Liputan6.com, Jakarta - Siam Cement Group Public Company Limited (SCG), perusahaan semen dan bahan material terbesar di Thailand dan Asia Tenggara mengumumkan kinerja hingga sembilan bulan pertama 2024. SCGÂ terus berupaya melakukan efisiensi biaya dan investasi hijau yang berkelanjutan.Â
Presiden dan CEO Siam Cement Group Thammasak Sethaudom menjelaskan, pendapatan SCG untuk hingga sembilan bulan pertama 2024 mencapai USD 10,655 miliar atau kurang lebih Rp 168,3 triliun. Pendapatan ini didorong oleh volume penjualan dari SCGC (SCG Chemicals) dan SCGP (SCG Packaging).
Baca Juga
EBITDA tercatat sebesar 1,1 miliar USD (Rp17,1 triliun), turun 10% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Advertisement
"Laba bersih tercatat sebesar 192 juta USD atau Rp 3 triliun, turun 75% karena biaya operasional untuk proyek Long Son Petrochemicals (LSP), penurunan harga produk kimia, dan berkurangnya keuntungan dari afiliasi," jelas dia dalam keterangan tertulis, Kamis (7/11/2024).
Kuartal III
Khusus kuartal III 2024, pendapatan mencapai USD 3,7 miliar atau Rp 58,3 triliun, dengan EBITDA sebesar USD 284 juta atau Rp 4,5 triliun dan laba sebesar USD 21 juta atau Rp 327,7 miliar, menurun 81% dibandingkan kuartal sebelumnya,
"Penurunan ini terutama akibat dampak nilai tukar Baht, penyesuaian harga inventori, dan penurunan pendapatan dari afiliasi," kata dia.
Per September 2024, total aset SCG mencapai USD 26,8 miliar atau Rp 404 triliun. Dari jumlah tersebut, total aset SCG di ASEAN (selain Thailand) adalah USD 12 miliar atau Rp 180,3 triliun dengan total aset Indonesia mencapai USD 3,3 miliar atau Rp 49,3 triliun atau 12% dari aset konsolidasi SCG di semua negara.
SCGÂ Indonesia
Untuk SCG di Indonesia, perusahaan melaporkan pendapatan dari penjualan untuk periode sembilan bulan pertama 2024 sebesar USD 835 juta atau Rp13,2 miliar, yang mencatat peningkatan tahunan sebesar 13%, terutama didorong oleh ekspor dari SCG Chemicals (SCGC).
Â
Â
Investasi Hijau yang Berkelanjutan
SCG terus berupaya melakukan efisiensi biaya dan investasi hijau yang berkelanjutan. SCG menetapkan beberapa target strategis utama.Â
Pertama pengurangan biaya operasional sebesar 144 juta USD hingga 2025. kedua penurunan modal kerja sebesar 287 juta USD pada kuartal I 2025. Ketiga penghentian operasional bisnis yang tidak menguntungkan. Keempat Divestasi aset.
Perusahaan juga meningkatkan efisiensi produksi dan mempercepat penggunaan bahan bakar alternatif, dengan target mencapai 50% di pabrik semen di Thailand.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, SCG meningkatkan fleksibilitas operasional di Vietnam dengan investasi tambahan sebesar USD 700 juta untuk menggunakan etana, yang akan mengurangi biaya bahan baku; proyek ini diharapkan selesai pada 2027.
Di Indonesia, SCG melalui SCG (SCG Packaging) memperkuat posisinya dengan meningkatkan kepemilikan di PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FajarPaper), salah satu produsen kertas kemasan terbesar di Indonesia, menjadi 99,72%.
SCG juga mempercepat pengembangan dan ekspor Semen Rendah Karbon serta polimer ramah lingkungan yang memiliki permintaan tinggi. Pasar ASEAN terus bertumbuh, sejalan dengan pendekatan Inclusive Green Growth yang mendukung pertumbuhan hijau inklusif.
Advertisement