Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani optimistis investasi China di Indonesia terus meningkat. Terutama setelah kedua negara menghasilkan nota kesepahaman (MoU) kerjasama investasi, dengan total nilai komitmen mencapai USD 10,07 miliar atau setara Rp 157,59 triliun (kurs Rp 15.650 per dolar AS).
Perjanjian kerjasama ini terjadi di tengah pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden China, Xi Jinping pada 8-10 November 2024 silam.
Baca Juga
Adapun kerja sama investasi antara kelompok pengusaha Indonesia dan China ini terjalin untuk beberapa bidang, mulai dari kesehatan, bioteknologi, manufaktur, energi terbarukan, ketahanan pangan, dan keuangan.
Advertisement
Rosan mengungkapkan, ini menjadi kesempatan yang baik bagi Indonesia dan China untuk semakin mempererat hubungan kerja sama, khususnya di bidang investasi. Para pengusaha yang hadir dapat menggali lebih dalam peluang-peluang investasi antar kedua negara.
"China menjadi salah satu investor yang konsisten menempati posisi atas di Indonesia. Seperti apa yang disampaikan Presiden Prabowo, Pemerintah Indonesia akan terus mendorong pada penciptaan iklim investasi yang kondusif dan fasilitas yang memadai bagi investor," ungkapnya, Rabu (12/11/2024).
"Kunjungan kenegaraan kali ini menjadi momen penting bagi kedua negara untuk menggali potensi kerja sama khususnya di sektor investasi berkelanjutan dan hilirisasi," dia menambahkan.
Indonesia sudah menjalin hubungan diplomatik dengan China sejak 1950. Hubungan ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok terus meningkat, terutama setelah berlakunya Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Tiongkok (ASEAN-China Free Trade Area) sejak awal 2010, dan sejak adanya Kemitraan Strategis Komprehensif Indonesia-China pada 2013.
Nilai Investasi
Menurut catatan Kementerian Investasi/BKPM, investasi China di Indonesia terus meningkat selama beberapa tahun terakhir. Tercermin dengan meningkatnya posisi RRT dari peringkat ke-9 Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar di Indonesia pada 2015, menjadi peringkat ke-2 terbesar pada 2019.
Sepanjang 2019 hingga September 2024, investasi China di Indonesia mencapai USD 34,19 miliar atau 18 persen investasi asing di Indonesia. Pada periode tersebut, investasi Tiongkok di Indonesia didominasi oleh sektor industri logam dasar senilai USD 14,39 miliar (42 persen).
Diikuti transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi sebesar USD 7,98 miliar (23 persen); industri kimia dan farmasi sebesar USD 3,18 miliar (9 persen); listrik, gas, dan air sebesar USD 2,70 miliar (8 persen); serta kawasan industri, perumahan, dan perkantoran sebesar USD 2,21 miliar (6 persen).
Advertisement
Terbanyak di Luar Jawa
Berdasarkan lokasi, investasi China lebih besar berada di luar Pulau Jawa (67 persen) dibanding Pulau Jawa (33 persen). Lokasi dengan investasi tertinggi yakni Sulawesi Tengah sebesar USD 12,54 miliar (37 persen), Jawa Barat sebesar USD 7,19 miliar (21 persen), Maluku Utara sebesar USD 5,18 miliar (15 persen), Jakarta sebesar USD 1,66 miliar (5 persen), dan Banten USD 1,34 miliar (4 persen).