Sukses

Donald Trump Ungguli Kamala Harris di Pilpres Amerika Serikat 2024, BI Ramal Dolar AS akan Menguat

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memaparkan sejumlah hal termasuk pergerakan dolar AS jika Donald Trump menang di Pilpres AS.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memprediksi perhitungan sementara hasil pemilu di Amerika Serikat (AS) akan mendorong dolar AS semakin menguat.

Berdasarkan laporan berbagai sumber, Rabu, 6 November 2024, Donald Trump memimpin lebih awal dalam hasil penghitungan suara elektoral pada Selasa 5 November 2024 malam, dengan mantan presiden dari Partai Republik itu diproyeksikan memenangkan 188 suara, sementara Kamala Harris dari Partai Demokrat memperoleh 99 suara.

"Kita melihat monitoring hari ini perkembangan pemilu di Amerika Serikat yang perhitungan sementara Trump unggul. Dan prediksi-prediksi dari pasar dan kami akan melihat kemungkinan-kemungkinan menyebabkan mata uang dolar AS akan kuat, suku bunga AS akan tetap tinggi, dan perang dagang masih terus berlanjut," kata Perry dalam Rapat Kerja dengan Komisis XI DPR RI, di Jakarta, Rabu (6/11/2024).

Menurut dia, jika Donald Trump terbukti memenangkan Pilpres AS, diprediksi dolar AS akan menguat, suku bunga Amerika Serikat akan tinggi, bahkan perang dagang juga diprediksi akan terus berlanjut.

"Kepastian mengenai penurunan suku bunga itu tentu diliputi oleh ketegangan geopolitik dunia yang sangat tinggi, termasuk berlanjutnya konflik Timur Tengah," ujarnya.

Perry mengatakan, tentu dinamika ini kemudian berdampak kepada seluruh negara khususnya emerging market termasuk Indonesia, yaitu pertama, tekanan terhadap nilai tukar; kedua, arus modal; ketiga, bagaimana ini pengaruhnya kepada dinamika ketidakpastian di pasar keuangan.

"Ini yang kemudian harus kita respons secara hati-hati. Bank Indonesia untuk itu terus menyampaikan komitmen kami menjaga stabilitas dan turut mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan bersinergi erat dengan Pemerintah dan KSSK," pungkasnya.

2 dari 5 halaman

Pergerakan Rupiah pada 6 November 2024

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) merosot pada awal sesi perdagangan Rabu pagi, 6 November 2024. Analis prediksi momentum pemilihan presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) akan bayangi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Mengutip Antara, Rabu (6/11/2024), rupiah turun 66 poin atau 0,42 persen menjadi 15.715 per dolar AS dari sebelumnya 15.749 per dolar AS.

Analis mata uang Lukman Leong prediksi rupiah merosot setelah momentum Pilpres AS 2024. "Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang pagi ini menguat tajam merespons hasil exit poll yang menunjukkan keunggulan Donald Trump di Pilpres,” ujar Lukman saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Namun, dia menilai, dolar AS diprediksi masih bergejolak sepanjang hari merespons hasil voting yang di mana hasilnya masih terlalu awal untuk disimpulkan. Lukman prediksi rupiah bergerak di kisaran 15.700 per dolar -15.900 per dolar AS pada perdagangan Rabu, 6 November 2024.

Pada awal perdagangan Rabu, rupiah melemah 66 poin atau 0,42 persen menjadi Rp15.815 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.749 per dolar AS. Sementara itu, pada penutupan perdagangan Selasa, 5 November 2024, rupiah menguat. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menuturkan, penguatan rupiah tersebut lebih didukung oleh meningkatnya optimisme terhadap perekonomian Tiongkok.

 

 

3 dari 5 halaman

Kinerja Obligasi

PMI jasa Tiongkok melampaui ekspektasi pada Oktober, mengindikasikan pemulihan sektor jasa di Tiongkok. Selain itu, Pemerintah Tiongkok memberikan sinyal untuk tambahan stimulus kepada pemerintah daerah.

Kedua hal tersebut memberikan prospek positif terhadap pemulihan ekonomi Tiongkok di masa mendatang, sehingga mendorong sentimen risk-on di pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia.

Sentimen risk-on dari Tiongkok mendorong imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia turun di seluruh tenor. Volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat sebesar Rp16.37 triliun pada Selasa, lebih tinggi dibandingkan dengan volume perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp16.25 triliun.

Kepemilikan asing pada obligasi rupiah turun sebesar Rp0,83 triliun menjadi Rp881 triliun atau 14,81 persen dari total obligasi yang beredar pada 4 November 2024. Pemerintah mengadakan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan berhasil menyerap Rp10,2 triliun, melampaui target indikatif Rp9 triliun, dari penawaran yang masuk sebesar Rp16,25 triliun.

Josua mengatakan hingga akhir tahun, dengan masih terdapat potensi penurunan suku bunga Fed sebesar 50 basis poin (bps) yang juga mendorong terbukanya peluang penurunan suku bunga BI-Rate lebih lanjut, maka nilai tukar rupiah diperkirakan akan berada di rentang Rp15.300 hingga Rp15.600 per dolar AS pada akhir 2024.

4 dari 5 halaman

Rupiah Perkasa Sambut Pilpres AS 2024, Bagaimana Prediksi Rabu 6 November 2024?

Sebelumnya, rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di tengah momentum pemilihan presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) 2024.

Rupiah ditutup menguat tipis 4 poin terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Selasa sore, 5 November 2024 setelah sempat melemah 30 poin di level Rp 15.748 dari penutupan sebelumnya di level 15.753. 

"Sedangkan untuk  perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang  Rp 15.640 - Rp 15.750," ungkap Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan di Jakarta, Selasa (5/11/2024).

"Para pedagang sebagian besar tetap menghindari risiko sebelum pemilihan presiden AS yang diperebutkan dengan sengit di kemudian hari, yang melemahkan taruhan pada pemotongan suku bunga yang lebih dalam oleh The Fed, membuat para pedagang waspada dan berdampak terhadap kedigdayaan indeks dolar AS," ungkap Ibrahim.

Dalam pertemuan Federal Reserve pekan ini, The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, lebih kecil dari pemangkasan sebesar 50 basis poin yang dilakukan pada September 2024. 

Namun, Ibrahim mengingatkan, prospek pemangkasan di masa mendatang akan diawasi dengan ketat, terutama karena data terbaru menunjukkan kekuatan ekonomi AS dan inflasi yang tinggi.

 

5 dari 5 halaman

Data Ekonomi AS dan China

Sebelumnya, data penggajian nonpertanian di AS dari Jumat juga menunjukkan sedikit penurunan di pasar tenaga kerja. Ini menjadi tren yang memberi The Fed lebih banyak dorongan untuk terus memangkas suku bunga.

Sementara itu, di Tiongkok, rapat NPC menjadi fokus untuk isyarat stimulus lebih lanjut Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional Tiongkok. Badan politik paling berkuasa di negara itu memulai rapat empat hari pada Senin, 4 November 2024.

"NPC diperkirakan akan menyetujui lebih banyak pengeluaran fiskal oleh pemerintah, terutama setelah Beijing menguraikan serangkaian langkah fiskal yang ditujukan untuk mendukung pertumbuhan," beber Ibrahim.

Sementara itu, di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2024 mencapai 4,95% (YoY).