Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menyebut perlu ada investasi asing untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ada sejumlah hal yang dilakukan pemerintah untuk mencapai hal tersebut.
"Kami menyadari bahwa Indonesia memerlukan banyak investasi asing langsung (FDI) untuk tumbuh," ujar Rosan dalam Kadin Indonesia Reception Dinner, di Jakarta, dikutip Sabtu (2/11/2024).
Baca Juga
Salah satu cara yang dilakukan pemerintah adalah mempersiapkan regulasi tentang investasi dan ketenagakerjaan. Ini tertuang dalam Undang-Undang Cipta Kerja. Rosan bilang, ada pengurangan banyak sektor industri yang dilarang digarap oleh asing di Indonesia.
Advertisement
"Sekarang hanya ada enam industri yang dilarang untuk dimasuki oleh pihak asing, dari ratusan sebelumnya. Kami juga telah merevisi banyak aturan dan regulasi, menyederhanakannya untuk menciptakan iklim investasi dan industri yang lebih baik di masa depan," katanya.
Di sisi lain, pemerintah juga gencar melakukan perjanjian dagang dengan berbagai negara, baik bilateral maupun multilateral. Diantaranya, Indo-Pasific Economic Framework (IPEF) yang dikepalai Amerika Serikat, serta Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang dipimpin China.
"Kami juga sedang dalam proses menyelesaikan IEU-CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) dengan negara-negara tetangga kami, negara-negara ASEAN. Kami memiliki banyak FTA (Free Trade Agreement) dengan negara-negara Afrika, serta banyak keterlibatan bilateral dan multilateral," beber dia.
Dia menegaskan kembali sikap Presiden Prabowo Subianto yang terbuka dalam kerja sama luar negeri. "Beliau sangat aktif bertemu dengan banyak pemimpin di seluruh dunia karena Indonesia ingin memiliki lebih banyak kehadiran di dunia," pungkas Rosan.
Â
Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menargetkan ekonomi Indonesia bertumbuh hingga 8 persen. Kalangan pengusaha memandang, salah satu kuncinya adalag masuknya investasi asing.
Ketua Umum Kadin Indonesia Periode 2024-2029, Anindya Bakrie menyadari target ambisius tersebut. Dia tak menampik pertumbuhan ekonomi 8 persen secara bertahap.
"Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, kami telah menetapkan target yang cukup ambisius untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen per tahun secara bertahap," kata Anindya dalam Kadin Indonesia Reception Dinner, di Jakarta, dikutip Sabtu (2/11/2024).
Dia menyoroti beberapa hal yang jadi pendorong untui mencapai target itu. Misalnya, melalui masuknya investasi asing ke Indonesia. Utamanya pada sektor-sektor yang bisa berkembang.
"Untuk mencapai tujuan ini, kita perlu mengamankan investasi asing langsung yang serius, terutama di sektor-sektor yang dapat mengatasi tantangan terbesar dunia saat ini dan di masa depan," ucap dia.
Anindya menjelaskan setidaknya ada 2 fokus industri yang bakal digenjot, yakni transisi energi dan ketahanan pangan. Keduanya, kata dia, tidak lepas dari peran sektor UMKM yang menyumbang mayoritas PDB nasional.
"Kadin berkomitmen untuk mendukung usaha ini, membantu mereka tumbuh melalui ekspansi internasional, dan oleh karena itu, ekspor menjadi penggerak utama dalam pengembangan ekonomi kami," tuturnya.
Â
Advertisement
Safari Prabowo
Ketua Umum Kadin Indonesia Periode 2024-2029, Anindya Bakrie mengungkap rencana lawatan Presiden Prabowo Subianto ke berbagai negara pekan depan. Langkah itu diyakini mampu memperkuat posisi Indonesia di mata global.
"Presiden kita memahami dengan mendalam pentingnya menjadi teman baik bagi semua dan tanpa musuh," ujar Anindya dalam Kadin Indonesia Reception Dinner, di Jakarta, Jumat (1/11/2024).
Dia mengatakan, keseriusan Prabowo tercermin dari lawatan tersebut. Pasalnya, hanya dalam kurun waktu 2 pekan setelah dilantik, Prabowo melakukan safari ke berbagai negara.
"Hanya setelah dua minggu menjabat, Presiden Prabowo akan memulai perjalanan diplomatik yang mencerminkan komitmennya untuk memperkuat kemitraan global Indonesia," ucapnya.
"Ia akan mengunjungi China dan Amerika Serikat, menghadiri KTT APEC di Lima, Peru, serta KTT G20 di Rio, Brasil, dan mengakhiri dengan kunjungan khusus ke Inggris," sambung Anindya.