Sukses

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal III 2024 Diprediksi Cuma 4,96%

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memproyeksikan bahwa nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh sebesar 4,96 persen year-on-year (yoy) pada triwulan III 2024.

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memproyeksikan bahwa nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,96 persen year-on-year (yoy) pada triwulan III 2024.

PDB diperkirakan tumbuh 4,96 persen dengan rentang estimasi 4,94-4,98 persen pada triwulan III 2024, mengingat masih terjadinya pelemahan daya beli dan tidak adanya faktor musiman yang mendorong pertumbuhan,” ujar Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky dikutip dari Antara, Selasa (5/11/2024).

Angka estimasi tersebut menunjukkan adanya indikasi penurunan pertumbuhan ekonomi dibandingkan pencapaian pada dua triwulan sebelumnya, yakni 5,11 persen yoy di triwulan I 2024 dan 5,05 persen yoy di triwulan II 2024.

Ia mengatakan bahwa selama semester pertama 2024, Indonesia masih belum mampu tumbuh secara signifikan lebih dari 5 persen meskipun dua kuartal berturut-turut memiliki faktor pendorong musiman.

Terdapat penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) dan bulan suci Ramadan selama triwulan I, sedangkan pada triwulan II terdapat perayaan Idul Fitri dan berbagai hari raya keagamaan lainnya serta periode libur sekolah.

“Fenomena ini mengindikasikan tren yang cukup mengkhawatirkan seiring adanya risiko bahwa Indonesia tidak mampu tumbuh mencapai 5 persen tanpa adanya faktor musiman,” ucapnya.

Riefky pun memperkirakan bahwa pada bulan-bulan menjelang akhir 2024, perekonomian Indonesia berpotensi tidak dapat tumbuh signifikan sebelum munculnya faktor musiman akhir tahun, yakni periode libur natal dan tahun baru.

Pertumbuhan PDB Nasional Melambat

Selain itu, ia menyoroti bahwa seiring dengan turunnya belanja pemerintah secara drastis pada triwulan II setelah upaya percepatan penyelesaian proyek infrastruktur dan penyelenggaraan pemilu pada triwulan I, pertumbuhan PDB nasional juga ikut melambat.

“Dominansi belanja pemerintah dalam komponen pertumbuhan ekonomi mungkin membuktikan lesunya produktivitas berbagai sektor di perekonomian Indonesia,” tuturnya.

Riefky menyampaikan bahwa penurunan produktivitas tersebut terlihat dari adanya perlambatan pertumbuhan pada 11 dari 17 sektor ekonomi selama triwulan II.

Perlambatan tersebut terjadi pada sektor manufaktur, konstruksi, penyaluran air dan pengolahan limbah, jasa usaha, real estate, serta sektor pengolahan.

“Untuk sisa tahun 2024, pertumbuhan ekonomi bergantung pada kemampuan pemerintah baru menghasilkan quick wins sembari secara strategis menangani isu struktural guna memastikan ekspansi pertumbuhan jangka menengah dan panjang,” imbuhnya.

 

2 dari 3 halaman

Target Pertumbuhan Ekonomi Prabowo 8 Persen Bukan Mustahil

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen di era Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto bukanlah hal yang mustahil. Target tersebut optimis bisa tercapai.

Pasalnya, Indonesia pernah mencapai pertumbuhan ekonomi dikisaran 7,3 persen pada periode 1986-1997. Bahkan pernah mencapai angka 8,2 persen pada tahun 1995.

"Bapak Presiden Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen di tahun 2029. Ini bukan hal mustahil mengingat Indonesia pernah mencapai rata-rata pertumbuhan 7,3 persen di periode 1986-1997, bahkan 8,2 persen di tahun 1995," kata Airlangga dalam gelaran ISEF ke-11 tahun 2024, di JCC, Jakarta, Rabu (30/10/2024).

Menurut Airlangga, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut, Indonesia harus menggali berbagai potensi sumber pertumbuhan baru, salah satunya dari sektor keuangan dan ekonomi syariah.

"Untuk mencapai pertumbuhan 5,2-8 persen kita dapat belajar dari berbagai capaian. Oleh karena itu untuk menggali pertumbuhan perlu didorong sumber pertumbuhan baru, adaptasi teknologi dan inovasi agar kita bisa mencapai pendapatan di atas pendapatan menengah," ujarnya.

Tujuan Pemerintah

Airlangga menilai, tema ISEF ke-11 ini sangat relevan dengan tujuan Pemerintah untuk menggali sumber pertumbuhan ekonomi baru. Tema ISEF ke-11 adalah Synergy of Syariah Economy and Finance in Strengthening Resilience and Sustainable Economic Growth.

"Tema yang diangkat pada ISEF sangat relevan, dimana kita berupaya mengakselerasi perekonomian di tengah tantangan global yang semakin kompleks dan ekonomi dan keuangan syariah, tentu mempunyai peran strategis guna mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Peluang Jumlah Penduduk

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, yakni 87 persen. Menurutnya, hal itu sangat potensial untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

"Dengan negara penduduk muslim sebanyak 87 persen kita sangat potensial untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dan berdasarkan State Global Islamic Index, kita posisinya ketiga di bawah Malaysia dan United Arab Emirates," ujarnya.

Oleh karena itu, sebagaimana arahan Presiden Prabowo Subianto, ia meminta agar bidang investasi keuangan syariah, makanan minuman halal, fashion mode, farmasi, kosmetik hingga wisata yang ramah muslim terus ditingkatkan kontribusinya terhadap PDB.

"Bapak Presiden dalam Kabinet Merah Putih bertekad untuk mendorong kemandirian nasional dan salah satunya adalah kemajuan ekonomi syariah yang sejalan dengan rencana pembangunan jangka menengah 2024-2049," pungkasnya.