Sukses

PNM Mekaar Salurkan Pembiayaan Rp 43,6 Triliun Agustus 2024, Termasuk untuk Emak-Emak

Sampai Agustus 2024, PNM Mekaar menyalurkan pembiayaan dengan outstanding sebesar Rp43,6 triliun.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Operasional PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Sunar Basuki menjelaskan PNM memberdayakan perempuan sebagai pelaku usaha ultra mikro yang memegang peran penting dalam menggerakan perekonomian lokal.

Sebanyak 20,1 juta nasabah ultra mikro sudah terlayani di PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera).

Ia melanjutkan program PNM Mekaar secara khusus berfokus pada pemberdayaan ekonomi perempuan dari keluarga prasejahtera melalui penyediaan akses pembiayaan mikro dan pendampingan usaha.

Program ini dirancang untuk memberdayakan perempuan yang menjalankan usaha mikro agar bisa mandiri secara ekonomi.

"Sampai Agustus 2024, PNM Mekaar menyalurkan pembiayaan dengan outstanding sebesar Rp43,6 triliun. PNM Mekaar juga mampu meningkatkan kelas perekonomian yang terbukti terdapat 1,74 juta nasabah PNM Mekaar yang naik kelas dan berlanjut ke Bank BRI atau Pegadaian," kata dia dikutip Kamis (31/10/2024).

Sejalan dengan itu, PNM terpilih menjadi salah satu pihak yang paling aktif dalam memberdayakan kelompok ultra mikro melalui pembiayaan hingga pemberdayaan lainnya seperti pelatihan.

PNM pun menyabet penghargaan kategori Best Ultra Micro Finance for Empowering Women In Business.

"Terima kasih kepada dewan juri atas award yang diberikan kepada PNM. Tentu ini kebanggaan bagi seluruh insan PNM. Ini memotivasi seluruh tim PNM untuk memberikan pelayanan lebih baik kepada masyarakat luas terutama perempuan prasejahtera," ucap Sunar

Wamen BUMN Tiko Acungi Jempol Modernisasi PNM

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengapresiasi kerja keras PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam memberikan pemberdayaan kepada masyarakat prasejahtera. Hal ini disampaikan dalam kunjungannya ke Kantor Pusat PNM di Jakarta.

Program PNM Mekaar telah mengalami kemajuan yakni pada 2016 hanya melayani 432 ribu ibu-ibu dan kini mampu melayani 21 juta ibu-ibu di Indonesia.

“PNM mampu menjalankan kombinasi antara program sosial dan korporasi modern,” ujar Tiko, biasa Kartika Wirjoatmodjo disapa dikutip Rabu (9/10/2024).

Menurut dia, selama 8 tahun perjalanan PNM sejak 2016 dinilai telah mencapai hasil optimal berkat modernisasi pada sistem dan pengelolaan keuangan yang baik.

Ke depan, dia melanjutkan, konsep pemberdayaan berkelompok yang dilakukan PNM Mekaar agar dapat terus mendorong ibu-ibu prasejahtera untuk dapat naik kelas dan mengoptimalkan potensi di masing-masing wilayah.

 

2 dari 3 halaman

Perbaikan Proses Bisnis

Perbaikan proses bisnis, kebijakan serta optimalisasi digital yang dilakukan harus sejalan dengan culture perusahaan sehingga dapat mempertahankan nature hubungan yang selama ini telah terjalin baik antara PNM dan nasabahnya.

"Pemberdayaan berkelompok ini harus terus dipertahankan dan diperkuat. Semoga transformasi modernisasi PNM dapat terus berkembang sehingga dapat menghasilkan banyak ibu prasejahtera yang bisa naik kelas menjadi wirausaha yang lebih baik," tutur Tiko.

Untuk itu, seluruh insan PNM didorong agar meningkatkan kualitas serta kapasitas diri demi menyukseskan visi besar pengembangan ekonomi kerakyatan melalui program pemberdayaan yang modern.

"Tingkatkan kapasitas pribadi masing-masing baik di kantor pusat maupun wilayah karena BUMN ini jadi ujung tombak Indonesia untuk pemberdayaan," pesan Kartika untuk seluruh karyawan PNM.

3 dari 3 halaman

Lewat Mekaar, PNM Kejar Inklusi Keuangan ke Perempuan Prasejahtera

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) ikut berpartisipasi dalam Financial Expo sekaligus kick off Bulan Inklusi Keuangan 2024 di Balikpapan, Kalimantan Timur. Gelaran ini diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diikuti sejumlah lembaga keuangan dan juga pemerintah pusat dan daerah.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menjelaskan, OJK berkomitmen untuk terus berfokus pada peningkatasan aktivitas, akses, pertumbuhan, perluasan dan penguatan sektor jasa keuangan.

"Kolaborasi bersama dengan industri jasa keuangan (IJK) dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman dan penggunaan produk dan layanan jasa keuangan oleh masyarakat," ujar Mahendra dikutip Senin (7/10/2024).

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengingatkan kepada IJK untuk turut memperluas akses dan layanan jasa keuangan di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).