Sukses

Gara-Gara Korupsi, Erick Thohir Bakal Kumpulkan Direksi-Komisaris BUMN

Erick Thohir mengungkapkan terdapat tujuh BUMN yang masih membutuhkan restrukturisasi, sementara 40 lainnya dalam kondisi sehat.

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir berencana memanggil seluruh direksi dan komisaris perusahaan pelat merah untuk membahas upaya pencegahan korupsi di lingkungan BUMN.

Langkah ini merupakan tindak lanjut setelah Erick bertemu dengan Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (BPPIK), Aries Marsudiyanto.

Dalam pertemuan tersebut, terungkap bahwa terdapat tujuh BUMN yang masih membutuhkan restrukturisasi, sementara 40 lainnya dalam kondisi sehat.

“Ini yang akan kami tindak lanjuti, dan saya berencana mengumpulkan seluruh direksi dan komisaris pada waktu yang tepat,” ujar Erick di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (8/11/2024).

Nantinya, Aries akan memberikan paparan terkait perannya sebagai pengendali pembangunan dan investigator khusus.

Erick menegaskan bahwa pihaknya siap berkolaborasi dengan BPPIK guna memperkuat tata kelola BUMN dan mencegah terjadinya korupsi. “Saya membuka pintu selebar-lebarnya, karena kami yakin kemajuan bisa dicapai dengan efisiensi dan penekanan terhadap korupsi,” tegas Erick.

Kejar Oknum yang Selewengkan Dana BUMN

Sebelumnya, Erick juga menyampaikan komitmennya untuk memperbaiki tata kelola BUMN, termasuk dalam mencegah kebocoran dana APBN. Dalam hal ini, Erick menggandeng BPPIK, lembaga baru yang dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto untuk mencegah kebocoran anggaran.

“Kami akan bersinergi untuk memastikan pembangunan memiliki pengendalian yang baik dan melakukan investigasi jika terjadi penyelewengan,” kata Erick di Kantor Kementerian BUMN.

Erick Thohir menyebutkan bahwa saat ini ada kebocoran anggaran sekitar 30 persen yang menjadi perhatian Presiden Prabowo, sehingga efisiensi anggaran menjadi prioritas.

 

2 dari 2 halaman

Tujuh BUMN Masih Membutuhkan Restrukturisasi

Dalam konteks BUMN, Erick telah berhasil memangkas jumlah perusahaan dari 114 menjadi 47. Dari jumlah tersebut, 40 BUMN dalam kondisi sehat, sedangkan tujuh lainnya masih memerlukan restrukturisasi.

“Jumlah BUMN yang sekarang tinggal 47 membuktikan bahwa kondisi ini sehat. Dari 47, ada 40 yang sehat, dan tujuh masih membutuhkan restrukturisasi,” jelas Erick.

Ia menegaskan kembali kesiapannya untuk bekerja sama dengan BPPIK dalam melawan korupsi dan meningkatkan efisiensi di tubuh BUMN.