakan metode terestrial. Sehingga proses perencanaan jalan tol dapat dilakukan lebih cepat dan efisien dengan tetap mempertahankan kualitas yang ekselen," bebernya.

Fitur AI pada UAV yang digunakan dapat meningkatkan safety dari pengoperasian UAV. AI memungkinkan UAV melakukan take off, terbang, hover dan landing secara otomatis. Selain itu, UAV juga dapat melakukan pengambilan keputusan jika ditemui bahaya seperti kondisi cuaca yang kurang baik, halangan pada jalur terbang hingga sistem elektronik yang bermasalah.

Total biaya investasi untuk penerapan kedua teknologi ini sebesar Rp 20 miliar. Untuk memastikan implementasinya berjalan optimal, Hutama Karya menyiapkan program peningkatan SDM yang efektif melalui pelatihan dan pendampingan oleh expert, meningkatkan fasilitas dan kualitas infrastruktur IT yang kompatibel dengan AI, hingga melakukan sosialisasi kepada stakeholder internal dan eksternal.

 

3 dari 3 halaman

Chatbot Pintar

Selain teknologi AI, saat ini Hutama Karya sedang mengembangkan chatbot pintar yang dapat memberikan informasi teknis perencanaan. Semisal data survey investigasi tanah, hidrologi, lalu lintas serta data analisa teknis lainnya.

Chatbot AI ini meningkatkan efisiensi waktu hingga 83 persen dalam pencarian informasi data karena chatbot menjadi pusat data teknis yang interaktif. Juga memudahkan engineer dalam mendapatkan data teknis perencanaan dengan cepat dan akurat serta meningkatkan produktivitas.

"Saat ini, chatbot tersebut digunakan untuk mengakses informasi terkait penyelidikan tanah, namun akan diperluas hingga mencakup data dari seluruh ruas jalan tol, baik yang sudah beroperasi maupun yang sedang dibangun. Ke depannya, chatbot ini akan terhubung dengan data lainnya seperti data survei hidrologi, lalu lintas, hingga Detail Engineering Design (DED), serta dapat digunakan untuk melihat historis kerusakan saat jalan tol beroperasi," imbuh Adjib.