Liputan6.com, Jakarta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menargetkan pembangunan 150.000 unit rumah rendah emisi hingga tahun 2029 sebagai bagian dari komitmennya mendukung keberlanjutan lingkungan dan perumahan hijau di Indonesia.
Inisiatif ini menjadi langkah konkret BTN dalam memitigasi dampak perubahan iklim sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat akan hunian yang ramah lingkungan.
Baca Juga
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menyatakan bahwa program rumah rendah emisi ini adalah wujud tanggung jawab sosial BTN sekaligus upaya untuk menjadi pelopor dalam pembiayaan perumahan berkelanjutan di sektor perbankan.
Advertisement
Kolaborasi
Program ini melibatkan kolaborasi antara BTN dengan produsen bahan bangunan ramah lingkungan, pengembang perumahan, dan konsumen untuk memastikan penggunaan material yang mendukung ekonomi sirkular dan meminimalisasi emisi karbon.
Rumah rendah emisi yang ditawarkan BTN tidak hanya akan memenuhi standar hunian modern yang nyaman tetapi juga mengedepankan praktik ramah lingkungan dalam seluruh proses pembangunannya.
“Kami berkomitmen untuk mendukung ekosistem hunian hijau melalui pembiayaan perumahan rendah emisi. Target 150.000 unit pada 2029 diharapkan dapat menjadi tonggak keberlanjutan BTN dan menjadi inspirasi dalam transformasi industri perumahan,” ungkap Nixon di Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Kurangi Emisi Karbon
BTN berharap program ini dapat mendukung pencapaian target nasional dalam mengurangi emisi karbon, sejalan dengan program pemerintah dalam mitigasi perubahan iklim dan pengurangan jejak karbon di sektor perumahan.
Dengan fokus pada keberlanjutan, BTN juga berencana melibatkan berbagai pihak dalam rantai pasok, termasuk pengembang dan pemilik rumah, agar penerapan prinsip hijau dapat berlangsung jangka panjang.
Program rumah rendah emisi ini menjadi salah satu dari berbagai langkah strategis yang tertuang dalam ESG Roadmap 2023-2028 BTN untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
Dengan pencapaian target ini, BTN berharap dapat berkontribusi pada terciptanya lingkungan hidup yang lebih sehat sekaligus mengurangi ketergantungan sektor perumahan pada material dan metode yang tidak ramah lingkungan.
Advertisement