Sukses

Intip Rahasia Jaga Kekayaan Turun-temurun Keluarga Hartono

Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Armand Hartono menuturkan, dirinya telah mencoba beragam portofolio investasi di berbagai aset pada periode 2000-an.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Armand Hartono menekankan diversifikasi investasi dan bisnis sebagai kunci kelanjutan usaha agar bisa bertahan lama. Itu menjadi warisan ilmu dari sang ayah yang juga Bos Djarum Group, Robert Budi Hartono. 

Armand menceritakan, dirinya telah mencoba beragam portofolio investasi di berbagai aset pada periode 2000-an. Namun, hanya sekitar 1 persen darinya yang masih bertahan hingga saat ini. 

"Ketika sudah ada pemasukan lebih, saya coba masuk Investment. Tapi a bit of aggresive at the time, karena .com lagi boom. Saya lagi Gen Z zaman dulu, punya uang pertama kali, invest ke perusahaan-perusahaan .com," ungkapnya dalam Indonesia Knowledge Forum (IKF) XIII-2024 oleh BCA di The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (12/11/2024).

"My investment yang dulu, masih ada sisanya. Microsoft is good, beberapa microchip company is good, tapi beberapa yang lain habis, 99 percent something, yang lainnya habis," kata Armand. 

Menurut dia, dunia bisnis merupakan sesuatu yang tidak pasti. Bahkan, dirinya dahulu tidak bisa memprediksi Google akan menjadi perusahaan raksasa seperti saat ini. 

"So it is true, kalau ada hype and then they grow up, yang survive ada beberapa, we don't know which one. Google saja dulu saya enggak kebayang. Dulu saya invest-nya di Yahoo, yang dulu was a leader," imbuh Armand. 

Sehingga, ia menilai diversifikasi bisnis jadi kunci guna mempertahankan portofolio bisnis untuk jangka panjang. Dengan catatan, itu dilakukan dengan tidak menggunakan uang panas. 

"Hari ini banyak pilihan. Dari unicorn, public company, reksa dana, blue chip company. So kalau kalian tanya saya, langsung (saya jawab), diversify everything. Kalau punya modal yang besar, bisa invest di new business," tutur dia. 

 

 

 

2 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal III 2024

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA0 dan entitas anak membukukan laba bersih Rp 41,1 triliun atau tumbuh 12,8% YoY hingga kuartal III-2024. Pertumbuhan laba BCA tersebut ditopang ekspansi pembiayaan berkualitas serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja, mengatakan pertumbuhan laba bersih sejalan dengan penyaluran kredit yang mencapai Rp 877 triliun atau tumbuh sebesar 14,5% secara tahunan (YoY).

“Peningkatan kredit hingga September 2024 merefleksikan komitmen BCA dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. Kami juga melihat permintaan kredit konsumer yang baik, tercermin dari pelaksanaan BCA Expoversary 2024 dan BCA Expo 2024 yang mampu mengumpulkan total aplikasi KPR dan KKB lebih dari Rp 78 triliun," kata Jahja dalam konferensi pers Kinerja kuartal III-2024 BCA, Rabu (23/10/2024).

Jahja menyampaikan untuk penyaluran pembiayaan per September 2024 ditopang kredit korporasi yang menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi, naik 15,9% YoY mencapai Rp 395,9 triliun. Kredit komersial naik 11,8% YoY menjadi Rp 135,3 triliun, dan kredit UKM tumbuh 14,2% YoY hingga Rp 120,1 triliun.

Maka BCA mencatat, total portofolio kredit konsumer naik 13,1% YoY menjadi Rp 216,5 triliun, didorong KPR yang tumbuh 10,7% YoY mencapai Rp 130,4 triliun serta KKB sebesar 17,9% YoY menjadi Rp 64,1 triliun.

Di sisi lain outstanding pinjaman konsumer lainnya (mayoritas kartu kredit) naik 15,0% YoY mencapai Rp 21,9 triliun. Sementara, penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 10,7% YoY menyentuh Rp 214 triliun per September 2024, berkontribusi hingga 24,3% dari total portofolio pembiayaan.

Menurutnya, pertumbuhan kredit yang solid diikuti dengan terjaganya kualitas pembiayaan perseroan. Rasio loan at risk (LAR) mencapai 6,1% per September 2024, membaik dari posisi setahun lalu di angka 7,9% dan rasio kredit bermasalah (NPL) berada di tingkat yang terjaga 2,1%. Pencadangan NPL dan LAR pada tingkat yang memadai, masing-masing 193,9% dan 73,5%.

3 dari 4 halaman

Dana Pihak Ketiga BCA Tembus Rp 1.125 Triliun pada Kuartal III 2024

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau disebut BCA mencatat total Dana Pihak Ketiga (DPK) pada kuartal III 2024 mencapai Rp1.125 triliun atau naik 3,4 persen secara tahunan.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja menuturkan, dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82 persen dari total DPK, tumbuh 5,2 persen mencapai Rp915 triliun.

"Terjaganya pertumbuhan CASA selaras dengan peningkatan total frekuensi transaksi BCA sebesar 21 persen YoY mencapai 26 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2024," kata Jahja dalam konferensi pers Kinerja BCA Kuartal III-2024, Rabu (23/10/2024).

Jahja mencatat, frekuensi transaksi mobile banking dan internet banking mencapai 23 miliar, naik 24 persen YoY. Jumlah nasabah yang menggunakan BCA Mobile mencapai lebih dari 31 juta. Sementara itu, pengguna myBCA tumbuh 8 kali dalam 2 tahun terakhir menjadi lebih dari 6 juta.

"Optimalisasi myBCA terus berjalan secara konsisten melalui perluasan kerja sama serta penambahan berbagai fitur yang sesuai dengan kebutuhan nasabah," ujar dia.

 

4 dari 4 halaman

Fitur Baru BCA

Adapun salah satu fitur baru myBCA adalah ‘Proteksi’ yang memungkinkan nasabah membeli asuransi secara mudah dan praktis. BCA juga memperluas kerja sama penjualan e-SIM dari mitra perusahaan jasa telekomunikasi, dan membuka akses bagi nasabah untuk memperbarui profil risiko investasi melalui fitur ‘Welma’ di aplikasi tersebut.

Inovasi lainnya dari Bank Central Asia, yakni diluncurkannya fitur Multi Settlement untuk transaksi QRIS, yang memungkinkan merchant mencairkan dana dari transaksi QRIS statis dan dinamis hingga 4 kali sehari.

Fitur ini berlaku bagi seluruh merchant perseorangan dengan kriteria Usaha Mikro (UMi). Sementara, dari sisi pendapatan bunga bersih (net interest income/NII), BCA mencatat pertumbuhan sebesar 9,5 persen YoY mencapai Rp61,1 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2024.

"Pendapatan selain bunga naik 13,5 persen YoY menjadi Rp19,0 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 7,0 persen YoY. Total pendapatan operasional mencapai Rp80,1 triliun, naik 10,4 persen YoY," pungkasnya.

Video Terkini