Liputan6.com, Jakarta - Generasi sandwich kini menghadapi tantangan finansial yang cukup kompleks. Mereka bertanggung jawab untuk menghidupi diri sendiri, merawat orang tua, serta memenuhi kebutuhan keluarga mereka.
Dalam situasi ini, pengelolaan keuangan yang bijak dan disiplin menjadi sangat penting agar mereka dapat meraih stabilitas finansial serta mencegah kondisi serupa pada generasi berikutnya.
Baca Juga
CEO PT Cerdas Keuangan Indonesia dan Founder OneShildt Financial Planning, Mohamad Andoko, menjelaskan langkah-langkah penting yang perlu dilakukan oleh generasi sandwich dalam mengelola keuangan.
Advertisement
Menurut Andoko, salah satu hal mendasar adalah menyusun anggaran pribadi yang realistis, termasuk alokasi dana untuk mendukung orang tua.
"Pertama, dia harus membuat sebuah anggaran buat dia sendiri. Dalam anggaran itu harus ada dana bantuan untuk orang tua. Kemudian, penting untuk tetap konsisten dengan anggaran atau cash flow yang sudah direncanakan," ujar Andoko kepada Liputan6.com, Senin (11/11/2024).
Andoko juga menekankan pentingnya membedakan antara kebutuhan dan keinginan agar tidak terjadi pemborosan. Menurutnya, kebutuhan adalah hal-hal yang harus dipenuhi untuk hidup, sementara keinginan adalah sesuatu yang menunjang gaya hidup.
"Kadang-kadang generasi sandwich tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Inilah yang sering kali menyebabkan overspending atau pengeluaran yang berlebihan," tambah Andoko.
Selain itu, Andoko menambahkan memiliki Dana Darurat juga menjadi langkah yang krusial bagi generasi sandwich. Idealnya, dana darurat sebesar 3-6 kali dari pengeluaran bulanan, meskipun besaran ini dapat disesuaikan sesuai tanggungan.
"Dana darurat ini penting sebagai antisipasi untuk menghadapi situasi darurat tanpa mengganggu cash flow atau anggaran utama. Ini juga untuk mencegah anak-anak mereka menanggung beban finansial di kemudian hari," jelas Andoko.
Investasi untuk Masa Depan
Andoko juga menyarankan generasi sandwich untuk mulai berinvestasi, bahkan dengan dana terbatas.
Menurutnya, investasi dalam reksa dana atau obligasi bisa menjadi langkah awal yang baik karena instrumen ini cenderung lebih mudah diakses dan risikonya relatif rendah.
Namun, Andoko mengingatkan agar mereka memilih manajer investasi yang memiliki kinerja baik agar hasil investasi lebih optimal.
Untuk mereka yang siap mengambil risiko lebih besar, Andoko merekomendasikan investasi jangka panjang di pasar saham.
"Jika mereka ingin jangka panjang, belajar tentang investasi saham juga penting. Pilihlah perusahaan dengan laporan keuangan yang bagus, sehingga ada potensi kenaikan nilai atau capital gain di masa depan," kata Andoko.
Advertisement
Pentingnya Asuransi dan Peningkatan Keterampilan
Selanjutnya, Andoko menegaskan pentingnya memiliki asuransi kesehatan dan asuransi jiwa.
"Kalau mereka belum punya keluarga, asuransi jiwa bisa menjadi prioritas kedua. Tapi begitu mereka punya keluarga, asuransi jiwa harus menjadi keharusan. Jangan sampai jika ada hal buruk terjadi, utang atau tanggungan lain harus diwariskan kepada anak-anak atau orang tua mereka," jelasnya.
Menurut Andoko, memiliki BPJS Kesehatan minimal sudah merupakan langkah awal yang penting untuk menjaga stabilitas finansial.
"Kalau mereka sudah punya BPJS dan dana darurat, risiko finansial dari biaya kesehatan dapat ditekan. Ini juga mencegah dana investasi terpakai habis hanya untuk biaya medis," lanjutnya.
Selain itu, Generasi sandwich juga disarankan untuk mengalokasikan sekitar 10% dari penghasilannya untuk Peningkatan Keterampilan.
"Pengembangan skill itu investasi yang penting bagi karier dan masa depan finansial mereka. Misalnya, mengikuti pelatihan atau sertifikasi yang meningkatkan keterampilan, agar mereka bisa mencari pekerjaan dengan penawaran yang lebih baik," ucap Andoko.
Di akhir wawancara, Andoko juga berharap agar generasi sandwich ini tidak terulang lagi di generasi berikutnya.
“Dengan langkah-langkah tersebut, generasi sandwich dapat mengatasi tekanan finansial dan memastikan kesejahteraan untuk keluarga dan generasi berikutnya," tutupnya.