Sukses

Donald Trump Jadi Presiden AS, Ekspor Indonesia Bakal Terganggu?

Ekspor Indonesia terancam berkurang ke negara-negara mitra dagang utama AS, seperti China, Jepang, Korea Selatan, hingga Vietnam.

Liputan6.com, Jakarta - Donald Trump telah memenangkan suara mayoritas dalam kontestasi Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS). Hal ini disebut-sebut dapat berdampak pada perdagangan internasional Indonesia.

Ekonom Institute for Economic and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus, mengatakan kebijakan ekonomi Donald Trump akan berpengaruh pada sektor perdagangan, termasuk Indonesia. Meskipun tidak menjadi mitra dagang utama, porsi ekspor Indonesia ke AS mencapai 9 persen.

"Jadi dampaknya jelas. Kalau ekspor kita ke Amerika Serikat bisa berkurang, itu mungkin tidak seberapa, karena kontribusi pasar Amerika Serikat terhadap ekspor Indonesia itu kan 9 persen. Memang relatif tinggi, tapi saya rasa meskipun berkurang, itu tidak signifikan, karena dampak yang tidak langsung ini yang saya rasa akan lebih besar impact-nya," ujar Heri dalam Liputan6 Update, Kamis (7/11/2024).

Dia mengatakan ekspor Indonesia terancam berkurang ke negara-negara mitra dagang utama AS, seperti China, Jepang, Korea Selatan, hingga Vietnam.

"Dampak tidak langsung ini berarti ada potensi perlambatan ekspor Indonesia ke negara-negara mitra dagang utama Amerika Serikat, potensi perlambatan ekspor Indonesia ke China, Vietnam, Thailand, Jepang, dan Korea," bebernya.

Pasalnya, kebijakan ekonomi Donald Trump bisa saja salah satunya berupaya mengurangi defisit neraca perdagangan dengan negara-negara seperti China, Jepang, hingga Vietnam. Salah satu caranya bisa dengan penambahan tarif impor atau pengaturan kuota.

Alhasil, Indonesia sebagai pengekspor ke negara-negara tersebut juga ikut terdampak karena penyesuaian yang dilakukan ke depannya.

"Ini yang seringkali juga AS tidak berpaduan lagi pada aturan-aturan atau kesepakatan yang ada di WTO. AS mencoba untuk mencari celah apa yang masih diperbolehkan dalam mengatur arus impor yang masuk ke negaranya," kata dia.

"Salah satunya adalah adanya kebijakan non-tariff measure atau kebijakan hambatan non-tarif. Nah, ini yang sangat tinggi di AS," sambungnya.

2 dari 3 halaman

Menang Pilpres AS, Donald Trump Baru Bisa Ngantor di Gedung Putih 74 Hari Lagi

Meski unggul dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) dan dinyatakan menang atas Kamala Harris, Donald Trump baru akan pindah ke Gedung Putih selama kurang lebih dua bulan kemudian.

Ia juga belum resmi menjadi presiden ke-47 Amerika Serikat. Dikutip dari laman BBC, Kamis (7/11/2024) ia baru akan berkantor di Gedung Putih 74 hari lagi.

Penyerahan kekuasaan di Amerika Serikat sangat berbeda dengan yang terjadi di Inggris.

Pada Juli 2024, Sir Keir Starmer dilantik sebagai perdana menteri beberapa jam setelah pemungutan suara ditutup dan bahkan sebelum Rishi Sunak sempat mengemasi barang-barangnya.

Namun, di Amerika Serikat semuanya membutuhkan waktu sedikit lebih lama.

Donald Trump baru akan dilantik pada 20 Januari 2025 dan Joe Biden akan tetap berkuasa hingga saat itu -- meskipun ia akan sangat dibatasi secara politik, terutama kebijakannya.

Sebelumnya, Donald Trump pada Rabu (6/11) dini hari menyampaikan klaim kemenangan Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) di hadapan para pendukungnya.

Pidato klaim kemenangan itu disampaikan oleh Donald Trump di Florida, Amerika Serikat, dikutip dari laman CNN, Rabu (6/11).

 "Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada rakyat Amerika Serikat atas kehormatan luar biasa karena terpilih sebagai presiden ke-47 dan presiden ke-45," kata Donald Trump.

"Saya akan berjuang untuk Anda, keluarga Anda dan masa depan Anda setiap hari," kata Donald Trump.

3 dari 3 halaman

Donald Trump Janji Berjuang Mati-matian untuk Rakyat Amerika Serikat

Donald Trump juga berjanji akan berjuang mati-matian demi rakyat AS.

"Saya tidak akan beristirahat sampai kita mewujudkan Amerika Serikat yang kuat, aman, dan sejahtera yang layak untuk anak-anak kita. Ini benar-benar akan menjadi zaman keemasan Amerika Serikat," kata Trump.

Donald Trump juga mengungkit kejadian yang sempat menimpanya saat menjadi target percobaan pembunuhan.

"Tuhan menyelamatkan hidup saya karena suatu alasan dan alasan itu adalah untuk menyelamatkan negara kita dan mengembalikan kejayaan AS."

"Tugas besar ada di hadapan kita dan itu tidak akan mudah. Jadi saya akan mengerahkan seluruh energi, semangat, dan perjuangan yang saya miliki dalam jiwa saya untuk pekerjaan yang telah Anda percayakan kepada saya," tambahnya.

  

Video Terkini