Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) sebesar USD 90 miliar atau Rp 1.430 triliun (estimasi kurs Rp 15.898 per USD) di 2024. Angka ini naik 13% dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal ini diungkap dalam laporan e-Conomy SEA 2024 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company. Pencapaian ini akan menjadikan Indonesia sebagai pasar digital terbesar di Asia Tenggara.
Baca Juga
Untuk diketahui, Gross Merchandise Value (GMV) adalah pengukuran nilai terhadap transaksi atau produk yang dijual lewat situs customer to customer dalam rentang waktu tertentu secara spesifik. Atau disederhanakan dengan sebutan yang digunakan untuk mengukur total transaksi dalam ekonomi digital.
Advertisement
Sektor e-commerce tetap menjadi kontributor utama dengan GMV sebesar USD 65 miliar. Inovasi seperti fitur video commerce dapat semakin memperkuat sektor ini.
“Komunitas kreator video yang berkembang pesat di Indonesia menandakan potensi besar yang dimiliki negara ini,” ujar Country Director, Google Indonesia, Veronica Utami dikutip Kamis (14/11/2024).
Selain e-commerce, sektor layanan keuangan digital (DFS) dan perjalanan online juga menunjukkan pertumbuhan signifikan. Layanan keuangan digital mencatat peningkatan 19% dengan Gross Transaction Value (GTV) sebesar USD 404 miliar. Peningkatan ini dapat menjadikan Indonesia sebagai pasar terbesar untuk pembayaran digital di Asia Tenggara.
Sementara itu, sektor perjalanan online diprediksi tumbuh 24% hingga mencapai GMV USD 9 miliar, didorong oleh meningkatnya permintaan perjalanan internasional.
Partner di Bain & Company, Aadarsh Baijal menyatakan bahwa Indonesia memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital di kawasan ini. Meski para investor global menghadapi tantangan, mereka tetap optimis dengan prospek jangka panjang ekonomi digital Indonesia.
“para investor yakin akan potensi jangka panjang ekonomi digital Indonesia karena faktor-faktor fundamental yang kuat, seperti tren demografis yang menguntungkan.” Ujar, Direktur Asia Tenggara Temasek, Cassie Wu.
Laporan e-Conomy SEA 2024 ini menyoroti pertumbuhan di berbagai sektor digital yang terus berkembang di Indonesia, serta pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan industri untuk mendorong ekonomi digital yang aman dan inklusif.
Menko Airlangga Sebut Pentingnya Pendalaman Ekonomi Digital untuk Indonesia
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pentingnya pendalaman terkait ekonomi digital, beberapa di antaranya termasuk semikonduktor dan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Airlangga mengatakan, ini menjadi penting karena Indonesia juga menjadi rumah untuk pengembangan startup dengan jumlah lebih dari 2.600 startup. Airlangga menuturkan Indonesia punya 15 perusahaan yang nilainya sekitar hampir USD 10 miliar di atas USD 1 miliar dan 2 di atas USD 10 miliar.
Pendalaman ini penting karena diperkirakan nilai ekonomi digital Indonesia akan meningkat menjadi USD 300 miliar pada 2030 dan ini akan meningkat double apabila negara ASEAN menerapkan Digital Economic Framework Agreement Digital Economic.
"Ini adalah kerja sama digital pertama tingkat regional secara global jadi belum ada negara lain yang mengambil inisiatif tersebut. Nah oleh karena itu untuk melakukan pendalaman ini menjadi penting," kata Airlangga dalam Press Conference Pak Menko Airlangga Hartarto di Kampus UID Kura Kura Bali, Minggu (29/9/2024).
Advertisement
Industri 4.0
Airlangga menambahkan, Pemerintah sudah meluncurkan industri 4.0 pada 2018 dan nilai ekonomi digital per hari ini sekitar USD 82 miliar.
Airlangga menuturkan Pemerintah akan mendorong industri semikonduktor di Batam. Hal ini karena semikonduktor membutuhkan market dan juga free flow dari bahan bakunya.
"Kemudian di sana juga akan dibangun ekosistem untuk industri berbasis silika jadi ke depannya Batam jadi penting kemudian berikut tentu KEK di Batam, KEK di Kendal, dan KEK di Jawa Timur karena KEK untuk semikonduktor ini butuh SDM sedangkan untuk produksi hardnya itu butuh air, butuh energi,” ujar dia.