Sukses

Bos The Fed Powell Ungkap Tak Akan Mengundurkan Diri Jika Diminta Donald Trump

Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan presiden tidak memiliki wewenang untuk memecat atau menurunkan jabatannya.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menegaskan dirinya tidak akan mengundurkan diri jika Presiden terpilih AS, Donald Trump meminta pengunduran dirinya.

"Tidak," ujar Powell ketika ditanya wartawan apakah ia akan mengundurkan diri jika diminta oleh Trump, dikutip dari CNBC International, Jumat (8/11/2024).

Powell kemudian menegaskan bahwa presiden tidak memiliki wewenang untuk memecat atau menurunkan jabatannya.

"Tidak diizinkan menurut hukum," ujar Jerome Powell, setelah The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga 25 basis poin, ke kisaran target 4,50%-4,75%.

Powell juga mengatakan bahwa kemenangan Trump dalam Pilpres AS pekan ini tidak akan berdampak langsung pada kebijakan bank sentral.

"Dalam waktu dekat, pemilihan tidak akan berdampak pada keputusan kebijakan kami," tegas Powell.

Powell mengatakan kebijakan pemerintahan berikutnya dapat berdampak pada ekonomi yang akan memengaruhi mandat ganda The Fed untuk memaksimalkan lapangan kerja dan stabilitas harga. Namun, masih terlalu dini untuk memastikan hal tersebut.

"Ini masih tahap awal," kata Powell.

"Kita tidak tahu apa saja kebijakannya, dan begitu kita mengetahuinya, kita tidak akan tahu kapan kebijakan itu akan dilaksanakan," terangnya.

Investor kini akan mencermati hubungan Trump dengan ketua Fed tersebut. Seperti diketahui, Trump menunjuk Powell pada tahun 2017, tetapi berulang kali memiliki perbedaan pendapat dengan kepala bank sentral AS tersebut selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden. 

Trump menilai Powell tidak melonggarkan kebijakan moneter dengan cukup cepat.

Sebelumnya, Trump mengatakan dalam sebuah wawancara pada Oktober 2024 bahwa presiden harus dapat mempertimbangkan keputusan suku bunga.

"Saya rasa saya tidak boleh diizinkan untuk memerintahkannya, tetapi saya rasa saya berhak untuk memberikan komentar mengenai apakah suku bunga harus naik atau turun," ujar Trump kepada Bloomberg News, di Economic Club of Chicago pada 15 Oktober 2024.

Ketika Covid-19 melanda negara itu pada Maret 2020, Trump mengklaim kewenangan untuk mencopot Powell dari jabatannya. Masa jabatan ketua Fed berakhir pada 2026.

 

2 dari 3 halaman

The Fed Pangkas Suku Bunga November 2024 ke Kisaran 4,50%-4,75%

Federal Reserve (The Fed) menyetujui pemangkasan suku bunga kedua berturut-turut pada hari Kamis (7/11), bergerak dengan kecepatan yang tidak seagresif sebelumnya tetapi tetap melanjutkan upayanya untuk menyesuaikan kebijakan moneter Amerika Serikat.

Melansir CNBC  International, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menurunkan suku bunga acuan pinjaman sebesar seperempat poin persentase atau 25 basis poin, ke kisaran target 4,50%-4,75%.

 Pemangkasan ini pun sesuai dengan prediksi pasar, yang telah dikomunikasikan baik pada pertemuan bulan September maupun dalam pernyataan tindak lanjut dari para pembuat kebijakan sejak saat itu.

Pemangkasan suku bunga dilakukan dengan pemungutan suara bulat komite. Kali ini, Gubernur The Fed Michelle Bowman menyetujui keputusan tersebut.

Pernyataan pascapertemuan mencerminkan beberapa perubahan dalam cara The Fed memandang kondisi ekonomi AS. Di antaranya adalah perubahan pandangan dalam cara menilai upaya untuk menurunkan inflasi sambil mendukung pasar tenaga kerja.

"Komite menilai bahwa risiko untuk mencapai sasaran ketenagakerjaan dan inflasi secara kasar seimbang," tulis The Fed dalam risalah terbaru. 

Para pedagang kini memperkirakan The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga seperempat poin persentase pada bulan Desember mendatang, lalu berhenti pada bulan Januari karena menilai dampak dari langkah pengetatannya, menurut alat FedWatch milik CME Group.

"Kami menafsirkan pernyataan tersebut secara keseluruhan sebagai petunjuk ke jalur kebijakan yang stabil saat ini. karena para pembuat kebijakan meluangkan waktu untuk mencerna dampak kemenangan Trump pada kebijakan ekonomi, kondisi keuangan, dan semangat, dengan pemotongan lain pada bulan Desember sebagai kasus dasar yang baik," kata Krishna Guha, wakil ketua Evercore ISI.

FOMC mengindikasikan pada bulan September 2024 bahwa para anggota mengharapkan pemotongan suku bunga hingga setengah poin persentase lagi pada akhir tahun ini dan kemudian satu poin persentase penuh lagi pada tahun 2025. 

3 dari 3 halaman

The Fed Pastikan Hasil Pilpres AS Tak Pengaruhi Kebijakan Suku Bunga

Seperti diketahui, Presiden terpilih AS, Donald Trump memperoleh kemenangan pada Pemilu Nasional yang diselenggarakan pekan ini.

Para ekonom sebagian besar memperkirakan kebijakan ekonomi Trump akan menimbulkan tantangan bagi inflasi, dengan niatnya mengenakan tarif impor dan deportasi massal bagi imigran tidak berdokumen.

Namun, pada masa jabatan pertamanya, inflasi tetap rendah sementara pertumbuhan ekonomi, di luar fase awal pandemi Covid, tetap kuat.

Akselerasi aktivitas ekonomi di bawah Trump dapat mendorong Yhe Fed untuk memangkas suku bunga lebih sedikit, tergantung pada bagaimana inflasi bereaksi.

Powell mengatakan pemerintahan baru tidak akan secara langsung memengaruhi kebijakan moneter.

"Dalam waktu dekat, pemilu tidak akan memengaruhi keputusan kebijakan kami," kata Powell.