Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara) batal diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto imbas lawatannya ke luar negeri. Lembaga yang bakal jadi superholding BUMN ini akan dikembangkan dalam beberapa tahap.
BP Danantara telah dibentuk Prabowo belum lama ini. Bahkan, lokasi kantornya sudah dipersiapkan di aset milik Bank Mandiri. Lantas bagaimana bentuk Danantara nantinya?
Baca Juga
Mengutip dokumen yang diterima Liputan6.com, BP Danantara akan mengonsolidasikan Indonesia Investment Authority (INA) ditambah 7 BUMN raksasa.
Advertisement
7 BUMN dengan skala terbesar itu di antaranya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Mineral Industri Indonesia atau MIND ID. Danantara juga mengonsolidasi INA.
Nantinya, BP Danantara dibidik bisa mengelola assets under management (AUM) mencapai USD 600 miliar atau setara Rp 9.502 triliun dari konsolidasian 7 BUMN plus INA tersebut.
Sebagai rincian, 7 BUMN raksasa memiliki AUM yang beragam. Misalnya, Bank Mandiri dengan sekitar Rp 2.174 triliun, BRI sekitar Rp 1.965 triliun, PLN sekitar Rp 1.671 triliun, Pertamina sekitar Rp 1.412 triliun.
Lalu, BNI sekitar Rp 1.087 triliun, Telkom Indonesia sekitar Rp 318 triliun, dan MIND ID sekitar Rp 259 triliun. Serta ditambah INA dengan AUM sekitar Rp 163 triliun.
Masih mengacu dokumen yang sama, aset dalam pengelolaan nantinya bisa meningkat hingga USD 982 miliar atau sekitar Rp 15.552 triliun setelah aset negara lainnya masuk dalam portofolio Danantara.
"Danantara akan menjadi SWF terbesar ke-4 di dunia," seperti dikutip dalam dokumen itu, Kamis (7/11/2024).
Cikal Bakal Superholding
Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Anggawira mengungkap kalau konsolidasi 7 BUMN raksasa itu hanya langkah awal. Kedepannya, akan ada subholding-subholding hingga tambahan BUMN lain.
Dia menuturkan, tujuan akhirnya adalah BP Danantara menjadi satu superholding BUMN. Serupa dengan Temasek, asal Singapura.
"Ya itu baru first step ya, nanti ada second step, third step, nanti subholding dan lain sebagainya, tujuannya superholding ya," kata Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas), kepada Liputan6.com.
Peresmian Tunggu Lawatan Prabowo
Sebelumnya diberitakan, Presiden Prabowo Subianto dikabarkan batal meresmikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara). Pasalnya, Kepala Negara tengah melakukan lawatan ke luar negeri.
Kepala BP Danantara, Muliaman Darmansyah Hadad menyampaikan batalnya rencana tersebut. Peresmian akan dilakukan sepulangnya Prabowo dari beberapa negara.
"Belum jadi besok. Iya tunggu presiden kembali ya," kata Muliaman, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Diketahui, Prabowo dijadwalkan mengunjungi beberapa negara, diantaranya China, Peru, Amerika Serikat, Brazil, hingga Inggris. Lawatannya akan dilakukan selama 16 hari.
Muliaman mengatakan, pihaknya diminta mempersiapkan peluncuran Danantara. Setidaknya ada dua aturan yang akan diubah, yakni dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Presiden (Perpres).
"Iya persiapannya diusahakan sebaik mungkin. Sementara perubahan PP. Ada dua PP nanti saya cek ya, pada intinya ada perubahan PP dan Perpres," ucapnya.
Muliaman mengatakan, Indonesia Investment Authority (INA) kedepannya akan dikonsolidasikan dalam Danantara. Menurut informasi, ada beberapa BUMN berskala besar juga yang akan dikelola lembaga baru tersebut.
"Iya ke depan semua dikonsolidasikan. Dikonsolidasikan nanti ke dalam Danantara," ujarnya.
Advertisement
Danantara Bakal Berkantor di Gedung Bank Mandiri
Sebelumnya, Pemerintah resmi membentuk Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara, atau Danantara. Lembaga baru yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto ini digadang-gadang menjadi cikal bakal superholding BUMN di Indonesia.
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa ia telah bertemu dengan pihak Danantara yang dipimpin oleh Muliaman Hadad. Erick juga menyebutkan bahwa Danantara akan berkantor di salah satu aset milik Bank Mandiri.
“Saya sudah bertemu, nanti salah satu gedung yang akan digunakan Danantara adalah aset milik Bank Mandiri untuk dijadikan kantor mereka,” ungkap Erick Thohir di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (1/11/2024).
Badan Pengelola Investasi Danantara ini akan diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 8 November 2024.
Badan ini dirancang untuk mengelola dana di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan dalam jangka panjang diharapkan menjadi superholding BUMN, mirip dengan Temasek di Singapura.
Erick menggambarkan penggunaan aset Bank Mandiri oleh Danantara sebagai bentuk kerja sama antar-lembaga dalam pemerintahan. Ia menegaskan bahwa setiap kementerian dan lembaga harus saling mendukung dalam mencapai tujuan bersama.
“Kita tidak bisa lagi berpikir secara terpisah. Setiap kementerian harus punya tugas yang jelas karena pekerjaan ini terlalu banyak untuk ditangani sendiri,” tambah Erick.
Rencana Diluncurkan 8 November 2024
Sebelumnya, Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang akan mengelola investasi pemerintah di Indonesia, siap diluncurkan pada 8 November 2024 oleh Presiden Prabowo Subianto.
Mengutip Antara, Kepala BP Investasi Danantara, Muliaman Hadad, dipanggil oleh Presiden Prabowo dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 28 Oktober 2024, untuk mempersiapkan peluncuran resmi tersebut.
“Terkait dengan Danantara, saya diminta untuk mempersiapkannya dengan baik. Peluncuran resminya direncanakan pada 8 November oleh Presiden. Persiapan sedang kami lakukan,” jelas Muliaman Hadad saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta.
Muliaman juga menyebutkan bahwa pembentukan Danantara dilakukan dengan merevisi Undang-Undang tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Advertisement
Pengelolaan Aset
Muliaman sebelumnya menyatakan bahwa Danantara akan berfungsi sebagai badan pengelola investasi di luar APBN. Seluruh aset milik pemerintah yang dipisahkan akan dikelola oleh badan ini secara bertahap, dengan langkah awal pembentukan badan dan pembuatan undang-undangnya.
“Semua aset pemerintah yang dipisahkan akan dikelola oleh badan ini. Tapi tentu saja, prosesnya bertahap, mulai dari pembentukan badan hingga penyusunan undang-undangnya,” ungkap Muliaman usai pelantikannya oleh Presiden Prabowo Subianto.
BP Investasi Danantara akan dipimpin oleh Muliaman Darmansyah Hadad sebagai kepala dan Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang sebagai wakil kepala. Keduanya dilantik berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 142/P Tahun 2024.
Muliaman menambahkan, pembentukan badan ini menunjukkan komitmen Presiden Prabowo untuk mengoptimalkan pengelolaan investasi negara agar lebih terpadu dan tidak berjalan secara terpisah-pisah.