Liputan6.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto ingin pengembangan biosolar dilanjutkan hingga B50 pada 2026. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan cara ini sebagai upaya menurunkan impor.
Bahlil mengatakan, solar dengan campuran 50 persen minyak kelapa sawit atau biosolar B50 itu ditarget pada 2026. Dia menyakini, jika target itu tercapai, Indonesia tak perlu lagi impor solar.
Baca Juga
"Menyangkut dengan pengembangan biofuel. Pak Presiden Prabowo memerintahkan kepada kami agar menghitung konversi dari sekarang B40 yang ke depan untuk kemudian di 2026 menjadi B50," ucap Bahlil dalam Rapat Kerja dengan Komisi XII DPR RI, dikutip Kamis (14/11/2024).
Advertisement
"Nah, kalau kita sudah sampai di B50 maka kita tidak perlu impor solar," imbuhnya.
Dia menerangkan, dengan kondisi saat ini B40 dan produksi dari PT Pertamina (Persero) belum maksimal, maka masih perlu ada impor.Â
"Jadi sekarang kalau B40 selama produksi Pertamina-nya belum maksimal kita masih impor. Tapi kalau B50 kita tidak lagi melakukan impor solar. 2026 kami diberikan target harus bisa menyusun sampai dengan B50," terangnya.
Dia juga menyebut, salah satu perhatian Prabowo juga pada pengembangan bioavtur sebagai bahan bakar pesawat terbang.
Ancaman Bahlil ke Kontraktor
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk segera menyusul rencana pengembangan di wilayah kerja (WK) minyak bumi. Tujuannya, meningkatkan produksi minyak bumi di Indonesia.
Dia mencatat, lifting minyak bumi RI hanya berkisar 600.000 barel per hari (bopd), sementara kebutuhannya mencapai 1,6 juta bopd. Maka sisanya dipenuhi lewat impor.Â
Â
Â
301 Wilayah Sudah Dieksplorasi
Bahlil mencatat saat ini ada 301 wilayah yang sudah dieksplorasi tetapi belum memiliki plan of development (PoD).
"Kami kemarin sudah melakukan konsolidasi sampai dengan tadi dengan KKKS, kami menyampaikan kami mohon dukungan Bapak-Bapak semua, Bapak-Ibu. Dari 301 wilayah yang sudah dilakukan eksplorasi tapi belum PoD, kita akan memaksa untuk PoD," tegas Bahlil dalam Rapat Kerja dengan Komisi XII DPR RI, di Jakarta, Rabu (13/11/2024).
Jika perintah itu tak kunjung dituruti, Bahlil akan meninjau wilayah kerja tersebut. Jika sampai tenggat waktu tertentu belum juga digarap, wilayah kerjanya bisa ditawarkan ke investor lain.
"Kalau sampai dengan waktu yang ditentukan, mereka juga masih banyak alasan, maka tidak menutup kemungkinan untuk kita melakukan tinjau. Dan, bisa-bisa kalau memang mereka tidak punya keseriusan, kita tawarkan kepada investor lain," jelasnya.
"Salah satu contoh, katakanlah yang ada di Maluku, (Blok) Masela, tapi sekarang sudah mulai proses tender. Itu kalau seandainya mereka lambat sudah ada investasi yang mau masuk mungkin bisa kita gandengkan dengan mereka," dia menambahkan.
Â
Advertisement
Manfaatkan Teknologi
Bahlil menyoroti penggunaan teknologi untuk meningkatkan lifting minyak. Dia merujuk pada keberhasilan produksi minyak bumi yang digarap ExxonMobil.
"Informasi bagus adalah untuk ExxonMobile yang tadinya cuma diperkirakan kurang lebih sekitar 100.000 barrel per day. Kemudian kami masuk di bulan Agustus itu sudah mencapai 140.000 barrel per day. Hari ini dia sudah mencapai 163.000 barrel per day karena dia intervensi pakai teknologi dengan tata kelola yang baik," kata dia.
"Mungkin model ini salah satu alternatif yang akan kita pakai untuk mendorong KKKS lain dalam rangka mendorong untuk meningkatkan produktivitasnya," imbuh Bahlil.
Â
Â