Sukses

Biaya Operasional jadi Tantangan Berat Sektor Industri, Apa Solusinya?

Biaya operasional yang terus meningkat menjadi tantangan besar bagi banyak pelaku bisnis, akibat berbagai faktor seperti kemacetan kota, perencanaan biaya yang kurang matang, dan lokasi bisnis yang terpencar.

 

Liputan6.com, Jakarta Biaya operasional yang terus meningkat menjadi tantangan besar bagi banyak pelaku bisnis, akibat berbagai faktor seperti kemacetan kota, perencanaan biaya yang kurang matang, dan lokasi bisnis yang terpencar. Kondisi ini tak hanya menambah beban biaya, tetapi juga menyebabkan kelelahan fisik dan mental, dan menurunkan produktivitas.

Salah satu solusi untuk mengurangi biaya operasional adalah dengan mengintegrasikan seluruh aktivitas bisnis dalam satu area. Jababeka Bizpark hadir sebagai solusi praktis, menawarkan bangunan multiguna yang fleksibel untuk kebutuhan bisnis seperti gudang, kantor, hingga ruang penjualan.

"Jababeka Bizpark dapat membantu pebisnis memangkas biaya dan meningkatkan kinerja perusahaan," kata Senior Managing Director Jababeka Residence Ivonne Anggraini dikutip Senin (4/11/2024).

Jababeka Bizpark menawarkan tiga tipe yaitu Standar (4,5m x 20m), Standar II (5m x 18m), dan Two View (4,5m x 20m). Dengan tinggi plafon hingga 9 meter, bangunan ini dapat dimodifikasi menjadi tiga lantai, memungkinkan penggunaan beragam seperti gudang, kantor, atau showroom. Lokasinya yang strategis, dikelilingi lebih dari 2.000 perusahaan nasional dan internasional, memberikan peluang besar bagi bisnis dan investasi.

Antusiasme pasar terhadap Jababeka Bizpark sangat tinggi, dengan lebih dari 200 unit habis terpesan pada tahap pertama. Proyek ini menawarkan akses mudah ke tol, dukungan fasilitas internasional, dan kedekatan dengan Cikarang Dry Port serta akses efisien ke Pelabuhan Tanjung Priok.

“Jababeka Bizpark, yang terintegrasi dengan pusat industri, pendidikan, dan kesehatan, adalah pilihan tepat untuk investasi jangka panjang, baik untuk bisnis langsung, kos-kosan, gym, atau co-working space," ungkap Ivonne.

Dengan harga mulai dari Rp 1,4 miliar, tanpa DP, dan cicilan ringan yang didukung oleh bank ternama, unit-unit ini siap diserahterimakan pada 2025.

2 dari 4 halaman

KIJA Cetak Pendapatan Rp 3,367 Miliar per September 2024

PT Jababeka Tbk (KIJA) mencatatkan pendapatan total sebesar Rp 3.367 miliar untuk sembilan bulan pertama tahun 2024 (9M24), meningkat 47% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 (9M23). Pilar Land Development & Property Perseroan mencatat peningkatan pendapatan sebesar 65% menjadi Rp 1.853,7 miliar pada 9M24, dari Rp 1.121,5 miliar pada 9M23.

Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan penjualan tanah matang, yang naik dari Rp 822,9 miliar di 9M23 menjadi Rp 1.470,3 miliar di 9M24, dengan kontribusi utama berasal dari pertumbuhan penjualan tanah matang di Kendal, yakni dari Rp 800,9 miliar di 9M23 menjadi Rp 1.267,1 miliar di 9M24. Pendapatan dari penjualan tanah dan bangunan pabrik juga meningkat 142%, dari Rp 29,8 miliar pada 9M23 menjadi Rp 72 miliar di 9M24.

Selain itu, segmen real estat lainnya, yang terdiri dari tanah dan rumah, apartemen, ruang perkantoran dan ruko, serta sewa, mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 16%, menjadi Rp 311,4 miliar selama 3 kuartal tahun 2024, dibandingkan dengan Rp 268,8 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2024, pendapatan dari Pilar Infrastruktur meningkat sebesar 32% menjadi Rp 1.414,2 miliar, dibandingkan dengan Rp 1.071,5 miliar pada periode yang sama tahun 2023.

Pertumbuhan ini terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari segmen ketenagalistrikan, dari Rp 643,2 miliar di 9M23 menjadi Rp 911,2 miliar di 9M24, terutama karena peningkatan pembelian listrik dari PLN dan pengguna akhir industri di Cikarang dan Kendal, serta peningkatan biaya gas dari dolar AS 6 per mmbtu menjadi dolar AS 8,7 per mmbtu sejak Januari 2024.

Selain itu, pendapatan dari segmen jasa dan pemeliharaan (air, air limbah, pengelolaan kawasan, dan lainnya) tumbuh 11%, dari Rp 285,2 miliar pada 9M23 menjadi Rp 317 miliar di 9M24, didorong oleh peningkatan permintaan dari Kendal dan juga Cikarang. Terakhir, pendapatan dari dry port (CDP) meningkat dari Rp 143,1 miliar di 9M23 menjadi Rp 186 miliar di 9M24, didorong oleh peningkatan peti kemas yang ditangani sebesar 18% dan peningkatan pendapatan dari penyimpanan.

Pilar Leisure & Hospitality Perseroan membukukan peningkatan pendapatan menjadi Rp 99,1 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2024, dibandingkan dengan Rp 95,2 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kinerja ini terutama berasal dari segmen golf dan pariwisata, yang masing-masing mencatat peningkatan pendapatan sebesar 3% dan 9%, menjadi Rp 64,5 miliar dan Rp 31 miliar di 9M24.

 

3 dari 4 halaman

Segmen Golf

Segmen golf berkontribusi sebesar 65% terhadap total pendapatan pilar Leisure & Hospitality di 9M24, sedikit menurun dibandingkan 66% di 9M23. Pendapatan berulang yang dihasilkan dari bisnis infrastruktur berkontribusi sebesar 42% dari total pendapatan dalam tiga kuartal pertama tahun 2024, dibandingkan dengan 47% pada periode yang sama tahun 2023.

Kontribusi yang lebih rendah ini terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi yang lebih tinggi (relatif) dari segmen Land Development & Property pada 9M24 dibandingkan tahun sebelumnya. Laba kotor Perusahaan meningkat 39% menjadi Rp 1.411,4 miliar di 9M24.

Pada saat yang sama, marjin laba kotor konsolidasi KIJA untuk tiga kuartal pertama 2024 tercatat sebesar 42%, lebih rendah dibandingkan 44% pada 9M23. Penurunan ini disebabkan oleh 3 faktor utama yaitu tingginya kontribusi penjualan tanah matang di Kendal yang memiliki marjin lebih rendah dibandingkan tanah matang di Cikarang, kenaikan harga gas dari AS 6,00 per mmbtu menjadi AS 8,70 per mmbtu, dan reserve shutdown (penghentian sementara) yang diberlakukan oleh PLN dari waktu ke waktu yang menyebabkan volatilitas pada marjin pendapatan listrik setiap periodenya.

Alhasil, hingga akhir September 2024 KIJA mencatatkan laba bersih sebesar Rp 769,7 miliar, meningkat dibandingkan dengan Rp 231,9 miliar pada periode yang sama tahun 2023.

"Sepanjang sembilan bulan pertama 2024, laba bersih KIJA mencapai Rp 769,7 miliar, meningkat 232% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang didorong oleh pertumbuhan di seluruh segmen bisnis Perseroan, khususnya peningkatan signifikan di segmen properti dari Kendal. KIJA mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 47% menjadi Rp 3.367 miliar, yang turut memperkuat posisi keuangan KIJA dengan total kas mendekati Rp 2 triliun pada akhir kuartal ketiga," jelas Wakil Direktur Utama Perseroan Budianto Liman dikutip Jumat (1/11/2024).

 

4 dari 4 halaman

Pergerakan Valuta Asing

Selain itu, pergerakan valuta asing (valas) juga berkontribusi positif terhadap laba bersih, dengan perusahaan mencatatkan keuntungan bersih dari valas sebesar Rp 73,6 miliar di 9M24 dibandingkan dengan kerugian valuta asing dan derivative (call spreads) sebesar Rp 75,4 miliar di 9M23.

EBITDA perusahaan pada 9M24 tercatat sebesar Rp 1.206 miliar, meningkat 47% dibandingkan Rp 819,9 miliar pada tiga kuartal pertama tahun 2023, sejalan dengan peningkatan pendapatan dan laba kotor.

Total posisi kas konsolidasi Perseroan pada akhir September 2024 tercatat sebesar Rp 1.945,5 miliar, naik sekitar 78% dibandingkan Rp 1.094,7 miliar pada akhir 2023. Selain itu, Perseroan juga memiliki saldo kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya pada akhir 9M24 tercatat sebesar Rp 245,1 miliar, dimana sekitar setengahnya berupa dana cadangan bunga dan pokok pinjaman untuk Bank Mandiri sebesar Rp 117,8 miliar sesuai ketentuan pinjaman tersebut.

Pada awal tahun 2024, PT Kawasan Industri Kendal (KIK) (entitas anak yang merupakan perusahaan patungan Perseroan melalui PT Grahabuana Cikarang dengan kepemilikan 51% bersama dengan Sembcorp 49%) telah membagikan total dividen kepada para pemegang sahamnya dengan total Rp 322,9 miliar.

Dengan demikian, PT Grahabuana Cikarang (entitas anak yang dimiliki sepenuhnya oleh Perseroan) yang merupakan pemegang saham KIK menerima 51% dari jumlah tersebut, atau sebesar Rp 164,7 miliar.

Â